Cemburu

414 75 2
                                    

Halo maaf aku baru bisa update hari ini 😁

Selamat membaca guys......





















"Gigi!"

Sonya berlari ke arah Giana sembari memeluk sahabatnya itu.

"Gimana penampilan aku?" tanya Sonya dengan penuh antusias

"Kamu keren banget!" sorak Giana sembari memamerkan kedua jempolnya di depan Sonya

Hari ini sepertinya menjadi salah satu hari paling membahagiakan bagi Sonya. Untuk pertama kalinya gadis itu ditunjuk menjadi salah satu pembawa acara di salah satu acara forum kampus.

"Kamu tau nggak? Dari tadi padahal aku deg-degan banget" ujar Sonya kembali

"Kamu keren kok. Pokoknya aku banggakan banget sama kamu" ucapnya sembari memeluk kembali sahabatnya itu.

"Kalo gitu, kamu tunggu aku bentar ya Gi. Abis ini aku mau traktir kamu makan sepuasnya"

Giana mengangguk, "Aku tungguin, jangan lama-lama" balasnya.












Kini Giana dan Sonya sudah berada di sebuah kedai yang biasa mereka datangi. Mereka bersyukur masih ada kursi yang bisa mereka tempati, mengingat tempat ini sangat ramai pembeli. Bahkan mereka berdua pernah mengantri selama hampir satu jam hanya untuk mendapatkan kursi. Dan menu favorit Giana di sini adalah ayam bakarnya. Belum lagi ditambah lalapan, nasi uduk hangat, sambal, dan teh tawar panas, mendengarnya saja membuat air liur Giana menetes.

"Eh, itu bukannya Naja?"

Giana menoleh ke arah yang Sonya tunjuk. Di sana terlihat Naja bersama dengan Maya baru saja keluar dari sebuah toko buku.

"Emang ya, kencannya orang pinter beda" ucap Sonya lagi

Giana mengangguk, "Mereka kelihatan cocok" ucapnya dengan sorot mata yang masih menatap mereka berdua

"Nggak juga, menurut aku mereka nggak cocok"

Giana menatap Sonya yang berada di depannya, seolah menunggu kalimat yang akan gadis itu katakan lagi.

"Itu hanya akan menjadi cinta tak berbalas" lanjut Ssnya

"Kenapa begitu?" tanya Giana sedikit tidak paham

Sonya menyedikan bahunya, "Cuma tebak aja si" ucapnya.














Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Giana Dan Sonya baru saja menyelesaikan makan malamnya.

"Beneran nggak mau dianter?" Tanya Sonya mencoba memastikan

"Beneran. Lagian kamu kan tahu tempat tinggal kita dari ujung ke ujung"

"Kalo nggak aku anter kamu ke halte deh"

Giana menggeleng kembali, "Nggak usah. Mendingan kamu cepat pulang deh. Nanti kalo tante kamu marah gimana?"

"Ya udah, kalo gitu aku balik ya Gi" pamit Sonya yang sudah siap dengan sepeda motornya

Giana tersenyum, "Hati-hati" ucapnya










Setelah memastikan Sonya menjauh dari pandangannya, Giana juga mulai berjalan menuju halte. Jaraknya memang cukup dekat. Sekitar sepuluh menit saja, dia sudah sampai. Anggaplah saja sebagai olahraga, apalagi dia baru saja memakan makanan berat.

Namun sepertinya nasib sial masih mengikuti Giana. Di depannya, Naja tengah berdiri seolah menunggu seseorang.

"Lama nggak ketemu Gi" sapanya pada Giana

Unrequited loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang