Hello I'm back 😊
makasih buat kalian yang setia nunggu cerita iniBagaimana rasanya mengetahui seseorang yang kita sukai menyimpan nomor ponsel kita? Bagi Giana, semakin dia memikirkannya malah membuatnya semakin penasaran. Seperti kata apa yang akan pertama kali dia kiriman padanya? Hanya semacam sapaan halo, ataupun justru sebuah panggilan yang dia dapatkan? Bagaimanapun semakin dipikirkan, semakin membuat jantungnya berdetak kencang.
Dan setelah satu minggu berlalu, ada satu kebiasaan Giana yang sampai membuat Sonya saja berpikir sahabatnya seperti orang gila. Bagaimana tidak? Setiap ponselnya berbunyi, Giana akan bergegas melihatnya. Bahkan kemarin saat dia tengah di kosan bersama Sonya, Giana berlari menuju kamarnya hanya karena mendengar ponselnya berbunyi. Padahal saat itu dia tengah makan bersama Sonya di ruang tamu. Namun bagaimanapun dia menunggu, bahkan sampai sekarang tidak ada satu pun pesan yang dia terima dari Naja. Dan sepertinya saat ini Giana mulai sadar dengan apa yang pernah ibunya katakan. Jangan pernah berharap pada manusia. Sepertinya Giana harus mencatatnya dengan baik di kepalanya.
"Gi, kamu lagi deket sama seseorang?" tanya Sonya pada Giana
"Tiba-tiba?" heran Giana mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Sonya
"Lagian aku lihat seminggu ini kamu sering ngecekin hp, nggak kayak biasanya" ungkap Sonya
"Nggak ada Sonya" jelas Giana
"Beneran?" tanya Sonya berusaha memastikan
Giana mengangguk dengan mantap.
"Terus ngapain ngecek hp terus?"
"Kali aja ada chat penting"
"Kayak punya pacar aja!" ejek Sonya kemudian
"Ngaca!" balas Giana
"Mau pulang sekarang?" tanya Sonya ketika melihat Giana sudah merapikan barang bawaannya
"Kak Diga ngajak rapat" jawab Giana
"Ada masalah?" tanya Sonya yang dibalas gelengan oleh Giana
"Maaf kak, aku terlambat" ucap Giana saat melihat sudah banyak orang yang datang. Dengan cepat gadis itu duduk di kursi yang masih kosong.
"Jadi udah kumpul semua?" ucap Diga membuka pertemuan
"Jadi, saya mengumpulkan kalian di sini karena ada satu hal yang akan saya sampaikan pada kalian" terangnya
Giana menghela napasnya, setelah memakan waktu hampir satu setengah jam, akhirnya rapat selesai. Namun berbeda dengan banyak anggota yang sudah pergi, Giana kini tengah sibuk di depan layar laptop miliknya bersama dengan Donna, beberapa senior mereka dan tak lupa kak Diga yang masih setia di tempat duduknya. Secara singkatnya, rapat tadi membahas tentang persiapan ulang tahun kampus yang akan diadakan satu bulan lagi. Dan pihak kampus meminta mereka untuk mengganti lukisan mural yang berada di setiap depan gedung tiap fakultas di kampus. Dan sialnya, Giana dan kak Yesha bertugas untuk mencari partisipan mengingat kurangnya jumlah anggota saat ini.
"Jadi, nanti kita buat pengumuman selebaran terus aku bisa minta temen aku dari penyiaran buat bantu kita umumin ini" ucap Giana
Yisha mengangguk, "Boleh juga, kalau bisa besok udah selesai. Gimanapun, semakin cepat semakin baik Gi" ucapnya yang kemudian tersenyum ke arah Giana
"Aku yang bakalan urus masalah pendaftarannya" tambahnya lagi
Giana mengangguk, dan kembali fokus dengan laptopnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited love
Dla nastolatkówPerjalanan cinta Giana dengan seseorang yang tak mengenalnya