Covid-19

8 1 0
                                    

Seorang perempuan berusia sekitar 20 tahun sedang duduk di pinggir pantai. Iris coklat terangku memandang lurus hamparan air laut. Jilbap hitam syar'i yang ku kenaka berterbanga tertiup angin. Duduk sambil melipat kaki dan menaruh dagu di atas lutut.

Saat ini aku sedang berlibur bersama keluarga. Aku sengaja mencari tempat yang agak jauh dari keluarga untuk menikmati keheningan. Aku tipikal perempuan yang tidak suka dengan keributan dan menyukai keheningan itulah diriku. Saat ini tempat-tempat wisata sudah mulai dibuka kembali setelah di tutup karena wabah. Semua orang sudah mulai menikmati kebebasan mereka kembali setelah di kurung berbulan-bulan atau sudah bisa dihutung tahun?

Saat ini mereka sedang tertawa bahagia tapi, apa kalian tau isi hati mereka?
Mereka memang sedang tersenyum tapi apa kalaian tau?
Dihati terdalam mereka sedang menyimpan luka yang berusaha mereka obati. Wabah atau yang di kenal Covid-19 itulah yang di kenal dari tahun 2019 kemarin.
Kalau aku tak salah ingat.
Mungkin telah banyak merengut orang-orang yang kita sayangi.

Aku mulai mengenal nama Covid-19 mulai dari kelas 11 semester 2. Sejak saat itu masa-masa kegembiraan kami sebagai pelajar mulai di rengut. Kami menjalankan masa sekolah kami dengan hambar. Masa di mana semua anak sekolah mengatakan masa yang paling berkesan justru buat kami menjadi masa yang paling membosankan.

Terkurung di rumah dan hanya saling menyapa melalui online membuat kekompakan kami semakin berkurang. Pembelajaran serasa sangat membosankan. Untuk yang memiliki jaringan bagus mungkin bisa mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Lalu bagaimana dengan orang yang memiliki jaringan jelek?
Ha! Itu sangat merepotkan karena aku sendiri mengalaminya. Tempat tinggal yang berada di luar ibu kota membuatku kesulitan mencari jaringan, haru keliling rumah hingga manjat-manjat agar bisa mendapa jaringan 4G.

Sungguh jika setiap harinya begitu apa kalian tidak lelah?
Belum lagi jika diberika tugas dan harus di kumpulkan hari itu juga ke rumah guru. Ya ampun, rasanya aku ingin menangis saja! Dimana aku yang tak bisa mengendarain sepeda motor terpaksa menunggu angkotan umum untuk ke kota. Itu lah masa-masa sekolah tersulit untukku hingga kini.

Masa-masa kelas 12 kami berlalu begitu saja tanpa kenangan. Bahkan rencana yang kami susun jauh-jauh hari sirna begitu saja. Covid-19 adalah mimpi buruk buat kami. Fadahal kami sudah berharap dan berdoa agar Covid-19 tidak sampai ke daerah kami tapi, semua tetap aja terjadi.

Luka dan air mata di rasaka oleh penjuru negeri ini. Rasa saki akan kehilangan menghantui kita setiap hari. Amukan dan amarah terjadi di beberapa tempat saat tak bisa menghantar orang terkasi ke tempat peristirahatan terkhir mereka. Para tenaga medis yang kelelahan bahkan bisa saja menjadi korba dari keganasan Covid membuat rasa kahwatir tersendiri bagi keluarga mereka.

Berita di tv terus menyiarkan ribuan orang terengut nyawa tiap harinya. Jalanan yang biasa ramai kini sepih tak berpenghuni. Beberapa keluarga harus kelaparan karena tak bisa mencati rezeki. Mesjid yang biasanya ramai kini... sepi!
Bukan hanya mesjid tetapi tempat ibadah yang lain pun bernasib sama.

Beberapa rakyat mulai bersuara karena tak bisa mencari rezeki! Kami hanya rakya yang membutuhkan makan! Tapi kini... sumber kami mencari uang pun di tutup. Para pedagang-pedagang yang mengunakan gerobak tak di perbolehkan berjualan, para pedagang kaki lima pun sama. Lantas mereka ingin memberi makan anak istri mereka apa?

Hidup yang awalnya makmur menjadi hancur, covid merusak semuanya. Wabah yang menjadi mimpi buru bagi negeri ini!
Entah berapa tahun kami merasakan kesengsaraan ini. Dari 2019 hingga 2022 covid masih saja menghantui. Hingga menjelang akhir 2022 berita covid mulai terkubur dengan masalah baru.

Tapi, rasa sakit di kala covid takan bisa di lupakan begitu saja. Karena kala itu adalah masa terburuk untukku. Aku tak tau dengan yang lain.

Saat ini di tahun 2023 covid akhirnya berlalu juga. Semua orang kini bisa menikmati kebebasan mereka. Keluarga yang pergi meninggalkan mereka dikala covid bisa mereka kunjungi makamnya.

Kini selamat datang tahun 2023 semoga di tahun ini keadaan lebih baik dari tahun biasanya. Walaupun aku tau saat ini alam tak baik-baik saja.

____________________________________

"Jangan menyalahkan keadaan tapi belajarlah dari keadaan"

~Bintang_Fajar5

KENANGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang