Chapter 10.) Hilang.

193 9 0
                                    

      Soviet's POV.

      Saat aku merasa diriku sudah benar benar dingin, aku melihat seseorang datang dengan jubah hitam berkabung. Dia mendekatiku dan membersihkan ku  dari tumpukan salju yang hampir saja menimbun diriku. Dia memegang pipiku. Aku merasa tangannya begitu hangat dan halus. Aku sangat mengenal tangan ini.
      Perlahan aku membuka mataku sedikit untuk melihat sosok yang duduk di hadapanku. Aku terkejut. Sangat terkejut. Gadis yang sangat kukenal. Gadis yang pernah ku sakiti dahulu. Gadis yang pernah meluluhkan hati para country lelaki. Gadis idamanku. Nazy. Aku tidak salah lihat. Itu Nazy. Nazy! 
      Dia melepaskan jubahnya dan memberikan kain lebar itu kepadaku untuk menghangatkan tubuhku. Dia menutupi kepalaku supaya aku tidak melihat dirinya. Tapi, dia menyingkap topi jubahnya dan menatap wajahku. Aku memejamkan kembali mata ku supaya dia tidak sadar aku siuman. Tanpa kusadari, dia mengecup kedua pipiku dan menutup kembali topi jubah itu.
      Aku merasa ada sesuatu yang melilit dileher ku. Ya. Sebuah syal rajut kalau tidak salah. Aku mencium wangi khas mawar dari syal itu. Ini adalah wangi milik Nazy. Ia memakaikan syal itu dan bersandar di samping bahuku lalu tertidur.
      Setelah beberapa menit aku berdiam, aku gelisah. Aku pun bergerak perlahan supaya gadis itu tidak menyadari pergerakan ku. Aku memeluk Nazy. Mencoba mengalirkan rasa rindu yang begitu dalam dari dulu. Dua tahun tidak bersama adalah hal yang sangat berat. Berpisah tidak memberi kabar. Aku memeluk Nazy dan menenggelamkan kepalaku di pundak kirinya.
      Aku tidak tau Nazy sadar atau tidak. Yang penting sekarang aku mengalirkan rasa rindu ini sekarang dan aku takut kehilangannya lagi.

Aku merasa ada yang agak janggal. Saat aku memeluk Nazy,aku merasa ada tangan yang mengelus punggungku lembut.

   " Sudahlah sudahlah. Kau merindukanku bukan? Aku datang mengunjungimu. " gadis itu membalas pelukanku.

      Tanpa perintah darinya, aku langsung mengeratkan pelukan kepadanya. Aku merasa seharusnya sekarang terjadi badai salju. Aku membuka mataku sedikit. Memang badai salju sedang terjadi begitu lebat. Tapi aku melihat sebuah pelindung berwarna hitam. Aku memfokuskan lensaku dan melihat . . .

  
      Ini adalah sayapnya Nazy. Dia menggunakan sayapnya untuk melindungi ku dari badai salju. Dia mengorbankan dirinya demi diriku. Sayapnya membentang mengelilingi aku dan Nazy hingga melindungi kami berdua dari badai salju. Aku mencoba meraba bulu hitam sayap Nazy. Sangat dingin. Jika saja Nazy tidak datang menemui ku disini, mungkin aku sudah mati tertimbun salju.
      Nazy sekarang tertidur pulas di pelukanku. Walaupun kedua sayapnya masih terbentang melindungi kami berdua. Aku menatap wajah cantiknya. Begitu cantik dan imut. Ingin sekali aku mencubit pipinya.
      Perlahan lahan aku menangis terisak pelan. Aku tidak menyadari bahwa aku akan meneteskan air mata dihadapannya. Dia masih tertidur pulas seperti biasanya. Aku mendekatkan wajahku dan mencium pipinya, lalu aku memejamkan mataku dan menangis dihadapan Nazy yang sedang tertidur pulas.
      Sambil memeluk gadis itu, aku mengeluarkan segala perasaan bersalahku kepadanya. Semuanya tanpa terkecuali. Hingga akhirnya aku berhenti berkata karena aku kelelahan dan tertidur pulas. Aku bermimpi di alam sana.










   " Nazy. Aku mohon tinggallah disini bersamaku dan jangan pernah lagi kau meninggalkanku sendiri seperti dulu. Aku kesepian tanpamu. Aku tidak bisa kehilangan dirimu. Mohon maafkan aku, Nazy. Aku berjanji akan membahagiakan dirimu. Tapi tolong jangan pergi dariku. "

....................

      Aku mulai membuka mataku dan sesekali mengucek dan mengedipkan
nya beberapa kali. Badai salju sudah berhenti sekarang. Aku berdiri dan membenarkan posisi diriku. Hari sudah menjelang malam. Berapa lama aku tertidur?
      Oh ya aku baru saja menyadari satu hal. Nazy tidak ada bersamaku. Owh tidak!!! Sekarang apa yang akan kulakukan?! Aku kehilangan gadis itu lagi.
 

The Warm Snow ( Third Reich female X Uni Soviet )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang