"Tahanan yang diambil dan dibeli dari sini akan memiliki status terendah yang disebut budak untuk hidup di kota ini." Gadis itu telah selesai dengan kesibukannya, kini berdiri didekatnya membawa benda seperti jarum yang mengeluarkan uap panas dan panjangnya seukuran telapak tangan. "Sebelum benar benar diserahkan, pemberian tanda budak wajib dilakukan agar orang-orang bisa melihat dan tidak memiliki hak untuk mengatur budak tersebut selain tuannya. Jadi, kau ingin dimana tanda budak ini diukir?"
"Apa itu artinya aku terbebas dari hukuman dan tidak akan tinggal disini lagi?" Liona mendongak seperti hendak menangkap bintang jatuh yang menawarkan sebuah keberuntungan untuknya.
"Maaf jika kata-kataku menyinggungmu, tapi sebenarnya tidak seperti itu karena hak atas hidupmu akan menjadi milik tuanmu."
Jawaban tersebut sebenarnya memang kurang memuaskan untuk diterima namun Liona justru merasa itu adalah hal yang sangat baik bagai harta karun yang ditemukan di dasar kedalaman laut. Dirinya tidak akan menerima hukuman pancung dan tidak akan berada ditempat yang seperti neraka ini lagi, meskipun nanti hidupnya akan menjadi seperti boneka yang diatur, bukankah itu lebih baik? mungkin suatu saat dirinya akan menemukan kesempatan untuk kembali ke tempatnya yang seharusnya.
"Satu hal lagi, siapapun yang telah menginjakkan kaki di kota ini maka dia tidak dapat pulang setelahnya." Gadis itu seolah telah mengetahui niatnya terlebih dahulu dan perkataannya membuat wajah Liona diliputi keterkejutan yang luar biasa. "Kecuali jika dia berhasil mendapatkan pelat perizinan dari petinggi di kota ini."
Liona merasa semua kata katanya tertelan kembali dan tidak tahu harus memberikan wajah seperti apa. Ia ingin menangis namun tidak ada air mata yang keluar.
Pelat perizinan?
Bagaimana dirinya yang kini berstatus budak akan mendapatkan hal tersebut?
Liona menghela nafas dan memasang wajah murung. Berpikir, apa dirinya sungguh harus berpisah dengan semua hal-hal yang menjadi tempat asalnya dan tinggal disini selamanya? ia benar-benar tidak akan bertemu lagi dengan nenek dan Leon?
"Hal ini pasti sangat memberatkanmu, aku minta maaf tidak dapat banyak membantumu."
"Tidak perlu seperti itu. Ini seharusnya memang menjadi urusanku sendiri, aku seharusnya bisa membalas kebaikanmu beberapa hari yang lalu." Liona mencoba lapang dada menerima kenyataan, ia telah sangat lelah menerima nasib buruknya beberapa hari ini dan sungguh tidak ingin menimbulkan masalah lagi. Matanya melirik benda yang masih berada ditangan gadis tersebut. "Apa itu semacam pembuatan tatto?"
"Hampir seperti itu."
Liona meneguk ludahnya sendiri dan kepalanya seketika dipenuhi bayangan kesakitan ketika mengukir tatto pada kulit tubuh seperti yang pernah didengarnya.
"Di mana kau ingin diukir?" Gadis itu bertanya lagi.
Liona diam untuk berpikir sejenak, setelah mendapat pilihan yang terasa tepat, ia mengulurkan tangan kirinya, menyingkap lengan kameja tahanan yang dikenakan lalu menunjuk bagian lengan atas. "Ukir saja disini."
Gadis tersebut mengangguk. Liona mengira yang akan dideritanya kali ini adalah rasa panas yang menyengat setelah melihat bagaimana cairan hitam yang dilelehkan disebuah mangkuk dan gelembung-gelembung yang meletus dipermukaannya, namun ketika alat seperti jarum besar itu menyentuh kulitnya, justru sesansi yang sangat dingin menyengatnya dan membuatnya sesekali bergidik geli. Seperti es batu yang ditumpuk di atas tubuh. Tidak ada yang berbicara selama pengukiran tanda budak tersebut, Liona mengamati bagaimana tangan gadis itu dengan sangat hati-hati menggambar diatas kulitnya seolah sedang menggambar di atas kertas.
Dupa beraroma lavender dalam ruangan telah habis terbakar, waktu tiga jam telah berlalu. Pengukiran tanda budak juga telah selesai dan kering, Liona melihat dengan lamat-lamat kemudian menyadari bentuk gambar tersebut adalah sekuntum bunga lotus, sebenarnya dirinya tidak menyukai hal-hal yang akan mengotori kulitnya secara permanen seperti namun gambar bunga lotus berwarna hitam itu terlihat sangat indah meskipun hanya digambar sekuntum tanpa desain yang berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CENDRAMAWA
FantasyDunia ini luas latarnya, banyak sukmanya. Yang tidak diinginkan bisa saja terjadi dan yang diinginkan bisa saja tidak terjadi. Selamat datang untuk mengetahui apa yang belum kamu ketahui. - Published on March'23 - Karangan ini hanya hasil tumpahan...