Chapter 61

641 44 6
                                    

Ada hari-hari yang terasa sangat panjang. Rasanya begitu saat aku lelah secara fisik, tapi juga saat aku punya banyak pikiran. Kegelapan malam terasa tak berujung saat kau bertanya-tanya apakah hari akan berakhir. Mengisi waktu yang terentang panjang adalah masalah yang rumit.

Besok adalah hari kami bertemu Pimpinan Kim, tapi apakah si orgil bakal datang? Apakah pria itu tahu pergerakan Pimpinan Kim? Dan kalau tidak, apa yang akan dia pikirkan? Hanya ada satu akhir untuk pertanyaan itu. Biasakah dia menang? Di sisi lain tanda tanya yang tak berujung itu, rasa jengkel yang entah berasal dari mana muncul di benakku.

Mulut si road manager tertutup rapat setelahnya, tapi jelas sekali si orgil mempekerjakannya. Mungkin untuk melindungiku. Seharusnya aku marah atas fakta ini, tapi kebingungan melebihi rasa marah. Tentu saja, seharusnya aku marah karena itu menyakiti harga diriku, tapi fakta bahwa dia melakukan sesuatu untukku membuat hatiku tergerak sedikit. Inilah yang menyebalkan. Kesal karena ketidakmampuanku bereaksi normal.

"Permisi."

Hansoo, yang telah mengejarku sampai halte setelah berpisah dengan si road manager, berbicara ragu-ragu. Pasti ada banyak hal yang ingin dia ketahui, tapi aku menoleh karena kupikir dia sudah berhasil menahannya, tapi dia bertanya seolah sudah menunggu.

"Siapa Jay?"

"..."

"Dan dia kenal Paman Road dan Taemin?"

"Tidak."

Setelah menjawab pertanyaan kedua dengan mudah, Hansoo menelan ludah seolah frustrasi.

"Tapi kalian berdua tahu orang bernama Jay. Bagaimana kau mengenalnya?"

"..."

Saat aku menghindari pertanyaannya, dia mengerucutkan bibir dan bergumam kecewa.

"Kau cuma merundungku."

Saat aku masih tidak merespons, dia pura-pura lebih depresi.

"Aku kenal kau lebih lama, Taemin, dan kau cuma membenciku."

"..."

"Manajer bilang kita itu seperti saudara. Saudara macam apa ini..."

"Hei, aku akan memberitahumu, jadi hentikan."

Pada akhirnya, ketika aku berbicara dengan nada rendah, Hansoo segera mengangkat kepala dan matanya berbinar seolah dia tidak pernah melakukannya.

"Siapa Jay?"

"Orgil."

"Ah, or... huh!"

***

Sepertinya aku nyaris begadang semalaman dengan mata terbuka. Aku tahu hari sudah pagi karena pesan dari si pria tampan pagi-pagi sekali.

― Hyungseok membawa mangsa lain. Waktu Song Yoohan muncul sebelum pestanya dimulai, ekspresinya lucu. Kurasa dia menganggapnya sebagai kesempatan menghisap penis Pimpinan Kim saat dia tidak disana. Kurasa Song Yoohan juga sedikit menyadari niat Hyungseok. Pasti mood Pimpinan Kim kemarin bagus. Pestanya selesai beberapa waktu lalu. Beritahu aku. Pastinya sepadan bagiku melihat hal menjijikkan ini? Bisakah kau menjatuhkan semua bajingan ini?

Kombinasi huruf ini tampaknya berbau air mata. Aku mengirim pesan pendek.

— Tentu.

Aku menutup ponsel dan membuka buku yang kupegang sedari tadi. Sekarang yang harus kulakukan adalah menunggu. Supaya Myungshin memelintir dirinya lebih banyak, dan supaya aku menemukan momen yang tepat untuk memanfaatkannya. Dan supaya si orgil muncul hari ini. Di buku, karakter utamanya menemukan petunjuk terakhir dalam lirik lagu. Tapi dia punya keraguannya sendiri. Mungkinkah lagu ini adalah jebakan yang lain?

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang