Kotak Bingkisan

17 1 0
                                    

Sesampainya dirumah Mbak Hida langsung berpamitan kepada Athiyyah.

"Mbak Hid makasih sudah nganterin aku, yuk masuk dulu mbak."

"Sama-sama Athiya, mbak mau pamit dulu soalnya mau ada acara dirumah jadi tidak bisa mampir. Maaf yah Athiyyah besok kalau kesini lagi mampir, titip salam ke umik  mbak gak bisa mampir."

"Baik mbak nanti aku salamin. Mbak Hida hati-hati pulangnya kalau sampai kabarin yah mbak."

"Iya Athiya. Mbak pamit duluan assalamualaikum."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

TOK TOK TOK (mengetuk pintu dan umik membukakan pintunya)

"Assalamualaikum" (Athiyyah pun langsung masuk ke kamar dan menghiraukan sambutan umiknya)

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh"

"Athiyyah mau ke kamar langsung mik" (Dengan wajah di tekuk)

"Tidak makan dulu sayang, umik sudah masakin makanan kesukaanmu" (sambil memindahkan dan merapikan makanan di meja makan)

"Nanti saja mik, athiyyah mau ke kamar dulu"

"Yakin nih umik makan sendiri loh yah, kebetulan baru masak nih sayang." (berusaha membujuk anak gadisnya yang sedari pulang kuliah muka ditekuk)

"Iya mik, Athiyyah makan nanti saja tapi jangan dihabiskan sisahkan buat Athiyyah." (langsung ke kamarnya)

Di dalam kamar Athiyyah melamun memandangi bingkisan dari Ustadz Ahmad dan ia tak berani membukanya. Lamunan itu terbuyarkan oleh bunyi Adzan sholat ashar yang berada dikamar Athiyyah yang otomatis bunyi saat waktu sholat 5 waktu tiba (seperti alarm yang disetel otomatis, biasanya juga alarm itu bunyi dengan lagu-lagu atau bunyi-bunyi alarm pada umumnya. Namun beda dengan alarm ini dengan bunyi langsung adzan seperti bunyi adzan maghrib yang ada di masjid-masjid besar) , Athiyyah yang mendengar itu langsung bergegas ganti baju dan mengambil wudhu untuk menunaikan sholat ashar.

Sehabis sholat dia curahkan semua isi hati nya, semua kekecewaan, Athiyyah pasrahkan semua kepada Allah. Semua kejadian yang di alami nya sudah di garis takdir Allah.. (Tidak henti-hentinya dia mencurahkan semua kepada Allah di iringi dengan tetesan air mata nya yang terus mengalir)

***
(Ya Allah sungguh sakit mendengar kabar dia akan menikahi wanita lain. Aku terlalu mencintai ciptaan Mu, terimakasih telah menegur diri ini dengan rasa sakit yang sebelumnya tidak pernah aku rasakan, Ya Allah engkau yang maha membolak-balikan hati,dia memang berjanji menikahi ku setelah aku lulus kuliah tapi takdir Mu berkata lain, mungkin Engkau telah mempersiapkan laki-laki pengganti yang tepat buat diri ini, tapi ini semua terasa sakit Ya Allah aku ikhlas aku ikhlas Ya Allah)

***
Tok tok tok

"Nduk, assalamualaikum" (suara umik di balik pintu kamar nya)

"Waalaikumsalam mik"

"Umik boleh masuk?"

"Tunggu sebentar mik"(seraya menghapus air mata nya)

"Ini umik bawain makanan kesukaan mu. Dimakan ya sayang!" (Menyodorkan makanan ke putri tersayang nya)

"Taruh situ dulu mik nanti athiyyah makan" (sambil menujuk ke meja belajar)

"Yaudah ini umik taruh sini, di makan tapi yah"

"Iya umik, terimakasih umik"

Ia ambil lagi kotak bingkisan dari ustadz ahmad, ia beranikan membuka bingkisan tersebut. Seketika dia terharu dan air mata sudah tidak bisa terbendung apa yang selama ini ia cari bahkan barang ini simbol dari mereka berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUAMIKU USTADZ TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang