BAB 12: Gadis Malaikat Tak Bersayap

243 16 0
                                    

"Ras Malaikat! Betapa indah, betapa menakjubkan, betapa hebat! Tak pernah ditemukan lagi ras suci seperti kalian sejak lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ras Malaikat! Betapa indah, betapa menakjubkan, betapa hebat! Tak pernah ditemukan lagi ras suci seperti kalian sejak lama. Meski begitu, dengan segala keberkatan dari yang maha memberkati, akhirnya aku diberi kesempatan untuk melihat kalian dalam hidup ini. Ah, betapa diberkati. Aku sungguh diberkati karena dapat melihat ras suci seperti Malaikat. Yah, meski kau tidak bersayap, sih."

Laki-laki kotor berambut gondrong menyampaikan hujat tak beraturan. Kepada Lalatina yang memakai wujud setengah Malaikat, dia yang mengenakan jubah hitam merasa bersyukur atas pemandangannya.

"Mau apakah kau sekarang? Bahkan meski kau dapat membunuh setiap bawahanku yang berbakti, kau yang tanpa sayap tidak akan bisa mengalahkanku. Kau yang terluka cedera tidak akan bisa menyentuhku. Juga, kau yang lemah lagi gundah tidak akan pernah bisa setara denganku."

Tidak pakai peringatan atau aba-aba, angin mendadak berembus kencang serta tajam. Menyerbu laki-laki penghujat sampai pasir berterbangan di sekitarnya. Namun, sesaat setelah pasir yang mengasapi laki-laki itu pudar, wujudnya masih sehat bugar tak terluka. Serangan Lalatina entah bagaimana selalu saja gagal melukai si penghujat.

"Akan aku beri penawaran bagus untukmu yang diberkati. Serahkan Darah Suci yang tengah kau lindungi, dan aku akan membiarkanmu hidup tanpa masalah lagi. Mana mungkin aku ingin membunuh gadis dari Ras Malaikat yang terakhir? Sana buat anak dan lestarikan Ras Malaikat." Laki-laki gondrong itu tampak mengajukan proposal, tetapi itu tak lebih berguna sebagai hiburan baginya.

Lalatina yang emosi murka membalasnya. "Pengikut Iblis sepertimu tidak layak memberi saran atas hidupku."

"Kau diberkati, dikasihi, diayomi, kau adalah satu dari sekian banyak gadis yang beruntung di dunia ini. Manakah yang lebih bijak? Menyerahkan gadis itu padaku dan kau bisa hidup tenang untuk melanjutkan garis keturunan, atau mati sia-sia karena melawanku dan Darah Suci tetap akan aku bawa."

"Nonaku adalah alasan kenapa aku hidup!"

Angin malam sekali lagi berembus tajam dan menyerbu laki-laki penghujat dari berbagai arah. Pasir gurun berterbangan, mengasapi sekeliling sehingga Rena menjadi buta untuk melihat pemandangan. Mendadak, tubuhnya serasa diangkat oleh seorang gadis dan dibopong lari mengarungi pasir.

"La-Lalatina?"

"Maafkan saya yang lalai ini. Andai saya lebih waspada, perjalanan ini pastinya tidak akan bermasalah," tutur Lalatina meminta maaf saat sedang membopong Renata untuk kabur.

"Ti-tidak, ini bukan salahmu. Jelas-jelas kalau mereka mengincarku. Maaf karena aku telah membawa masalah padamu."

"Seorang Tuan tidaklah pantas untuk meminta maaf kepada pelayannya. Saya akan berusaha keras untuk menyelamatkan Nona, setidaknya sampai Nona dapat kembali menuju wastu."

"Ja-jangan pak--"

"Mencoba lari, mencoba pergi, mencoba menepi, melakukan itu saat kesepakatan belum terbentuk sangatlah tidak sopan! Kau yang tidak beradab, tidak bermoral, tidak bermartabat! Bisa-bisanya kau menyebut dirimu sebagai seorang pelayan dengan semua kejelekan itu!" Suara si penghujat terdengar nyaring di tengah-tengah badai pasir, mengejar Renata serta Lalatina yang berusaha lari.

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang