9. Call

1.4K 129 26
                                    

Vote And Comment! ✧
(tidak menerima silent reader)

.
.
.

"Ah..aku di mana?..."

Scara membuka matanya, setelah 32 detik mencerna apa yang terjadi, ia pun sadar sedang berada di kamarnya, ia berusaha untuk duduk, namun saat bangkit dari rebahannya tulang nya serasa remuk, serasa patah dan hancur, ia meringis karena kesakitan, namun tetap memaksa untuk duduk

"A-ahk...sakit sekali, ughk..."

Scara diam, ia mengingat kejadian tadi pagi, ah iya...ia hampir di bunuh oleh ibunya sendiri, Scara hanya meremas sprei di tempat tidurnya, ia merasa kesal, marah, sedih, jijik bercampur menjadi satu. Scara melihat sekujur tubuhnya penuh dengan luka, memar, dan darah. Namun ada beberapa yang sudah di obati dan di perban, kejam dan keji seperti itu ternyata ibunya masih memiliki rasa kasihan sedikit, ya sedikit. Scara kembali tiduran, ia tidak bisa jalan, menggerakkan kaki saja sudah sangat amat sakit baginya, ia menoleh kesamping, dekat kasurnya ada meja kecil di sana ada handphone nya, kotak P3K, dan sebuah surat?. Scara mengambil surat itu, dan membuka nya, membaca isi surat tersebut.

"Scara, ibu akan pergi bekerja hari ini dan pulang malam, ibu rasa ibu akan pulang larut malam, atau bahkan tidak pulang, kantor sangat sibuk hari ini. Ibu sudah membeli bahan bahan untuk masak, kau bisa memasaknya sendiri, rawat lukamu jangan biarkan itu infeksi. Kunci rumah ibu bawa agar kau tidak kabur dari rumah, lagi."
Tertanda: Ei

Scara yang membaca itu geram, ia meremas kertas itu lalu merobek kertas itu dengan brutal, ia sangat marah dan emosi. ibunya bilang Scara adalah anak yang rusak karena sering keluar malam tidak pulang dan lain lain namun ibunya juga seperti itu, bahkan yang lebih parah ibunya sama sekali tidak merasa bersalah atas perlakuan nya kepada Scara tadi pagi, bahkan ibunya tidak meminta maaf kepada Scara. Sialan! Ibunya bahkan seperti tidak ikhlas mengobati Scara.

"Bangsat. Ibu brengsek!"

Scara membuang pecahan pecahan kertas yang telah menjadi kecil itu ke lantai, Scara pun duduk, ia berusaha berdiri, meskipun sakit ia tetap memaksakan kaki nya untuk berdiri, gemetar dan sakit yang luar biasa, itulah yang di rasakan Scara, sakit itu membuat kepalanya nyeri, namun ia berusaha tegar, ia ambil handuk di kamarnya dan keluar dari kamar untuk segera mandi.

Setelah selesai mandi, Scara mengobati seluruh luka di tubuhnya, luka yang paling sakit ada di pundak nya, bagian di mana ibunya mengiris pundaknya dengan pisau. Scara mengolesi nya dengan salep, sebelum mengoleskan Dengan salep Scara menuangkan alkohol ke kapas dan meletakkan nya di pundak nya, perih yang menjalar itu membuat tubuh Scara gemetar, sakit, sangat amat sakit ia hanya bisa menahan nya daripada infeksi nantinya. Setelah selesai mengobati lukanya ia mengambil baju di lemari sebelum mengambil baju di lemari ia melihat tubuhnya di kaca. Ah lihatlah betapa berantakan, dan hancur nya tubuh nya, luka di mana mana, goresan serta memar di wajah, perut, leher, tangan, dan kaki. Scara bahkan ingin muntah menatap tubuh nya. Haha ia yakin orang lain yang melihat tubuhnya juga akan bereaksi sama seperti nya.

Setelah selesai memakai baju ia duduk di kasurnya mengambil ponsel, ia membuka aplikasi chatting dan melihat riwayat telepon, ia melihat nama ibunya, Kaveh, Al haitham , Xiao, dan kak tighnari, ia terus meng-scrolling riwayat telepon nya itu hingga ia berhenti di satu nama, ya itu adalah Kazuha. Ia ingin menelpon Kazuha, ingin menceritakan semuanya pada Kazuha, namun ia menggelengkan kepalanya menepis angan angan itu, namun sungguh rasanya ingin menceritakan semuanya dengan Kazuha, pada akhirnya ia menelpon Kazuha. Dan panggilan itu terjawab.

"Hai Scara, ada apa? Tumben sekali menelpon ku"

"Ah halo Kazuha, tak ku
sangka kau cepat sekali
mengangkat telponnya"

Bar Date. [ Kazuscara ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang