Bantu aku koreksi typo..
Semoga suka bagian ini,
Enjoy the story..
_________________________
Grizelle sedang berbaring di brankar rumah sakit, kemarin malam ia sudah melakukan kemoterapi untuk yang pertama kalinya. Rasanya sungguh mendebarkan, untung saja kemoterapinya berjalan lancar.
Grizelle mengingat perkataan Mamanya kemarin, tentang Edzard. Apakah benar Edzard mengatakan itu?
Risa memang mengatakan semuanya, mengatakan apa yang dikatakan Edzard untuk Grizelle, tanpa ada yang di kurangi, atau di lebihkan.
Lusa Grizelle harus melakukan kemoterapi lagi, jadwalnya memang seperti itu, karena leukimia yang di derita Grizelle sudah cukup parah.
Sekarang pagi, tepat pukul tujuh. Tadi, Mamanya sempat izin pulang ke rumah sebentar, untuk mengganti pakaian, karena memang Risa tidak membawa baju ganti. Sedangkan Bagas, masih setia menunggu Grizelle. Kini, dia sedang tertidur di sofa yang berada di kamar rumah sakit yang Grizelle tempati.
***
Edzard sedang melamun di saat guru sedang menjelaskan. Edzard memikirkan cara, supaya ia bisa menjenguk Grizelle. Ia harus tahu kondisi Grizelle saat ini.
Jika ia mendapat dukungan dari Tante Risa, ia bisa memanfaatkan hal ini. Feby pasti tahu nomor telepon Tante Risa. Berarti, ia bisa minta tolong kepada Tante Risa. Ide bagus.
"Zard!" bisik Randy yang berada di sebelah Edzard.
Edzard menoleh, "Apa?"
"Lo gak mau usaha buat jenguk Grizelle, gitu?" tanyanya tetap sambil berbisik.
"Pasti lah, gue udah ada cara. Lo bantuin gue, ya!"
"Asiap," balas Randy.
Beruntunglah mereka berdua, karena guru didepan tidak menyadari bahwa mereka berdua sedang asik mengobrol.
Edzard langsung menghampiri Feby dan duduk di kursi Grizelle.
"Feb, lo punya nomor Tante Risa gak?" tanya Edzard serius.
Feby mengangkat sebelah alisnya, "Buat apa?"
Edzard mendekat, berbisik, "Gue pengen jenguk Grizelle, gue mau minta bantuan sama Tante Risa."
"Alasan lo kemarin gak jadi masuk, karena di usir Om Bagas? Bener?" tanya Feby penuh selidik.
Edzard mengangguk, "Makanya, bantuin gue, ya, please!"
Feby langsung mengambil ponsel yang berada di laci mejanya, mengirim nomor Tante Risa ke Edzard, sesuai permintaannya.
Feby mengalihkan tatapan, yang tadinya tertuju ke ponsel, kini beralih ke Edzard, "Udah gue kirim! Emang lo mau minta bantuan kayak apa, ke Tante Risa?"
Edzard langsung mengecek ponsel, "Gue mau minta tolong Tante Risa supaya ngajak Om Bagas untuk menjauh dari ruang rawat inap Grizelle, nah saat itu gue masuk deh, temuin Grizelle."
Feby menatap tajam Edzard, "Lu jangan bilang mau bolos?!"
Edzard menunjukkan cengiran khasnya, "Iya, gak apa lah, sekali-kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiveteen Days
Teen FictionDi dalam kesunyian tanpa harap, sebuab rasa berkembang. Tak perlu bersusah payah dipupuk, ia tumbuh subur dalam kisah lima belas harinya. Singkat, namun manis. Inilah kisah tentang kesempatan yang tak pernah bisa diduga kedatangannya.