Prolog

42 10 0
                                    

Di pagi hari yang cerah ini, seorang gadis cantik sudah berpakaian rapi. Ia sangat bersemangat karena hari ini kampusnya sedang mengadakan acara bazar yang terbuka untuk umum tiap tahunnya dalam rangka merayakan ulang tahun universitas tersebut. Masing-masing fakultas akan membuka stan bazar sendiri, sehingga mereka harus tiba lebih awal di kampus untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

Gadis itu menatap cermin sekali lagi untuk memastikan riasan tipis yang digunakannya sudah cukup. Dia menghembuskan napasnya pelan. "Semangat, Kayla!" ujarnya.

Gadis yang bernama Kayla itu langsung mengangkat tasnya, kemudian turun ke lantai satu, menuju meja makan. Terlihat ibunya yang sedang menata piring di meja untuk sarapan pagi, bersama ayah dan adiknya yang sudah duduk di sana sambil berceloteh ringan. Melihat interaksi itu membuat hatinya menghangat. Keluarganya memang hanyalah keluarga yang sederhana, tetapi mereka selalu harmonis.

"Selamat pagi semuanya!" sapa Kayla riang.

"Sini, Kay, cepat sarapan biar tidak terlambat," ucap Jane, ibunya Kayla.

"Siap, Bunda."

Akhirnya keluarga itu sarapan pagi dengan nasi goreng buatan Jane dengan tenang. Dalam hati Jane merasa tenang karena melihat anak pertamanya itu sudah mulai ceria kembali. Kayla memang sempat terpuruk tiga tahun belakangan ini. Namun, karena dukungan keluarganya, dia perlahan mulai bisa menerima semuanya.

Setelah semua selesai sarapan, mereka mulai berangkat dengan masing-masing membawa kunci rumah, karena Jane adalah seorang guru SD, sehingga ia juga harus pergi bekerja pagi ini. Liam⸺ayahnya Kayla⸺adalah seorang PNS yang bekerja di Kantor Kejaksaan dan adik perempuan Kayla yang bernama Jessie masih duduk di bangku SMA, berbeda tiga tahun darinya, sehingga setiap harinya Jessie dan ibunya diantar oleh sang ayah, sedangkan Kayla akan berangkat sendiri menggunakan motor matic miliknya.

***

"Hai, semuanya! Tumben kalian tiba duluan," ucap Kayla menatap teman-temannya. Begitu ia sampai di kampus, ia langsung menuju stan fakultas hukum yang merupakan fakultasnya.

"Tentu saja! Ini hari pertama, pokoknya stan kita harus jadi yang paling banyak pengunjung, karena katanya stan dengan pengunjung terbanyak juga akan mendapatkan hadiah!" ucap seorang gadis berambut sebahu yang bernama Nana.

"Wah, tadi aku lihat beberapa stan yang lainnya juga tidak kalah menarik. Ah, tapi kita harus tetap semangat," ujar Kayla yang langsung dijawab dengan anggukan antusias dari teman-temannya. Karena ini merupakan stan jurusan, tentu saja mereka tidak sendiri. Ada beberapa junior juga di sana. Tahun ini merupakan tahun terakhirnya berada di kampus ini, itulah kenapa mereka sangat semangat kali ini, karena tahun depan mereka tidak bisa berpartisipasi dalam kegiatan itu lagi.

Mereka memilih untuk menjual beberapa makanan ringan dan minuman di stan tersebut, tetapi ada juga buku-buku, dan beberapa permainan seperti melempar bola pingpong ke dalam gelas, dengan peraturan jika berhasil memasukkan tiga bola, maka akan dihadiahkan boneka. Stan dari jurusan lain juga tidak kalah menarik, bahkan ada yang menggunakan kostum-kostum unik untuk menarik pengunjung.

Saat ini jam masih menunjukkan pukul 08.00, sehingga masih belum ramai pengunjung. Stan yang lain juga ada yang masih bersiap-siap. Karena masih belum ada pengunjung, Kayla mengajak Nana untuk berkeliling melihat stan-stan yang lain.

"Astaga, saingan kita sepertinya benar-benar berat, Kay, apalagi stan fakultas desain," ucap Nana pesimis.

"Jangan pesimis dulu. Ini bahkan baru hari pertama. Kita masih punya kesempatan," ucap Kayla.

Fakultas Desain memiliki beberapa stan dari masing-masing jurusan, sedangkan ada beberapa fakultas yang memilih untuk menjadikan satu stan saja dari masing-masing jurusannya. Salah satunya adalah Fakultas Kedokteran. Mereka hanya mendirikan satu stan, tetapi membagi tugas dengan masing-masing jurusan. Mereka bahkan menyediakan beberapa pemeriksaan kesehatan secara gratis, sehingga sudah pasti mereka akan menarik banyak pengunjung.

Ketika melewati Stan Fakultas Kedokteran, Kayla tertegun menatap seseorang yang sedang berbincang dengan seorang pria paruh baya di stan tersebut. Sepertinya pria paruh baya itu adalah salah satu dosen dari Fakultas Kedokteran, dilihat dari stetoskop yang dipegangnya.

Ti-Tidak mungkin, batin Kayla. Matanya tampak berkaca-kaca, dadanya terasa sesak sekarang.

"Eh, Kay, ada apa?" tanya Nana bingung karena Kayla yang tiba-tiba mematung. Ia ikut melihat ke arah pandangan Kayla, hingga apa yang dia lihat membuatnya terkejut bukan main.

"What?! Kay, itu bukannya⸺"

"R-Rey ...," gumam Kayla. Air mata yang ia tahan kini luruh, tak mampu dibendung lagi.

***

Bersambung!

Game Become LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang