Saking asyiknya bermain, tidak terasa waktu istirahat sudah habis. Reynard yang melihat kelas sudah kembali ramai, akhirnya berpamitan pada teman-teman clan untuk offline lebih dahulu. Reynard merasa masih ingin bermain bersama Kayla, tetapi dia tidak mempunyai pilihan lain, saat melihat dosennya telah memasuki ruangan kelasnya. Reynard kali ini menjadi tidak terlalu fokus dengan materi yang diterangkan oleh dosennya. Dio yang melihat keanehan karena sahabatnya itu sedang melamun pun menjadi penasaran.
Kenapa anak itu? Tumben melamun di kelas seperti ini, pikirnya.
"Rey," panggil Dio pelan. Dia memanggil Reynard sekali lagi, tetapi masih tidak direspons juga.
"Woi, Reynard Achilles! Kau kenapa?" Karena tidak sabar panggilannya tidak direspons, akhirnya Dio berteriak tepat di samping telinga Reynard dan hal itu menyita perhatian seluruh teman kelas, termasuk dosennya. Reynard yang tadi pikirannya sedang melayang ke tempat lain pun akhirnya kaget sambil mengusap-usap telinganya yang terasa berdengung akibat teriakan Dio tadi.
"Kenapa kalian? Dari tadi kalian tidak mendengar penjelasan saya, ya?" kata dosennya sambil menatap tajam ke arah mereka berdua.
"Anu, Dok ...," jawab Dio.
"Saya tidak menanyakan anu kamu! Sudah, kalau kalian mau berbincang, lebih baik sekarang kalian berdua keluar dari kelas saya dan jangan lupa sebagai hukumannya, kalian berdua harus membuat jurnal kesehatan dirangkap sepuluh dan harus tulis tangan!"
Teman-teman mereka langsung menertawakan mereka berdua. Dosen mereka itu adalah seorang dokter umum di salah satu rumah sakit swasta. Dia juga dikenal cukup tegas dan keras dalam mengajar. Banyak yang memandang kasihan ke arah Reynard, karena sangat jarang seorang Reynard Achilles mendapatkan hukuman seperti itu, sedangkan Reynard cuma bisa tertunduk lemas sambil merutuk kebodohannya yang baru terjadi lagi. Setelah sekian lama, dia tidak pernah melamun di dalam kelas semenjak kejadian itu, sedangkan Dio masih berusaha berdamai dengan dosen itu agar tidak mendapatkan hukuman tersebut.
"Ya ampun, Dok, kenapa banyak sekali? Apakah tidak bisa dikurangi? Rangkap tiga saja, ya, Dok?" ucap Dio sambil memelas kepada dosennya.
"Tidak ada tawar-menawar. Kamu pikir ini seperti jualan di pasar yang bisa ditawar? Sudah, sekarang kalian berdua keluar dari kelas saya! Dan kamu, Reynard, temui saya setelah kelas selesai."
"Baik, Dok," jawab Reynard.
Saat hampir sampai di depan pintu, Dio kembali berbalik dan bertanya kepada dosennya. "Dok, jurnalnya kapan harus dikumpul?"
"Besok."
"Cepat sekali, Dok. Jurnal sebanyak itu tidak mungkin bisa saya selesaikan besok. Dokter mau saya kumpulkan kertas kosong?" katanya sambil cengengesan.
"Kalau tidak dikumpulkan besok, nanti hukuman kalian saya tambah!"
Karena Reynard juga merasa keberatan kalau jurnalnya dikumpul besok, akhirnya dia pun berusaha berbicara baik-baik dengan dosennya, supaya mau memberi sedikit keringanan untuk mereka.
"Dok, bisa kasih sedikit tambahan waktu? Jurnal rangkap sepuluh dan tulis tangan itu saya rasa tidak cukup sehari, Dok. Ditambah ada tugas juga dari blok lain."
"Oke, saya beri tambahan waktu tiga hari, dikumpul hari jumat nanti jangan sampai terlambat!"
"Baik, Dok, terima kasih." Kemudian mereka berdua keluar dari kelas itu.
"Ah, tidak adil. Kalau anak emas yang minta tambahan waktu, langsung diberikan. Tadi kalau aku yang mohon-mohon seperti apa pun pasti tidak akan diberi keringanan," ujar Dio sambil menatap kesal dosennya yang sudah kembali mengajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Become Love
RomanceReynard Achilles Aku mencintainya. Aku ingin dia menjadi yang terakhir untukku, tetapi apakah dia juga berpikir begitu? Apakah aku sudah cukup baik untuknya? Mungkin tidak. Apakah aku mati saja? Aku tidak sanggup lagi dengan semua ini. Aku juga tida...