The White Prince | Part 01 - End of Life

7 1 0
                                    

"Arabelle, tolong berikan komentarmu!"

"Arabelle apakah benar kau berselingkuh dengan Ted Jordan?"

"Menurut tunangan Ted, kau yang menggodanya lebih dulu. Apakah itu benar?"

"Apak-"

BIP!

Televisi itu dimatikan begitu saja. Arabelle, sosok yang diberitakan menoleh sebal pada manajernya yang seolah tidak puas-puas menonton berita skandalnya.

"Apa kau belum cukup muak untuk menonton nya setiap hari?!" omelnya kesal.

Meredith menghela nafasnya, ia menatap artisnya itu. "Memang apalagi yang harus kulakukan. Tidak ada pekerjaan yang bisa dikerjakan bukan. Jadi biarkan aku menonton berita di TV!"

"Tapi tidak dengan skandal sialan itu!!"

"Mau bagaimana lagi, ini sudah hampir satu tahun dan masih banyak stasiun TV yang menyiarkannya."

Ara menghempaskan tubuhnya ke sofa. "Itu karena ulah tunangan si brengsek! Dia pasti baru akan berhenti menyuap orang untuk menayangkan berita tentangku ketika aku bunuh diri!"

"Haruskah? Lagipula tidak ada harapan lagi untukmu hidup kan?" kata Meredith.

"Kau gila?! Untuk apa aku bunuh diri karena orang-orang gila itu?!" umpat Arabelle.

Mereka yang harus menyembah maaf padanya. Enak saja!

Ponsel Meredith diatas meja berdering. Ia mengambilnya dengan malas.

"Haloo..."

"Iya, dengan saya sendiri."

"Hm, baiklah-tunggu apa?!" Arabelle sampai mendelik saat Meredith memukul lengannya.

"Benarkah?! Sungguh?! Baik-baik, kami akan kesana. Terimakasih!!"

Lalu, Meredith berteriak kencang sambil memeluk tubuh Arabelle. Tidak memedulikan Ara yang mulai merasa sesak karena eratnya pelukan itu.

"Ara, kau ditawari kontrak main film!!" serunya semangat.

Arabelle melotot. "Sungguh?!"

"Iyaa!!"

"Benarkan, m-maksudnya ini tidak bohong kan??" tanyanya masih belum percaya.

Ini keajaiban!!!

*****

Ternyata ini bukan keajaiban.

Pikir Arabelle dalam hati usai membaca naskahnya.

Naskahnya bagus, apalagi genrenya romance-fantasy. Arabelle belum pernah bermain untuk genre itu sama sekali.

Tapi yang membuatnya jadi jelek adalah fakta bahwa Arabelle hanya akan jadi figuran dengan peran tidak penting!

Sialan.

Menghela nafas samar, Arabelle berusaha keras untuk mempertahankan senyumnya.

Tidak apa-apa, ini lebih baik daripada hanya diam dirumah menunggu tawaran pekerjaan lainnya yang entah kapan datang.

Ditambah lagi jumlah saldo di rekeningnya yang mulai menipis juga. Ini lebih baik, kalimat yang sejak tadi Arabelle rapalkan dalam otaknya.

Jika Arabelle yang dulu, ia tidak akan segan menumpahkan minuman pada naskah itu karena dirinya tidak dijadikan pemeran utama.

"Bagaimana Ara? Apa kau setuju?" tanya sang produser film.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The White Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang