"Engh... di mana?" gumam Shuu pelan, masih setengah sadar, mencoba mengenali sekitarnya. Dia jelas bingung. Seingatnya, dia sudah mati—kepalanya terbentur ujung meja. Tapi sekarang, dia berada di ruangan serba putih yang membuatnya merasa seperti sedang berada di dunia lain.
"Oi, bocah!" terdengar suara dari belakangnya. Shuu spontan menoleh dan mendapati seseorang yang tidak ia kenal berdiri di sana.
"Demit, bukan?" Shuu bertanya dengan wajah julid khasnya.
CTAK!
"Aduh!" ringis Shuu sambil mengelus jidatnya yang baru saja dipukul oleh orang tak dikenal itu.
"Sekate-kate kau bocah, ngatain aku demit. Mana ada demit seganteng diriku," ucap orang itu dengan nada kesal dan sedikit songong.
"Ganteng kagak, mirip preman iye," gumam Shuu julid sambil menatap orang itu dari atas ke bawah.
Dia sungguh tidak habis pikir, kok bisa ada manusia berandal di tempat seperti ini, yang jelas bukan dunia yang ia kenal.
"By the way, lu siapa, dah?" tanya Shuu yang baru ingat bahwa seharusnya dia sudah mati.
Cowok itu mendengus, "Aku udah di sini dari tadi dan kau baru nanya aku siapa." Nada suaranya mengisyaratkan bahwa ia cukup kesal.
"Hehe, sorry la bro," Shuu cengengesan, mencoba meredakan suasana. Untung dia punya wajah imut yang bisa menyelamatkannya dari situasi seperti ini.
"Kamu bisa panggil aku Ken, aku dewa yang mengatur dimensi di sini," jawab Ken dengan nada tegas, memperkenalkan diri secara singkat pada Shuu.
"Dewa dimensi? Maksudnya kayak isekai gitu?" tanya Shuu, kali ini matanya berbinar penuh semangat.
"Wibu pasti ni," batin Ken, menggeleng pelan dalam hati. "Iya, kayak isekai gitu. Nah, karena mood-ku lagi bagus, kamu mau aku pindahin ke mana?" tanya Ken dengan pandangan yang menilai, melihat Shuu yang terlihat sangat antusias.
"Dunia Genshin Impact bisa gak? Aku mau berpetualang bersama Traveler di sana!" jawab Shuu semangat, matanya berkilau seolah-olah ia baru saja memenangkan undian terbesar dalam hidupnya. Ken merasa sedikit silau melihat semangat berlebihan itu.
"Boleh-boleh aja sih. Ya udah, pejamkan mata dan nanti kamu udah ada di dunia Genshin Impact," suruh Ken sambil mengibaskan tangannya seperti mengusir nyamuk.
"Tangannya biasa aja kali, dikira gue hewan apa," Shuu menggerutu julid, namun tetap menutup matanya dengan tenang.
"Selamat menikmati hidup keduamu, manusia. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Sampai jumpa," ucap Ken, dan seketika Shuu merasa ada kekuatan yang menarik dirinya.
Meski merasa sedikit takut, Shuu tetap menahan diri. Dia merasa seperti tersedot oleh sesuatu dengan kuat, namun itu hanya berlangsung sesaat, karena tak lama kemudian, dia merasakan suasana yang sangat adem di sekitarnya.
"Udah sampai kah—WAAAAAAH!" serunya kagum, matanya membelalak melihat pemandangan yang kini terbentang di hadapannya.
Shuu terbangun di bawah naungan sebuah pohon besar. Ia berdiri, menatap sekitar dengan penuh kekaguman dan ketidakpercayaan.
"Huhuu... makasih kecoa, gara-gara lo akhirnya keinginan gue yang paling dalam terkabul," Shuu berkata terharu, menghapus air mata palsunya dengan dramatis.
"Btw, penampilan gue kayak gimana yah, mari kita lihat," Shuu bergumam pada dirinya sendiri, kemudian berjalan menuju perairan terdekat untuk melihat bayangannya.
"ANJING?! ASLI INI GUE, CAKEP BANGET!" Shuu berteriak, campuran antara terharu dan shock.Namun, kegembiraannya sedikit terganggu saat menyadari penampilannya yang baru. "Tapi ya, ini kebuka banget anjir, langsing banget lagi gue, gak jauh beda sama badan gue dulu," lanjutnya sambil mengelus pinggangnya sendiri.
Dia mendapati Vision di pinggangnya, berwarna ungu. "Vision gue Electro ya... UUU MOMMY EI!!" Shuu berteriak heboh lagi, kali ini sambil menangkup pipinya sendiri.
Setelahnya, Shuu berdehem, mencoba mengembalikan kesan cool yang tadi ia tinggalkan. "Baiklah, sekarang kemana kita?" tanyanya pada dirinya sendiri, melihat sekeliling dengan mata berbinar.
Shuu akhirnya menyadari bahwa dia ada di sekitar Mondstadt. Tanpa pikir panjang, dia mulai berjalan menuju kota itu.
"Laper gue, pindah dimensi bikin laper ternyata," ucap Shuu sambil mengelus perutnya, lalu melanjutkan langkahnya, menikmati setiap pemandangan yang tersaji, sesekali berhenti untuk memeriksa sekitar, bahkan bersembunyi di atas pohon dan menyerang hilichurl dari kejauhan hanya untuk menguji kekuatan barunya.
Saat dia mulai mendekati gerbang Mondstadt, dia mendengar sebuah suara dari belakang, "Hey!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration To Teyvat
RandomGENSHIN IMPACT X MALE READER Shuu, seorang pemuda tampan dan cantik sekaligus tiba-tiba berpindah dunia ke dalam sebuah game yang baru saja selesai ia mainkan. bukannya langsung ke alam baka ini malah pindah dunia, pindahnya malah ke dalam game gens...