BAB 1 : Awal Mula

66 5 0
                                    


Pukul 6 pagi Orchie sudah bergulat di dapur menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya, saat ditanya oleh orang apakah ia tidak bosan telah melakukan hal tersebut selama 9 tahun ini, ia pasti akan dengan lantang menjawab "aku sangat bosan!" tapi ia hanya diam. Ia tak tahu apa yang menyebabkan dirinya menjadi sosok seperti ini, apakah ini efek dari baby blues yang berkepanjangan? hahahah tapi bahkan Jaesa telah lahir 8 tahun yang lalu. Ia tepis semua pemikiran itu tatkala kecupan ringan di pipinya menyadarkanya. Ia jaehyun suaminya yang sudah rapi menggenakan jas dan sepertinya ia sudah mandi sepagi ini.


"Good Morning wifeyku sayang" aku balas dengan tersenyum padanya dan mengecup pipinya sedikit berjinjit

"morning too hubby, tumben jam segini udah siap?" jaehyun menatap istrinya sambil mengusap rambut blonde istrinya dengan gemas

"kamu lupa ya? Hari ini SD Jaesa ada outbond aku harus mengantarkanya pagi pagi dan langsung berangkat ke kantor"

Mataku membelalak, demi Tuhan aku melupakan itu, Jaesa putri manis ku akan outbond bersama teman teman sekolahnya tapi aku melupakanya. Aku segera melepas apronku lalu bergegas menuju kamar untuk bersiap

"aku akan ikut" namun Jaehyun menarik tanganku dan menggeleng

"tidak usah sayang, lagi pula jika menunggumu selesai berdandan Jaesa akan ketinggalan rombongan nanti, cukup siapkan bekal untuk Jaesa saja dan sarapan untukku okay? Aku ingin menemui Jaesa dulu"

Aku berfikir benar juga mengingat aku perlu menghabiskan minimal 30 menit untuk berdandan aku mengenakan apronku kembali dan menyiapkan keperluan Jaesa mulai dari bekal nya dan minum nya di botol bergambar cinderella favoritnya itu, sejujurnya aku merasa bersalah ketika aku melupakan hal hal kecil tentang Jaesa. 


Ini bukan merupakan pertama kalinya aku melupakan agenda Jaesa, suatu waktu aku penah mengingkari janji ku dengan Jaesa, putri kecilku itu ingin sekali mengunjungi kedai es krim yang baru buka dan sangat viral di kota kami, namun saat hari dimana kami akan berangkat ke Kedai es krim aku mendapat telfon dari Lisa, Lisa mengabari ku bahwa ada diskon 50% untuk massage di sebuah salon. Entah mengapa aku reflek meng iya akan permintaan lisa dan aku melupakan janjiku kepada Jaesa, karena sejujurnya aku merasa sangat lelah mengurus Jaesa dan Jaehyun akhir akhir itu, Jaesa lalu marah padaku dan tidak mau berbicara kepadaku, alhasil aku membelikan semua menu es krim dan membujuknya sebagai permintaan maaf, Jaesa menangis lalu memeluku lalu mengatakan

"bunda, apakah bunda sudah bosan main denganku?"

Oh tuhan hatiku sangat pedih mendegarkan kalimat bocah yang baru menginjak usia 7 tahun itu. Aku menggeleng lalu memeluknya erat

"maafkan bunda Jaesa"

Sejak saat itu aku sangat merasa bersalah kepada putriku, namun aku tak tahu bagaimana menghilangkan perasaan kosong dihatiku ini. Entah Jaesa sejak saat itu hingga hari ini merasakan perbedaan ku atau tidak, namun aku berharap putriku Jaesa masih menyayangi bunda nya yang telah berubah ini


"Bundaa!!"

Teriakan jaesa menyadarkan lamunanku, aku memeluknya dan menciumi keningnya

"Bunda aku nggak sabar banget outbond sama temen temen"

Aku terkekeh mendegarkan celotehan Jaesa, ia cerewet mirip denganku di masa kecil, lalu mengandengnya menuju meja makan

"sarapan dulu sayang bunda udah siapin roti selai coklat  kesukaan kamu"

Jaesa menganguk dan segera memakan rotinya, Jaehyun menyusul Jaesa duduk di sampingnya dan mengajak Jaesa bercanda.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang