Mengapa manusia harus berjalan dengan kakinya?
Padahal mereka bisa pergi bermodal mulut yang berbicara.
Mereka juga bisa pergi hanya dengan usapan jari-jemarinya.
Atau bahkan hanya perlu mata yang menatap apa yang ada didepannya.
Manusia harus berjalan dengan kakinya.
Melihat dengan matanya.
Meraba dan memegang dengan jari-jemarinya.
Lalu berbicara dengan mulutnya.
Manusia bukanlah sosok yang perlu merasa.
Tetapi, manusia adalah sosok yang penuh rasa.
Dengan kakinya yang penuh luka.
Dengan matanya yang takjub tiada jera.
Dengan jari-jemarinya yang penuh kapal dimana-mana.
Dengan mulutnya yang susah payah mempertahankan deru napas yang tiada hentinya.
Dengan semua itu, manusia akan memahami sebuah rasa.
Yang bisa ia ceritakan dengan penuh bangga.
Yang dapat ia ucapkan tanpa terbata.
Dan ia dapat pikirkan sebuah jalan cerita tanpa perlu menduga.- L'umiquint

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Sebuah Catatan
RandomBerisi catatan-catatan kecil yang terbesit saja. Tidak ada hal yang istimewa, terkadang hanya membuat kita pusing saja.