1. Awal mula..

14 1 0
                                    

'Berani menyulut api, harus berani menanggung resiko'_🔥Kemuning🔥

Author POV

Kemuning tertawa nyaring. Ia mengibaskan rambutnya lalu membakar semua yang berada disekitarnya dengan kuasa apinya.

"Manusia itu hanyalah sampah! Bisanya hanya merusak dan menodai bumi! Lebih baik kumusnahkan saja lalu ciptakan alam yang baru." Ucapnya.

Beberapa pasukan mulai mengepung Kemuning. Pasukan itu tak lain berisikan orang-orang dari kerajaan manusia. Kemuning tersenyum miring.

"Wah.. lagi main kerajaan-kerajaan nih ceritanya?" Kemuning mendekati mereka tanpa ragu. Ia bertepuk tangan seraya tertawa kecil.

"Keliatannya seru!" Kemuning tanpa ragu membakar sang pemimpin yang sedang duduk di atas kuda, lalu tanpa rasa bersalah Ia melompat ke kuda sang pemimpin dengan girangnya.

"Sekarang, Aku pemimpin kalian! Oh jadi begini toh rasanya jadi pemimpin sampah bumi."

"KEMUNING!!!" Tak jauh dari sana, pasukan kayangan datang mengepung Kemuning.

"Wah.. ada apa nih?" Tanya Kemuning tanpa rasa bersalah.

"Tindakanmu sudah keterlaluan! Hentikan, bila tak ingin kami serang!."

Kemuning lagi-lagi tertawa nyaring. Ia perhatikan satu persatu pasukan kayangan yang hendak menyerangnya. Kemuning melompat turun dari kuda yang ditungganginya seraya menatap remeh para pasukan dihadapannya.

"Pasukan kayangan isinya para pengecut semua ya? Beraninya hanya bersembunyi dibalik cadar." Kemuning menunjuk para pasukan kayangan yang menyembunyikan wajahnya dengan cadar.

Tanpa basa-basi, para pasukan kayangan mulai menarik busur panah mereka. Kemuning tersenyum seraya berkacak pinggang. Ketika busur panah dilepaskan, Kemuning mengangkat sebelah tangannya hingga tiba-tiba perisai tembus pandang muncul dihadapannya. Saat Ia menarik tangannya kembali, busur-busur panah tersebut sudah hancur berkeping-keping.

Suasana mendadak sunyi. Namun kesunyian tak berlangsung lama karena tiba-tiba Kemuning tertawa dengan nyaringnya. Tak lama kemudian, angin mulai menerpa sana-sini dengan kencangnya hingga awan mulai berkerumun membentuk sebuah lubang hitam. Tak lama kemudian, keluar tiga cahaya dari arah sana. Rupanya tiga cahaya itu adalah Dewi Alam, Dewi Manusia, dan Dewi Bumi.

  Note

Dewi Manusia dan Bumi dibawah perintah Dewi Alam

"Kemuning! Tindakanmu itu kejam! Manusia juga berhak hidup! Sebagai seorang Dewi, tindakanmu tidak dibenarkan!." Dewi Manusia memandang marah Kemuning. Kemuning hanya melengos tak peduli.

"Kemuning...bertobatlah...maka Kau akan diampuni segera." Ucap Dewi Alam dengan lembut.

"Kalian pikir Aku takut? Aku tak mau menuruti kalian!! Dewan dan Dewi sama-sama busuknya! Mereka hanya menutup mata akan kejahatan dan malah membelanya! Aku tak peduli! Mau itu para Dewa atau Dewi, tetap kan ku lawan!." Kemuning menatap ketiga Dewi itu dengan geram.

Dewi Alam hanya menggeleng pelan. Dengan perlahan Ia melempar ring kecil dari tangannya. Ring tersebut perlahan membesar hingga hendak menerjang Kemuning. Awal mulanya, Kemuning merasa percaya diri untuk menghindarinya. Namun anehnya, kemanapun Ia pergi, atau bahkan menghindar, ring tersebut selalu berada di atas kepalanya.

"Benda apa ini?." Omel Kemuning kesal.
Dewi Alam menurunkan jari telunjuknya, seketika itu juga, ring tersebut mengikat Kemuning.

Kemuning berguling-guling berusaha melepaskan ring yang mengikatnya. Sesekali Ia mengumpat sangking kesalnya.

"Gea!" Panggil Dewi Alam ke Dewi Bumi.

"Iya Dewi.."

"Tenggelamkan Kemuning keperut Bumi." Pitah Dewi Alam.

Kemuning yang mendengarnya langsung bergeliat kepanikan.

"Yang benar saja? Tidak! Aku tidak mau! Dewi Alam!! Tolong ubah keputusanmu!.". Teriak Kemuning.

"Freya.." panggil Dewi Alam ke Dewi Manusia.

"Iya Dewi."

"Berikan pengikat kepalamu sekarang, dan pasangkan kekepala Kemuning." Pitah Dewi Alam. Mendengar perintah Dewi Alam, Freya langsung tercekat.

"Tapi apa itu tak masalah Dewi?." Protes Freya.

"Kau meragukan keputusanku?" Tanya Dewi Alam(Alexa).

Freya menggeleng pelan. Ia keluarkan ikat kepala berhiaskan kristal merah, lalu menyerahkannya ke Dewi Alam. Dewi Alam segera memakaikannya kekepala Kemuning. Saat Dewi Bumi telah mendapat isyarat dari Dewi Alam, saat itu pula Dewi Bumi menenggelamkan Kemuning hingga keinti Bumi.

"Selama seribu tahun Kau harus menerima hukuman ini." Ucap Dewi Alam.

Setelah Kemuning telah ditenggelamkan, Freya masih menatap nanar tempat penghukuman Kemuning.

"Ada apa Freya?." Tanya Dewi Alam.

"Bukan apa-apa Dewi.. hanya saja.. memberi ikat kepala itu ke Kemuning itu terlalu ."

"Kau tak percaya padaku?"

"Bukan begitu.. hanya saja.. umur Kemuning bisa saja berkurang."

Alexa tersenyum menanggapi Freya.
"Itu tak akan terjadi selama Kemuning tidak melanggar pantangan."

"Tapi Kemuning itu.." ucap Freya ragu.

"Ketahuilah.. sebenarnya dibalik semua itu, Kemuning adalah Dewi yang berhati lembut. Hanya saja Ia sedikit tempramental dalam menghadapi masalah."

Alexa menatap sekilas para manusia yang sedang bertumpah darah dengan perasaan sedih.

"Aku ada tugas untukkmu " Alexa menatap Freya dalam-dalam.

"Lahirlah kembali sebagai manusia, lalu perbaiki arah jalan mereka." Lanjut Alexa

"Bain Dewi."

"Tapi apa Kau siap terlahir sebagai manusia biasa dan kehilangan kekuatan Dewimu?" Tanya Dewi Alam.

"Siap."

"Ikut Aku kegerbang renkarnasi, seribu satu tahun yang akan datang, Kau akan terlahir kembali sebagai penuntun beberapa orang nantinya. "

.
.
.
.
.
.
Semenjak itu, yang dapat Kemuning lakukan hanyalah diam seraya merasakan siksa panas dan sesaknya didalam bumi hingga waktu hukuman berakhir.

"Sialan Kau Dewi Alam!!" Umpat Kemuning.

"Akan ku cincang habis Kau saat Aku keluar nanti!! Tak kan Kumaafkan!! Aku bersumpah atas namaku Dewi Kemuning.. akan ku obrak-abrik kediamanmu!!"

Selalu setiap harinya Kemuning mengumpat bahkan mencaci maki Dewi Alam. Hingga tepat 900 tahun kemudian,  Kemuning benar-benar ditahap pasrah dan kehilangan tenaga.

"Aku ingin minum... Punggungku gatal.. Aku ingin menggaruk punggungku tapi tanganku terikat.. AA tolonglah pantatku juga rasanya gatal."

Dibalik sifat nakal Kemuning,  dahulunya Ia hanya gadis polos yang baik. Itu sebelum Ia dikecewakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEMUNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang