2. Hellena Kusuma

55 0 0
                                    

1. **Bab Pertama**

Namanya Hellena Kusuma. Nama "Kusuma" diambil dari nama belakang ayahnya, Tony Kusuma, yang merupakan seorang guru sejarah di SMP 1 Tunas Bangsa dan telah mengabdi selama 15 tahun. Ayah Hellena lahir di Lembang, Kota Bandung, dan memiliki satu saudara laki-laki yang kini tinggal di rumah orang tua mereka di Bandung. Sayangnya, semingggu setelah Hellena dan orang tuanya pindah ke Yogyakarta, kakeknya wafat. Kini, adik ayah Hellena tinggal bersama istri, nenek, dan kedua anak mereka.

Ayah dan ibu Hellena pindah ke Yogyakarta karena ayahnya mengajukan mutasi tugas ke sekolah di kota ini. Mereka tinggal di daerah Kasongan, di salah satu rumah peninggalan kakeknya. Kasongan terkenal dengan seni kerajinan gerabah dan suasananya yang artistik. Rumah mereka berlantai dua dengan ukuran 10 x 12 meter, dibangun di atas tanah lebih dari 150 meter persegi. Sekarang, Hellena tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya. Di halaman rumah yang tidak luas, ayahnya menanam berbagai tanaman hias. Di samping rumah, terdapat pohon mangga. Ketika pohon itu berbuah, ibu Hellena sering memetik mangga muda untuk dijadikan asinan dan membagikannya kepada tetangga agar tidak jatuh berserakan.

Ibu Hellena, Lilis Putri, lahir di Desa Dwiwarna dan dibesarkan di Pulau Banda Neira. Sebelum menikah, ia adalah seorang penulis lagu, tetapi setelah menikah, ia kini mengelola toko bunga di Yogyakarta. Hellena adalah seorang wanita cantik berambut panjang, mandiri, dan penuh kasih. Meskipun pendiam, ia selalu membantu orang tuanya. Di balik kesempurnaan itu, Hellena menyimpan perjuangan melawan penyakit gagal ginjal yang dideritanya sejak usia 19 tahun. Kini, di usia 22 tahun, ia menjalani berbagai pengobatan, termasuk cuci darah.

Meskipun menghadapi tantangan berat, ia tetap optimis dan semangat. Dukungan keluarga dan teman-temannya menjadi kekuatan bagi Hellena untuk terus melangkah maju dalam menghadapi kondisi kesehatannya.


2.**Bab Kedua**



Setibanya Hellena di dekat lapangan basket, dia melihat kiri-kanan untuk mencari kedua sahabatnya di tengah keramaian orang-orang yang memenuhi alun-alun kota. Saat itu, situasi di alun-alun sangat ramai dan meriah. Banyak orang berkumpul untuk menikmati perayaan pesta kesenian yang diadakan. Penjual makanan dan minuman berjejer di sepanjang alun-alun kota, menawarkan berbagai macam jajanan. Anak-anak berlarian dengan riang, sementara orang dewasa asyik bercengkerama dan menikmati suasana. Lampu-lampu hias yang berkelap-kelip menambah keindahan pada saat pagi itu, apalagi jika malam hari akan tambah romantis dan menciptakan suasana yang hangat penuh dengan kegembiraan. Hellena tersenyum, merasakan energi positif dari keramaian yang ada di sekitarnya.

Dari kejauhan, Kala melihat Hellena di tengah keramaian dan berteriak, "Hellena!" sambil melambaikan tangannya. Hellena yang sedang berdiri di tengah keramaian orang di alun-alun kota, menoleh dan tersenyum lebar saat melihat Kala. Tanpa ragu, ia bergegas berjalan ke arah Kala dan Tony yang berdiri tak jauh dari lapangan basket.

"Hellena! Akhirnya kamu datang juga!," Seru Kala dengan gembira saat Hellena mendekat

Hellena membalas dengan senyum, "Hai Kala! Hai Tony! Maaf sudah lama menunggu"

Tony menggeleng sambil tersenyum, "Tidak apa-apa, Hell. Bagaimana perjalananmu?"

"Baik, hanya ada sedikit kecelakaan kecil tadi," jawab Hellena dengan sedikit kesal.

"Kamu baik-baik saja kan, Hell?," tanya Kala yang sedang berdiri disamping Hellena dengan nada khawatir.

Hellena menceritakan kejadian yang menimpanya pagi tadi. "Iya aku baik-baik saja kok. Hanya saja tadi di saat aku berjalan menuju alun-alun kota, aku tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pria di trotoar," katanya sambil berdiri di depan kedua sahabatnya. "Kopi yang dia bawa tumpah mengenai kemejanya. Aku sudah meminta maaf, tapi dia hanya mengangguk singkat tanpa sepatah kata pun. Rasanya aneh, seolah dia tidak peduli sama sekali. Aku sedikit kesal dengan responnya yang dingin. Maksudku, setidaknya dia bisa bilang sesuatu, kan? Tapi tidak, dia hanya pergi begitu saja." Hellena menghela napas, masih merasakan campuran antara rasa bersalah dan kekesalan terhadap pria yang baru saja dia temui.

Sampai Jadi DebuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang