1. **Bab Pertama**
Dengan napas dalam, Rangga merasa tenang. Dia melangkah menuju panggung, diiringi sorakan dan tepuk tangan yang semakin menguat. Setelah mengambil posisi di depan mikrofon, Rangga menatap penonton sejenak, mencoba meresapi keheningan sebelum mulai membacakan puisinya. Tanpa sengaja, pandangannya tertuju pada Hellena, wanita yang menabraknya tadi pagi. Tatapan Rangga tajam, mengunci pandangannya pada Hellena yang kini ada di antara kerumunan. Dengan senyum tipis yang nyaris tak terlihat, Rangga menghela napas dan mulai mengalunkan bait-bait puisinya, membawa Hellena dan seluruh penonton ke dalam dunia kata-kata yang ia ciptakan.
Dengan senyum hangat, Rangga berdiri di depan penonton yang telah berkumpul. "Selamat pagi semuanya, terima kasih atas kehadiran kalian di pertemuan ini. Senang rasanya bisa kembali bertemu dengan teman-teman semua. Semoga kabar baik selalu menyertai kalian." Rangga menatap setiap wajah di hadapannya sebelum melanjutkan, "Sebelum aku memulai membawakan puisi, izinkan aku bertanya, pernahkah kalian merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama?" Suara Rangga mengisi pagi itu dengan kehangatan.
Penonton merespons pertanyaan Rangga dengan beragam ekspresi wajah. Beberapa tertawa kecil, sementara yang lain terlihat termenung dalam pemikiran mereka sendiri. Rangga melanjutkan, "Menurut kalian jatuh cinta pandangan pertama itu seperti apa? Kalo menurutku, jatuh cinta pada pandangan pertama adalah pengalaman yang indah dan misterius. Itu seperti menyadari bahwa dunia baru telah terbuka di depan mata kita, di dalam sosok seseorang yang membuat hati kita berdebar lebih cepat. Kadang-kadang, cinta datang pada saat yang tidak terduga, tanpa kita sadari. Dan itu, teman-teman, adalah salah satu misteri kehidupan yang paling menakjubkan." Sorot matanya penuh kehangatan, menyiratkan kedalaman perasaan yang ia ungkapkan.
Rangga melanjutkan, "Aku bertanya pertanyaan itu karena percaya bahwa pengalaman cinta pada pandangan pertama adalah salah satu aspek kehidupan yang menginspirasi banyak puisi. Dalam momen tersebut, kita merasakan getaran unik yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, namun memiliki kekuatan untuk mengubah segalanya. Sebagai seorang penyair, aku tertarik untuk menjelajahi dan menggali makna di balik pengalaman cinta semacam itu, serta bagaimana hal itu memengaruhi karya-karyaku. Jadi, dengan bertanya, aku berharap bisa berbagi pengalaman dan inspirasi dengan semua teman di sini, dan mungkin juga menemukan perspektif baru yang memperkaya pemahaman kita akan cinta dan kehidupan." Suaranya penuh semangat, menyiratkan kegembiraan dan antusiasme dalam berbagi dengan penonton.
Dengan kata-kata yang halus, Rangga melanjutkan, "Aku yakin setiap dari kita memiliki kisah unik tentang cinta, entah itu pada pandangan pertama atau dalam perjalanan hidup kita. Dan pada akhirnya, melalui berbagi cerita dan pengalaman, kita dapat saling menginspirasi dan mendukung satu sama lain dalam menjalani perjalanan cinta dan kehidupan ini. Jadi, mari kita nikmati momen ini bersama-sama dan biarkan puisi-puisiku menciptakan ikatan yang lebih dalam di antara kita." Dengan senyum Rangga yang hangat, suasana menjadi lebih hangat.
Setelah itu, Rangga mulai melantunkan puisinya dengan suara yang sangat romantis dan tenang, mengisi pagi itu di alun-alun kota dengan keindahan kata-kata yang mengalir lembut dari hatinya.
"Di bawah langit biru yang menggoda,
Di saat mata bertemu dalam pandangan pertama,
Sebuah getaran menyelinap di dalam hati,
Cinta tumbuh tanpa permisi datang".
"Takdir yang tertulis di antara bintang,
Membawa kita pada titik ini yang magis,
Di mana detik-detik berhenti berputar,
Dan hati-hati saling menyatu dalam irama".
"Pandangan pertama,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Jadi Debu
RomanceNovel ini mengambil inspirasi dari lagu "Sampai Jadi Debu" yang diciptakan oleh Banda Neira, yang menggambarkan kisah manis antara pasangan yang berjanji akan terus bersama sampai maut memisahkan. Sampai Jadi Debu mengisahkan perjalanan hidup Helle...