3. Chapter I: The Story Begins in 1998

237 45 0
                                    

"Zhan, ini Tianzi, sepupuku." Wang Yibo memperkenalkan dua orang yang kini saling tatap diikuti raut terkejut. "Dan Tianzi, ini Xiao Zhan, temanku." Ia menatap mereka berdua bergantian.

Mimik terkejut pada muka Tianzi segera lenyap. Ia mengulurkan tangannya kepada Xiao Zhan sembari tersenyum ramah. "Wang Tianzi," ucapnya memperkenalkan diri.

Xiao Zhan yang semula terkejut ketika mengetahui bahwa teman lamanya---merupakan sepupu dari Wang Yibo, semakin terkejut dengan respons yang ditunjukkan Wang Tianzi. Itu cuma sesaat saat Xiao Zhan menangkap kode dari tatapannya.

"Xiao Zhan." Ia mengikuti saja apa yang diinginkan si pemuda; pura-pura mereka baru pertama bertemu.

"Senang bertemu denganmu," ucap Wang Tianzi ramah, ia melepaskan jabatan tangan dan menarik kursi. "Boleh aku bergabung?" Tianzi mendudukkan diri disusul Xiao Zhan kembali.

"Tentu saja, aku juga sudah meninggalkan bagianmu," beritahu Wang Yibo.

Tianzi tersenyum tipis. Ia mengambil kotak pizza yang berisi bagiannya dan memakan dengan garpu setelah diletakkan di atas piring, tidak langsung pakai tangan.

Merasa sikap Xiao Zhan sedikit berbeda usai kedatangan sepupunya, Wang Yibo diam-diam memperhatikan tanpa bertanya. Ia melihat bagaimana iris coklat si pemuda manis bergulir kepada Tianzi diikuti sorot agak bingung.

Satu pernyataan, apakah Xiao Zhan dan sepupunya itu sudah saling kenal? Tapi mengulang kembali pertemuan mereka tadi, Tianzi jelas memperkenalkan diri, begitu pun Xiao Zhan. Ataukah Xiao Zhan tertarik dengan sepupunya? Wang Yibo agak cemburu bila memang begitu.

"Zhan," panggil Wang Yibo.

Xiao Zhan menoleh padanya, begitupula Tianzi. Giliran sepupunya itu yang sekarang diam-diam melirik Xiao Zhan. Cuma sesaat, tapi Wang Yibo menyadari hal itu.

"Bagaimana pizza-nya?" Ia mencari topik pembicaraan agar perhatian Xiao Zhan tak lepas darinya.

"Enak sekali. Terima kasih." Xiao Zhan kembali membuang pandangan---teringat moment tak biasa Wang Yibo menyapu lelehan keju di sudut bibirnya.

"Jadi, dia pemuda manis yang sering kau bicarakan itu, Yibo." Bukan pertanyaan, Tianzi cuma berusaha tidak diabaikan.

Wang Yibo nyengir kalem. Ketahuan dirinya sering membicarakan Xiao Zhan.

Menatap kedua pemuda berwajah mirip di depannya bergantian, Xiao Zhan ingin bertanya, tetapi didahului Tianzi.

"Yibo sering membicarakan tentangmu," katanya, usai menelan potongan terakhir. Paras Wang Yibo tampak agak malu.

"Benarkah?" Xiao Zhan dibuat penasaran tentang apa yang dikatakan Wang Yibo tentangnya.

Tianzi mengangguk penuh arti. "Dia bilang, kau teman yang sangat baik." Ia menekankan kata teman.

"Tianzi!" Wang Yibo nyengir, agak tak suka kali ini.

"Kau tidak mengatakan yang buruk tentang Xiao Zhan, kenapa wajahmu terlihat waswas begitu?" Santai saja menanggapi reaksi sepupunya, Tianzi melanjutkan, "Kau teman terbaik yang pernah Yibo miliki."

Tanggapan Xiao Zhan berupa kekehan pelan. Di pihak Wang Yibo, ia tak puas hanya dengan kata teman terbaik.

"Kalau menurutmu sendiri? Yibo itu seperti apa, Xiao Zhan?" Menopang kepalanya dengan tangan kanan di atas meja, Tianzi menatap lurus Xiao Zhan menunggu jawaban.

"Menurutku?" Xiao Zhan gugup diberikan pertanyaan seperti itu, terlebih di depan yang bersangkutan. "Tak jauh berbeda seperti yang Yibo katakan." Ia menunduk. "Ya ... dan sedikit jahil." Air dalam gelas ia minum sebagai akhir tanggapannya tentang Wang Yibo.

A MAN WHO ONCE LEFTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang