Stariksa Genk

2 1 2
                                    

HAPPY READING GUYS
Ingat harus happy gak boleh sad!

😁

😁

Saking asiknya bermain game keempat cowok ini tidak sadar bahwa waktu tekah menunjukan pukul tiga siang, tadi setelah mereka selesai melaksanakan shalat dzuhur mereka langsung bergegas melanjutkan gamenya hingga saat ini tanoa mereka sadari mereka telah menghabiskan waktu selama enam jam hanya untuk bermain game, beginilah kebiasaan mereka setiap hari libur, selalu membuat kesibukan di markas mereka. Markas Stariksa, Stariksa adalah salah satu nama genk motor terbesar di Jakarta, genk ini sengaja dibuat untuk melindungi sekokah mereka, Sekolah Angkasa.

"Savage!" Ucap Kevin kencang.

"Anjir sialan internet gw mati!" Ucap Falih kesal.

"Gembel sih jaringan lo" sambung Arka tanpa memalingkan pandangannya dari layar handphone.

Selain keempat cowok tadi, kini dimarkas banyak anggota Stariksa yang mulai berdatangan, masing-masing dari mereka mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang sibuk dengan game, sibuk masak, sibuk memberi makan ikan dan lain sebagainya.

Arka sebagai ketua genk Stariksa sengaja mengumpulkan mereka setiap satu bhlan sekali, memberikan kesibukan pada mereka seperti kumpul-kumpul sambil ngobrol dan lain sebagainya demi menjaga kesolidaritasan mereka.

"Dahlah gw cape menang mulu dari tadi" ucap Kevin beranjak dari duduknya "lo mau ngapain vin?"

"Masak mie!" Jawab Kevin.

"Gw nitip satu, sekalian tambahin telor goreng mata sapi satu" teriak Falih.

"Mata sapinya abis mata babi mau?" Tanya kevin.

"Iya boleh"

Kevin bergegas menuju dapur meraih mie instan dari rak makanan lalu membuka bungkusannya, sesekali dirinya bersiul sambil menghidupkan kompornya "ck, sialan gas nya abis" ucap Kevin kesal.

Kevin menatao sekitar dapur, Bingung!, dirinya mulai memutar otaknya mencari cara untuk memasak mie tanpa menggunakan kompor, senyumnya mengembang kala melihat baskom kecil tergeletak diujung sana, otaknya mulai menemukan ide cemerlang" enggak sia-sia gw dilahirin sama emak gw, wlaupun nilai rapot warna-warni tapi kalo masalah beginian otak gw dah kaya kancil" ucap Kevin berbangga diri.

Kevin mulai mengisi air tersebut dengan air keran lalu memasukan mie instan yang tadi telah ia buka "gw yakin sekeras-kerasnya mie ini, kalo direndem pake air pasti bakalan melar" fikir Kevin sambil tersenyum.

Diposisi lain diruang tengah Arka bersama kedua temannya masih fokus menatap layar handhphonenya, Arka mengerutkan keningnya kala melihat Falih tengah tetsenyum memandang layar ponselnya " lo kenapa lih?" Tanya Arka heran.

"Nyokap gw pancinya bocor, makanya gw ketawain" jawab Falih bohong.

Arka menatap Falih curiga, tanpa dieinya sadari Arka maju, mengintip ponsel milik sahabatnya beberapa detik kemudian dirinya tertawa hingga terbahak-bahak "anjirr sejak kapan nyokap lo jadi mbak-mbak DEBM?" Tanya Arka sambil memegang perutnya.

Sontak Falih menatap Arka tajam "sialan!"

Lintang yang awalnya masih fokus dengan gamenya pun ikut menoleh "miris gw dengernya, gw kira modelan elo tontonannya film keren, tsrnyata gabut lo nontonnya video DEBM" jawab Lintang ikut tertawa.

Falih meraih bantal sofa disebelahnya lalu berniat melemparkan pada wajah Arka dan Lintang. Keduanya saling melontar pandangan dan mulai pasang kuda-kuda untuk menghindar dari lemparan Falih.

PLAK

PLAK

"Anjing sialan bangsat babi monyet kuda kucing ayam tikus" umpat Kevinyang baru saja datang, dirinya mengeram kesal kala mie instan yang baru saja ia buat tumpah begitu saja mengenai bajunya.

Lagi-lagi Arka dan Lintang saling pandang lalu bergegas kabur begitu saja menunggalkan Kevin yang tengah membara api akibat kesal.

__ __ __

"Dalam nama tuhan yesus, perantara roh kudus aku mengahadapmu memohon pertolongan dan perlindungan dari segala kejahatan dan kecelakaan. Ya tuhan bimbinglah saya agar dapat selamat sampai tujuan sesuai pertolingan mu" seorang gadis tengah mengepalkan tangannya didepannya sambil menundukan wajahnya didepan patung salib "Ara!" Panggil seorang perempuan paruh baya sambil membawa tudung saji yang berisi makanan.

"Kenapa mah?" Tanya Ara menghampiru sarah-ibunya.

"Udah selesai berdoanya?" Ara mengangguk.

"Udah mah"

"Yaudah kalo gitu tolong bantu mamah, berikan ini kependeta yang ada disana" ucap Sarah sambil menyerahkan satu tudung saji kepada putrinya.

Ara mengangguk patuh lalu mengikuti langkah mamahnya dari belakang "permisi pak! Ini ada titipan ada ibu biarawati mau diletakan dimana? Tanya sarah pada pendeta.

"Kamu letakan dimeja sebelah sini" perintah pendeta tersebut.

Lantas keduanya pun mengangguk patuh lalu meletakan tudung saji tadi dimeja makan "terima kasih semoga tuhan Yesus selalu memberkati kalian berdua" ucap pendeta sambil tersenyum.

"Terima kasih pak pendeta" ucap Sarah.

"Sama-sama, kalian berdua orang disini?" Tanya pendeta itu.

"Iya pak!" Jawab Sarah

"Siapa yang mengajak kamu kesini?" tanya pendeta.

"Bibi saya dulu seorang biarawati disini, tapi gak lama baru aja meninggal" ucap Sarah.

Pendeta tersebut tersenyum "demi tuhan Yesus bibimu itu pasti masuk surga"

"Amin"jawab Sarah dan Ara berbarengan.

Pendeta tersebut mengalihkan pandangannya pada Ara sambil tersenyum dan berkata "sehat selalu nak!, kalau sudah dewasa nanti mengabdilah kamu ditempat suci ini supaya hidup mu makin berkah" ucap pendeta sambil memegang kepala Ara.

Ara tersenyum paksa, ini lah yang dirinya takuti sejak beberapa minggu ini ialah menjadi seorang biarawati, membayangkannya saja dirinya tak sanggup apalagi jika sampai terjadi "tuh Ra kamu denger sendiri kan kata pak pendeta, harusnya saat kamu dewasa nanti kamu harus mengabdi digereja sebagai penerus bibi kamu"

Ara menggeleng kuat "Ara gak mau mah"

"Kamu itu keponakan bibi yang paling deket sama bibi, pasti bibi juga berharap kamu bisa jadi kaya bibi apalagi biarawati itu pekerjaan yang mulia Ara"

"Ara udah punya tujuan hidup sendiri mah, Ara cuma mau jadi penulis lagi pula kenapa bukan mamah aja yang gantiin bibi?" ucap Ara kesal.

Sarah mulai menggeram kesal, tangannya terangkat satu lalu menampar pipi mungil Ara "kamu tuh kalau mamah bilangin selalu aja ngeyel, kamu tau kan kalo perusahaan mamah sama papah sedang berkembang pesat jadi mana mungkin mamah bisa mengabdi disini" ucap Sarah lalu pergi karna berusaha untuk menahan amarahnya, setelah kepergian pendeta tadi kebetulan gereja   masih ramai membuat suara mereka tidak terdengar oleh siapapun.

Ara memegang pipinya yang mulai memanas, matanya mulai berkaca-kaca dan menundukan kepalanya "Ara udah besar, Ara bisa nentuin hidup Ara sendiri" ucapnya disela tangisnya.


______________●Batas suci●______________

●TYPO BERTEBARAN!!
●JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!









ARKAARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang