Chapter 9: Tertangkap Basah

1.7K 42 6
                                    

"Besok libur nih, ngumpul yok." Kata Gunandar tiba-tiba pada kami ber 5 saat berkumpul di parkiran.

"Ayo, tapi gua ajak Lia yah.." saut Ahmad

"Terserah lu asal jangan bawa bokap sama nyokaplu." Jawab Gunandar

"Mau ke markas sekarang?" tanya Andi

"Iyaa.." jawab Gunandar.

"Yaudah kalian kesana dulu aja gua mau nunggu Raras." Saut Galih sambil main hp diatas motornya.

"Yaudah oke." Gunandar mengiyakan sambil menaiki motornya.

Disaat mereka semua bersiap untuk pergi ke markas, aku yang telah menjadwalkan hari ini untuk berlatih make up yang masih kurang kemarin bilang kepada mereka kalau tidak bisa ikut kumpul hari ini.

"Eh sorry banget nih, gua hari ini ada acara keluarga, jadi gabisa ikut." kataku

"Yahh tumben banget lo ikutan acara keluarga?"

"Em.. iya nih, acara nikahan saudara jauh gua, acaranya juga sampe besok jadi gak bisa ikut kumpul dulu gua." Lanjutku beralasan seadanya berharap mereka percaya dengan alasanku ini.

"Beneran di?" jawab Gunandar

"Iya.. malam ini gua absen dulu ya" lanjutku

"Yaudah kalau gitu di.. yok yang mau ke markas sekarang bareng gua." Kata gunandar.

Akhirnya aku terbebas bukan hanya hari ini, tetapi juga besok. Mungkin karena jarang sekali aku berbohong dengan mereka sehingga mereka masih percaya padaku untuk hal-hal seperti ini.

Sesampainya dirumah, aku langsung mandi dan kembali menata meja belajarku dengan peralatan-peralatan make up serta cermin di tengahnya.

Kuputar lagi video yang kemarin untuk agar hafal dengan langkah-langkah yang harus dilakukan agar bisa lebih baik dari kemarin. Berbeda dengan kemarin, kali ini aku ingin belajar lebih detail lagi, jadi kuulang-ulang 2 hingga 3 kali setiap langkah yang ada di video tersebut agar benar-benar paham dan tidak terjadi kesalahan fatal besok.

Setelah video tutorial make up selesai, kali ini aku membuka video tutorial untuk menggunakan kerudungnya. Saat akan kuputar video tersebut, tiba-tiba telfon masuk dari ibuku, spontan aku berlari keluar kamar dan melihat ke teras melalui jendela.

"Kosong, ngga ada mobil" pikirku.
Karena merasa aman, kuangkat telfon dari ibuku itu.

"Halo mah, ada apa ya?" Kataku mengangkat telfon

"Di, hari ini mamah ngga pulang ya, karena ada pekerjaan mendadak di luar kota 2 hari, besok sore mamah baru pulang."

"Oh.. iya mah."

"Iya di.. Oh iya nanti kamu jangan makan di luar ya, tadi mamah udah nelfon tante kamu buat bawain makanan dan makan bareng kamu, biar kalian berdua ngga sendirian banget."

"Padahal tadi Ardi baru kepikiran buat makan di luar loh."

"Tuh kan, udah kamu makan di rumah aja sama tantemu itu, biar hemat. Udah dulu ya di, mamah udah sampai di bandara, dah."

"Iya mah.. dah"

Untungnya ibuku ternyata ngga di rumah sampai besok, jadi nanti malam bisa lanjut latihan lagi biar besok udah lancar dan ngga ketahuan sama orang lain.

Aku sebenarnya sangat terpaksa melakukan ini, selain karena adanya kontrak dengan tante dewi, aku juga merasa takut ada orang lain yang mengetahui hal ini, apalagi jika ada orang dari sekolahanku yang tau. Bukan hanya aku yang dalam bahaya tapi reputasi gangku juga bisa dalam bahaya.

Indahnya Cinta AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang