Esoknya Revan memenuhi janjinya kepada Naila, ia langsung mengajaknya ke toko buku untuk membeli beberapa novel dan notes kecil agar saat Naila memikili ide cerita ia bisa menulisnya di notes itu.
Setelah membeli novel, Revan mengajaknya ke sebuah kafe yang kebetulan masih terlihat sepi
“Ayo duduk disitu, “ ucap Revan dan diikuti Naila dari belakang
Setelah mendapatkan meja, lelaki itu memesan makanan sedangkan perempuan yang duduk di depannya langsung membaca salah satu novel yang baru saja dibeli. Beberapa jam berlalu hingga tak terasa hari sudah malam dan Naila berhasil menyelesainkan satu novel. Sementara Revan yang telah sedikit mengantuk berusaha sekuat tenaga menahannya karena dirinya harus menganyar Naila pulang.
Sesampainya dirumah, Naila langsung memasuki kamarnya dan tak lupa menyimpan novelnya di dalam lemari pakaian agar aman khususnya dari sang papa. Hari terus berganti, dan selama itu pulan Revan tak pernah absen menemani Naila membaca novel baik itu di taman belakang sekolah, kafe bahkan mengantarnya ke seminar literasi.
Kebersamaan mereka terus terjalin dan tanpa sadar Naila telah menganggap Revan lebih dari sahabat, namun ia tidak berani mengungkapkannyak karena dirinya harus fokus sebab kini mereka berdua sudah memasuki kelas 12 yang merupakan bangku pendidikan terakhir di SMA dan juga harus serius dalam menggapai impiannya.********
Tak terasa hampir satu tahun mereka lewati bersama, dan Naila kini telah mulai menulis ceritanya melalui blog di internet. Sementara hubungannya dengan Revan masih terjalin, hingga pada suatu hari ia mendapat kabar bahwa Revan telah mempunyai pacar.
Awalnya Naila tak percaya, ia pun langsung mencari sahabatnya itu dan benar saja kini Revan tengah berbicara dengan seorang perempuan dan mereka terlihat sangat bahagia.
Sulit dipercaya, namun dirinya harus berusaha ikhlas menerima semuanya tapi ia juga tidak boleh lupa akan mimpinya. Jika dulu masih ada Revan disampingnya maka sekarang ia harus terbiasa sendiri.
Seperti pada suatu ketika, Naila sedang duduk sendiri di salah satu bangku taman belakang sekolah dan kemudian Revan datang bersama Kirana, pacarnya. Di satu sisi ia ingin sekali mengabaikan keduanya namun dirinya merasa tak nyaman, hingga akhirnya memilih pergi ke rooftop sekolah yang suasanya begitu sepi dan entah mengapa tiba-tiba dirinya menangis lagi. Apa karena Revan? Mungkin iya tapi ia sadar kalau dirinya tidak boleh terpuruk oleh hal ini.
Segera ia menghapus air matanya dan kembali ke kelas karena masih beberapa matapelajaran yang belum selesai.
Beberapa jam kemudian, akhirnya bel pulang tiba. Semua murid sudah berhamburan keluar kelas, begitu pula dengan Naila namun gadis itu berdiri di depan kelas Revan karena ingin memberikan sesuatu. Tak berselang lama sahabatnya keluar kelas dan Naila langsung menghadangnya.
Sontak Revan terkejut mendapati seseorang muncul di depannya dengan tiba-tiba
“Aku mau kasih ini buat kamu, “ ujarnya sambil memberikan gantungan dari kain flanel dengan hiasan huruf R besar tepat di tengahnya
“Makasih ya, kalau begitu aku pulang duluan ya La. Kasian Kirana udah nunggu dari tadi, “ balasnya sambil melangkah pergi meninggalkan Naila yang mematung.
Revan sudah berubah, mungkin jika dulu lelaki itu rela melakukan apapun untuknya, sekarang tidak lagi.*******
Semenjak kejadian itu, keduanya justru terlihat mulai canggung satu sama lain, akhirnya kini Naila melalui hari-harinya seorang diri meskipun terkadang dirinya masih mengingat momen kebersamaannya dengan Revan.
Tak terasa setelah melewati beberapa bulan, tibalah hari kelulusan, dan saat acara tengah berlangsung Naila memutuskan untuk tidak berlama-lama, karena di hari itu juga ia akan berangkat ke Amerika untuk kuliah di sana.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine
Short StoryCerpen My Sunshine ini merupakan salah satu karya terbaik dalam Kelas Menulis Rumah Literasi Batch 1 Bercerita tentang Naila seorang siswi yang bercita-cita ingin jadi penulis namun ditentang oleh keluarganya. Kehadiran Revan, sahabat yang selalu m...