Minggu' 13 September 2017
Nakala telah siap dengan baju cantik miliknya. Ia tidak ingin terlihat hebot untuk pergi merayakan ulang tahun Albian.
Setelah itupun, Nakala telah menyiapkan hadiah untuk Albian. Setelah itu, Nakala memilih berjalan untuk keluar komplek baru memesan taksi online.
¶¶¶¶¶¶¶
Nakala telah sampai ditempat yang sama dengan tempat saat ia mengantar Albian pulang dari rumah sakit.
Nakala tersenyum ketika melihat orang disekelilingnya sangatlah ramah dan periang, membuat gadis berumur 17 tahun itu ingin berada lama disana.
Sekitar 5 menit menunggu, Albian datang untuk menjemput Nakala yang masih berada dipinggir jalan.
Albian segera mengajak Nakala untuk berjalan menuju rumah nya diujung gang.
Albian mendapat banyak sapaan dan pertanyaan ketika membawa seorang perempuan cantik ke rumah miliknya.
"Ini rumahku, maaf ya kalo berantakan.." ujar Albian sambil membereskan beberapa kain yang tergeletak dilantai.
Nakala bisa merasakan betapa susahnya hidup seperti ini. Melihat sekeliling membuat Nakala hampir saja menangis. Nakala memperhatikan penerangan rumah tersebut yang sudah redup.
"Siapa ini yang datang... cantik sekalii," ucap seorang perempuan tua dari balik tirai dapur.
Nakala segera bersalaman kepada perempuan tersebut sebagai rasa hormat dirinya pada orang yang lebih tua.
"Teman aku buk." balas Albian sambil menata piring dimeja makan.
"Hai tante... saya Nakala, teman sekolah Albian," sapa Nakala sambil memancarkan senyumannya.
"Eh jangan panggil tante. Panggil ibuk aja," balas perempuan pemilik nama Dini.
Dini segera merangkul Nakala untuk membawanya duduk dimeja makan. Tak lupa Nakala juga menyerahkan kado untuk Albian.
"Makasih ya, Kal." balas lelaki itu menampilkan senyum manisnya.
"Oh ya, ini... aku beliin kue juga, btw selamat ulang tahun untuk yang ke-18 Bi!" ujar Nakala sambil menyerahkan paper bag yang satunya.
"Makasih ya nak Kala.. jadi repot-repot, sebentar ya ibuk tinggal untuk ke warung." ucap Dini sambil menepuk-nepuk pundak Albian.
Nakala langsung beralih pada sebuah laci yang terletak disisi pojok rumah tersebut. Ia memandangi nya dengan kagum.
"Bi, prestasi lo banyak juga ya.. hebat!" ujar Nakala berucap bangga pada sang sahabat.
"Kata ibuk harus banyak-banyakin prestasi diusia yang muda, biar nanti gampang untuk masuk sekolah favorit!" seru lelaki itu.
"Lo bisa main piano?" tanya Nakala ketika melihat mendali juara 2 lomba piano tingkat provinsi milik Albian.
"Sedikit," balas Albian memperhatikan Nakala.
"Bohong. Kalo sedikit ga mungkin juara 2, pasti lo jago. Pokoknya disekolah lo harus mainin piano buat gue." Nakala menjawab sambil meminta Albian untuk memainkannya piano.
Albian tersenyum sambil mengangguk. Ia tak tahu harus membalas dengan apa, keadaan ini membuat dirinya menjadi canggung.
Setelah kedatangan Dini, mereka bertiga segera merayakan ulang tahun Albian yang ke-18 dengan semangat yang tinggi. Sungguh bahagia rasanya bertemu dan berada disini hingga gadis itu enggan untuk pulang.
Mereka lanjut berbicara dan sesekali bercanda hingga membuat Nakala tertawa lepas. Suasana ini membuat perasaan Nakala nyaman dan hangat. Tak pernah terbayangkan bahwa kehidupan nya akan berubah karna peristiwa di rooftop. Bertemu dengan lelaki seperti Albian itu sama seperti mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
General Fiction❝Hanya pertemuan singkat namun melekat.❞ - 100 Days - 121222 - kalo mau bunuh diri jangan disini.- Disclaimer. - mengandung kata-kata kasar, kekerasan, konten dewasa. Jadi harap bijak dalam memilih bacaan - koreksi jika banyak kata yang salah. - cer...