II

83 21 0
                                    

Changbin babak belur.

Sepertinya ia dijebak kali ini.

Awalnya, Changbin sempat diberi pesan oleh seseorang. Ia bilang Changbin seharusnya tidak dekat dengan Chris. Ia juga bilang kalau Changbin seperti seorang yang mengejar Chris, seorang jalang yang tidak ada harga dirinya.

Dan Changbin mengejar siapa yang memakinya seperti itu.

Ia awalnya berpikir hanya akan melawan seorang saja, namun sayangnya saat itu ternyata ada sekitar lima orang yang berhadapan dengannya. Makanya ia kini babak belur, sampai Chris taunya datang langsung dan menyelamatkan Changbin.

Dengan catatan Chris mengajak bicara orang yang menjadi dalang dari pengeroyokan Changbin hari ini. Ternyata memang orang itu hanya ingin mencari masalah dan tidak lebih. Changbin menjadi sasaran empuk bagi mereka, kena lah Changbin disitu.

Tidak habis pikir, Chris meminta mereka untuk berhenti karena nyatanya Chris berteman dengan Changbin dengan suka rela. Tidak ada paksaan didalamnya, apalagi sambil mengatai Changbin mengejar Chris sebegitunya. Tapi tidak ada baku hantam sih, cuman pembicaraan saja untuk membungkam beberapa manusia yang selalu ikut campur.

Changbin sudah ada didalam mobil Chris, menatap Chris yang kini berjalan kembali kedalam mobilnya. Saat pintu dibuka, Changbin memilih untuk tidak menatap Chris saat itu. Ia membalikan tubuhnya dan memilih melihat ke arah jendela.

"Bin, kita ke rumah sakit aja? Luka lo kayaknya parah banget. Atau mau langsung ke rumah aja?"

"Terserah. Gue cape."

"Okay... yaudah lo istirahat aja"

Changbin mulai memejamkan matanya, tidak terasa juga air matanya jatuh disaat ia merapatkan tubuhnya dengan pintu mobil di sebelahnya. Ia masih ingat apa yang diucapkan orang itu tadi.

Orang yang membuatnya babak belur karena Changbin membiarkan orang itu terus menghajarnya.

"Changbin, gue kira lu pinter. Taunya goblok juga ya"

"Apa maksud lo sih anjing?"

Changbin sudah cukup payah membalas omongan lelaki yang ada didepannya.

"Chris itu, dia tuh bajingan. Buktinya aja, lo kena masalah terus kan karena dia?"

"..."

"Liat lo sekarang, kebanyakan dimainin lu perasaannya sama Chris"

Changbin melayangkan pukulan ke arah lelaki itu namu ditahan olehnya. Lelaki itu menatap Changbin lalu tertawa.

"Gue ngomong gini, karena gue juga korbannya. Dia cuman mainin perasaan lo doang bin. Gue ngasih tau lo aja."

Dan Lelaki itu memukul Changbin cukup keras dibagian perutnya, membuat Changbin terpental dan jatuh.

"Mau bukti? Chris gak akan belain lo. Meski lo direndahin sama siapapun juga, taruhan Chris gak akan ngapa ngapain gue. Meskipun lo gue bilang jalang sekalipun"

Changbin terdiam kini.

Lambat laun ia tersadar karena memang sudah beberapa kali Changbin "dihajar" seperti ini. Tapi Chris sama sekali tidak membelanya. Chris hanya mengobatinya saja. Padahal, Changbin ingin sesekali jika Chris berdiri untuk membelanya. Tapi nihil.

Suasana dalam mobil juga terasa canggung. Changbin yang memilih melamun dan Chris yang tidak berbicara sepatah katapun.

Mungkin benar apa kata orang itu.

Chris hanya memainkan perasaannya saja. Toh buktinya saja Chris tidak melakukan apapun. Tapi siapa juga Changbin untuk meminta?

Ya, mungkin bisa dibilang cinta bertepuk sebelah tangan?

Dua ArahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang