Almaira berlari sangat cepat tanpa memperdulikan keadaan rumah sakit yang sangat penuh dengan banyak nya pasien.
Di fikiran nya saat ini hanyalah Atha dan Atha. Putra tersayang nya yang saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif di ruang UGD.
Dengan nafas yang masih memburu, Almaira berhasil berada di depan ruangan Atha yang hanya terpisah oleh gorden yang menutupi sepanjang ranjang yang di tiduri oleh Atha.
"A, abang mana?" Tanya Almaira karena saat gorden terbuka dia tidak melihat keberadaan putra sulungnya itu.
"Abang di bawa sama perawat buat CT Scan." Jawab Reval yang saat ini tengah duduk di kursi tunggu bersama dengan Amel.
"Tante mau nyusul kesana? Kalau mau biar Amel antar?" Tanya Amel menawarkan diri.
"Boleh kalau Amel tidak keberatan." Jawab Almaira.
Amel menggeleng. "Tentu saja tidak dong Tan, ayo mau berangkat sekarang?" Ucap Amel yang di balas anggukan kepala oleh Almaira.
Belum juga keduanya keluar dari ruangan milik Atha, perawat yang mendorong ranjang Atha tiba-tiba saja datang beserta dengan Regan, Rei dan juga Ayu.
"Keadaan abang gimana, Mas? Abang gak apa-apa kan?" Cecar Almaira saat melihat keberadaan Regan.
"Masih perlu di pantau, Ma. Kita doakan aja semoga tidak terjadi hal yang tidak menyenangkan." Ucap Regan mencoba memberikan pengertian kepada Almaira.
Almaira terus menatap wajah pucat Atha. Putra tersayang nya itu masih tidak kunjung bangun.
"Ma, Papa sama Lulu sudah tahu kalau abang masuk rumah sakit?" Tanya Rei.
"Papa tahu, cuman Papa mesti rapat sama Pak Gubernur, kalau Lulu mama gak tahu, Handphone dia gak bisa mama hubungi." Ucap Almaira masih menatap wajah pucat Atha tak lupa genggaman tangan nya tidak pernah dia lepas.
"Kalian sudah makan siang?" Tanya Almaira begitu melihat keberadaan Nadya dan juga Loly yang datang sembari membawa dua keresek hitam berisi nasi padang yang mereka beli di depan rumah sakit.
"Belum." Jawab Reval.
"Kalian makan dulu, biar abang mama yang jaga." Titah Almaira.
"Kita makan bareng-bareng, ma. Mama juga belum makan siang kan?" Tanya Reiga.
Almaira menggeleng. "Mama gampang, yang penting kalian dulu yang makan." Ucap Almaira.
"Yaudah kalian makan duluan aja, biar gue makan bareng mama." Putus Regan yang kini sudah mengambil kursi kosong dan segera meletakkannya di depan Almaira.
"Teh ayo makan dulu." Ajak Nadya seraya mengapitkan tangan nya pada lengan Ayu.
Ayu menggeleng. "Engga aku mau disini aja, mau nungguin Atha." Ucap Ayu yang masih meneteskan air mata.
"Re.." Nadya menatap ke arah Regan seolah meminta bantuan.
Sembari menghela nafasnya pelan, Regan langsung berdiri dari duduknya dan membawa kursi lain. "Ya udah teteh disini aja dulu sama aku sama mama. Nanti setelah mereka selesai makan baru kita bertiga yang makan." Ucap Regan.
Setelah mengucapkan itu, Reval beserta Rei dan ketiga wanita lain berjalan ke arah luar ruangan untuk mencari tempat makan.
Mereka berlima memilih makan di bangku taman, yang jaraknya tidak jauh dari ruang UGD.
"Lulu masih gak bisa dihubungi?" Tanya Rei sembari membuka bungkusan nasi padang miliknya dan juga milik Loly.
Kegiatan itu tak luput dari perhatian Amel, namun Amel memilih bersikap biasa saja walaupun hatinya masih merasa sakit dan tidak nyaman saat melihat kedekatan antara Rei dan juga Loly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to 21
FantasyMemiliki suami yang setia, Anak-anak yang cantik dan tampan tidak membuat Almaira, seorang wanita cantik itu merasa puas. Almaira selalu merasakan perasaan tidak berdaya, perasaan kurang puas akan diri nya sendiri dan selalu merasa bahwa segala perj...