001 -Bosan.

1.3K 75 3
                                    

|||

Bugh

Bugh

Bugh

"DEN, STOP! LO BISA BUNUH ANAK ORANG BANGSAT!"

Ricuh. Itu yang menggambarkan suasana kantin saat ini. Raden dengan random menghajar seorang siswa kelas 3 tanpa ampun.

Ashlan atau lebih akrab nya disapa Alan itu tergopoh-gopoh mendengar Raden kembali menghajar orang. Ngapain lagi kalau bukan melerai nya, bisa mati anak orang kalo udah kena Raden.

Alan mengkode temannya yang lain. Gama segera mendekat walau sedikit mendecak sebal, bagian akhir-akhir aja dilimpahkan ke dirinya.

Nyatanya jika ia disuruh melerai Raden pun Gama angkat tangan, bisa dipastikan kena bogem dia sama Raden. Kena kultum pula dari ayahnya saat pulang ke rumah.

Status Gama yang menjadi putra seorang dokter menjadikannya selalu disuruh membereskan 'sisa' perkelahian yang mereka lakukan.

"Hadeh.. nambah pasien lagi rumah sakit gue" dengusnya malas.

"Ya baguslah.. makin rame makin banyak duit" sahut polos Elang.

"Ngomong lagi gue suntik pantat lo!" geram Gama, mendelik tajam ke arah Elang.

Elang yang diberi tatapan tajam itu pun bergidik ngeri. Jangankan disuntik, lihat jarum nya aja Elang bisa pingsan.

Alan yang mendengar perdebatan kecil temannya itu memutar bola mata malas. Fokusnya saat ini adalah Raden, bocah kesetanan itu tidak akan berhenti kalau bukan Alan yang menggeretnya paksa.

Raden tidak memberontak kala Alan mendorong keras bahunya menuju kelas.

"Lo sinting, Den? Anak kelas 3 lo hajar sampe begitu" heran Elang.

Raden tidak mendengar ocehan Elang, malas. Memang tidak ada yang tau kalo Raden bakal ngehajar anak itu. Bahkan Alan yang notabenya paling dekat dengannya pun tidak tau.

Sekarng mereka berkumpul di kelas, kecuali Gama. Ruangan yang awalnya ramai seperti pasar itu mendadak hening saat Raden dkk masuk ke kelas tersebut.

"Gama mana?" tanya Alan.

"Belum beres kali" sahut Elang.

Alan hanya melirik sebentar lalu kembali mengobati luka tangan Raden akibat meninju meja kaca hingga pecah.

Bruak.

Semua anak kelas langsung memandang ke arah pintu. Orang sinting mana yang membuka pintu dengan keras begitu? Raden yang semula memejamkan mata gagal tertidur akibat suara yang ditimbulkan oleh Gama. Iya Gama.

Pelaku cuma nyengir kuda tanpa dosa. Lalu berjalan menghampiri para sahabatnya.

"Den, kasih tau gue alasan lo nonjok dia" tanya Gama serius.

Gak biasanya bocah itu serius, biasanya juga oke aja, tanpa nanya ini itu. Tentu saja mereka heran. Kenapa gitu loh?

Alan sebenarnya juga penasaran tapi dia cuma bungkam. Berusaha tidak peduli, kan itu urusan Gama.

Elang yang sama herannya pun tiba-tiba melotot ke arah Gama.

"Gam gam, anak tadi namanya siapa?" tanyanya tidak santai, mengguncang-guncang bahu Gama.

KHATULISTIWA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang