|||
"Kenapa kesini?"
Yang ditanya memutar bola matanya malas. Begitukah sopan santun saat berbicara kepada yang lebih tua?
Nyatanya, putra 'Rajendra' yang satu itu memang suka memancing kekesalan dokter muda sepertinya.
Bisma Revian Alexandro, pria keturunan Indonesia-Jerman yang menyandang status sebagai dokter pribadi keluarga 'Dhirgantara Rajendra' sama sekali tak menggubris kedatangan Raden disana. Ia hanya fokus melakukan tugas sesuai profesinya.
Raden yang diam dengan bersendekap dada mengawasinya, membuat dokter itu terpaksa menoleh. Karena tatapan elang mengintimidasi milik Raden.
"Sampai kapan kamu mau nyiksa kayak gini?"
Itu yang mampu Vian sampaikan saat mendapati wajah datar Raden.
"Kenapa kesini?"
Bukannya menjawab, Raden tetap kukuh melontarkan pertanyaan itu kepada Vian.
"Bi Ida yang telfon saya. Seharusnya kamu apresiasi saya yang rela terbang dari Singapore kesini."
Ucapan itu membuat Raden meraup kasar wajahnya. Vian datang dari Singapore, yang mengartikan bahwa dokter itu sedang melakukan perjalanan bisnis bersama papanya.
Dhirgantara sudah seminggu lebih berada disana. Terakhir kali pulang hanya melakukan dinner bersama Raden dan Razka, lalu berangkat lagi.
Tidak ada yang kepala keluarga itu ucapkan, bahkan sekedar menanyakan tentang bagaimana kelancaran sekolah putranya pun tidak.
Yang Raden ingat, Dhirgantara hanya berucap "kapan terakhir kali mama kamu pulang?"
Bukankah seharusnya ia sebagai suami lebih tau kapan istrinya itu pulang? Kenapa bertanya kepada anaknya yang mungkin tidak peduli seperti Raden?
Tentu saja Razka yang menjawab, sebab Raden sangat malas membicarakan wanita yang bahkan tidak ingat ia memiliki dua anak yang perlu diurus.
Raden tidak suka jika Razka terlalu menutupi sikap buruk ibu mereka, terlalu munafik. Raden benci itu.
Sikap yang wanita itu tunjukkan dirumah sangat berbanding terbalik dengan kelakuannya di luar sana.
Mungkin Dhirga akan selalu mengangguk mengiyakan saat mendengar ucapan pembelaan untuk istrinya yang diucapkan Razka. Padahal Raden tau benar, jika papanya itu mengetahui semua kelakuan sang istri diluar sana.
"Papa tau?"
Vian menghentikan aktivitas nya, lalu beralih memandang Raden.
"Kalau Dhirga tau, mungkin sekarang kamu bakal jadi pasien juga."
Raden tertawa samar. Benar juga yang diucapkan orang ini, bisa jadi dirinya sekarang babak belur dihajar papanya setelah membahayakan nyawa kembarannya tempo lalu.
"Jaga selagi dia ada, Raden"
|||
" Yaww ma broo.. "

KAMU SEDANG MEMBACA
KHATULISTIWA [Hiatus]
De TodoBagaimana jika Raden acuh dan berdiam diri memandangi pemuda bername tag Atharrazka Rajendra dipukuli begitu saja dihadapannya? Tentu saja itu yang ia lakukan sekarang, sambil sesekali menyesap batang nikotin yang membuat nafas Razka semakin terc...