TojiSato / TojiGo

1.4K 57 13
                                    


Satoru mendadak terbangun karena merasakan hawa dingin menggelitik tubuhnya. Satoru baru teringat setelah berbuat mesum dengan sukuna didalam kamar mandi ia belum berpakaian.

Tubuhnya panas namun ia kedinginan.

"Tidak mungkin aku demam. Sukuna anj-"

Dan benar sekali, Satoru merasa menggigil hingga gigi-giginya gemertak.

Ia tak kuasa untuk berdiri untuk menuju lemari pakaian. Mengambil beberapa baju panjang supaya tubuhnya tertutupi atau mengambil obat penurun demam di rak mejanya.

Satoru hanya meringkuk lagi didalam kasurnya. Menarik selimut sampai kepala. Membuang handuk basahnya asal-asalan.

"Sukuna emang anj-"

Satoru tidak henti-hentinya menyumpah serapahi sukuna. Padahal sebelumnya dia juga menikmati kegiatan panasnya.

Tangannya merayap mencari ponsel miliknya. Mencari sebuah kontak. Satoru berfikir sejenak untuk menentukan siapa yang akan dihubungi.

Setelah menentukan orangnya, Satoru mengirimkan pesan singkat.

Tidak lama setelahnya dia mencoba memejamkan mata untuk tidur namun tidak bisa. Badannya gelisah dan tidak nyaman.

Suara ketukan terdengar beberapa menit kemudian. Satoru enggan untuk menjawab. Biarkan orang itu masuk saja toh kamarnya tidak dikunci.

"Kenapa kamu nyuruh saya ke kosan? Saya ini banyak kerjaan."

Tanya toji setelah mendekati surai putih yang menyembul keluar dari selimut.

Kerjaan apa? Kau kan pengangguran. Batin satoru.

"Bangun tuan putri atau aku cium."

Satoru masih diam.

Toji mengernyikan sebelah alisnya. Manusia didepannya ini sebenarnya maunya apa. Tadi memanggilnya sekarang hanya diam saja.

Toji makin mendekati ranjang itu dan duduk ditepinya. Kemudian membuka selimut sampai menampilkan kepala satoru dan wajahnya yang sangat merah.

"Kamu tidak tidur? Kenapa diam saja?"

"Mas toji."

Toji memperhatikan wajah satoru dengan mata yang memerah dan berkaca-kaca. Kemudian menyentuh dahi satoru.

"Ya ampun kamu terbakar."

"Jangan lebay. Aku hanya demam."

"Mau apa? Cium, peluk, sex?"

Telinga Satoru seketika panas mendengarnya. Apa dia memanggil orang yang salah?

Satoru mulai bergerak tidak nyaman. Inginnya menghindar tapi tubuhnya sangat lemas.

"Jangan macem-macem. Aku hanya ingin kau ambilkan aku obat. Di rak mejaku. Sebelah sana."

Satoru menunjuk dengan kode gerakan matanya. Toji yang mengetahui maksudnya berbalik untuk mengetahui tempat yang dimaksud. Lalu berbalik lagi menghadap satoru.

Idih manja. Batin toji.

"Sudah makan?"

Satoru menggeleng.

"Tidak boleh minum obat kalau belum makan."

"Aku tidak nafsu makan."

"Kalau nafsu yang lain?"

"Jangan ngeres, mending pergi deh dari sini."

Om-om ini memang modus.

Toji terkekeh kemudian mengelus surai putih satoru menampakkan dahinya yang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kos-kosan Humu 🔞 [Gojo Harem]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang