[M] Pleasure 🔞

720 14 0
                                    

Heejin POV

"AAAAAAHHHHH !!!!!!!"

Aku berteriak ketika aku mencapai klimaks. Sial, teriakanku cukup keras mungkin seluruh gedung bisa mendengarnya.

Aku melihat seringai mulai terbentuk di wajahnya, dan aku bisa mengatakan ini tidak akan baik. Dia membentangkan kakiku sedikit lebar dan turun mendekat intiku.

Dia menjulurkan lidahnya ke dalam dan mulai menjilat bersih cumku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa mengerang ketika lidahnya menyentuh titik G spotku.

Aku tidak peduli jika harga diriku hancur, karena aku harus mengakui bahwa ini terlalu nikmat untuk aku abaikan!

Aku menjambak rambutnya dengan kedua tanganku, mendorong lidahnya ke dalam diriku lebih dalam lagi. Lidahnya menjelajahi seluru vaginaku dan aku sangat menikmati kesenangan ini. Dia tiba-tiba berhenti dan menatap lurus ke arahku.

Seringainya menjadi lebih lebar. Dia naik ke telingaku, membisikkan sesuatu.

"Aku tahu kau horny sama seperti aku. Penisku sudah mengeras dan aku harus masuk ke dalam dirimu sekarang juga. Apa yang baru saja kita lakukan tidak seberapa, karena sekarang saatnya untuk melakukan apa yang sebenarnya aku inginkan."

Dia membuka celananya, melepas boxernya yang memperlihatkan penisnya yang besar dan tegak. Dia jelas terlihat horny dan matanya yang gelap penuh dengan nafsu.

Dia membuka kancing kemejanya sambil menunjukkan absnya yang menggoda. Dia menyeringai saat aku ketahuan sedang memperhatikan tubuhnya.

"Senang dengan apa yang kau lihat?"

Sebelum aku bisa menjawab, dia dengan cepat memasukan penisnya tepat ke dalam diriku dan rasa sakit mulai terasa di bagian intiku.

Dia dengan kasar keluar masuk di dalam diriku, air mata mulai terbentuk di mataku. Aku mencakar punggungnya dengan kukuku saat rasa sakit melandaku.

Air mata membasahi wajahku karena vaginaku terasa sangat sakit. Penisnya membuat dindingku meregang, apalagi ketika dia memasukiku seperti binatang buas!

Brengsek! Dia sangat egois!

Dia menatap lurus mataku, terlihat sekali dia menikmati kesenangannya. Matanya yang gelap memperhatikanku yang menangis karena menahan sakit yang aku rasakan.

"Tidak apa-apa, kau akan terbiasa." dia berbisik dengan lembut, begitu lembut sehingga aku hampir tidak bisa mendengarnya.

Dia menciumku dan memaksakan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Lidah kita saling menghisap tapi dia tetap yang mendominasi ciuman ini. Pikiranku terfokus pada lidah kita yang berjuang lebih dari rasa sakit di intiku.

Kenikmatan mulai melanda tubuhku dan kita berdua merintih di mulut masing-masing. Dinding vaginaku mulai mengencang dan aku tahu aku akan segera mencapai klimaks.

"Mmm, sangat ketat..."

Dia bergumam ketika kita masih melakukan sesi panas kita. Dia dengan bersemangat mulai memompaku lebih cepat, ketika akhirnya aku cummed dan beberapa detik kemudian dia juga. Dia menarik keluar dengan ekspresi marah di wajahnya.

"Shit!!"

"Kenapa?" aku bertanya dengan cemas.

"Aku lupa memakai pengaman."

Kita berdua terduduk di sana dalam hening.

"Tidak apa-apa. Aku sudah meminum pil pencegah kehamilan ..."

Ekspresinya yang khawatir menghilang seketika saat aku mengatakan itu.

"Serius ?! Kenapa perawan sepertimu meminum pil itu? Kau baru pertama melakukannya kan? Apa kau berencana untuk melakukannya dengan para pelangganmu?"

"Apa-apaan yang kau katakan itu?! Hanya karena aku perawan bukan berarti aku tidak bisa meminumnya! Aku bekerja di club, lebih baik aku berjaga-jaga daripada berakhir hamil karena orang cabul yang lupa mengenakan pengaman! " Aku balas berteriak padanya.

"Jadi kau benaran perawan ya." dia menyeringai.

"Kau suda tahukan? Bahkan kau yang mengambilnya kenapa kau masih bertanya!! Aku pergi!"

Tapi sebelum aku bisa bangun, dia mendorongku kembali ke tempat tidur dan membentangkan kakiku sangat lebar.

Dia menuju ke vaginaku lagi dan mulai menjilati cairan kita berdua yang tercampur di dalam. Dia dengan egois tidak memikirkan aku yang masih lelah karena sesi pertama kita.

Ketika dia selesai, kita bercumbu satu sama lain untuk saling menikmati rasa cairan kita berdua, sampai ponselnya berdering. Dia mengabaikannya dan terus menjelajahi mulutku, sampai aku mendorongnya pergi untuk mengambil ponselnya yang terus berdering.

"Itu tidak penting." Dia berkata sembari menciumku lagi.

Aku mendorongnya lagi sampai akhirnya dia menekan tanda untuk mengangkat telepon.

"Hallo? Ya, ini aku. Benarkah? Kapan aku mulai? Senin depan? Tiga hari dari sekarang? Kenapa? Keadaan darurat? Oh, begitu. Aku akan ke sana kalau begitu. Oke, sampai jumpa." Dia kemudian menutup telepon.

"Lihat panggilan telpon itu penting bukan." Aku berkata dengan seringai. Dia menatapku dan mengejek.

"Ya, memang. Kurasa kau benar."

"Mau memberitahuku ???" Aku bertanya dengan senyum manis.

Dia menatapku dari atas ke bawah. Aku masih telanjang dan aku yakin dia pasti berpikir mesum di kepalanya.

"Itu tidak penting sekarang."

Dia mendekat kearahku dan mulai meraba-raba pantatku lagi. Dia mulai menciumku lagi, tapi aku mendorongnya lagi kali ini.

"Arrgh! Apa lagi sekarang ?! Ponselnya tidak berdering!"

Sudah cukup jelas dia frustrasi secara seksual, jadi aku berniat untuk menggodanya lagi.

"Apa kau sangat horny?"

Aku berkata sembari jari-jariku perlahan menelusuri perutnya dan turun ke penisnya. Sebagai tanggapan, dia meraba pantatku lebih keras.

"Bercinta denganku lagi!!" pintanya.

Aku menyeringai, mengocok penisnya ke atas dan ke bawah. Dia mengeluarkan erangan yang membuat intiku basah. Suaranya yang dalam dan seksi membuat tulang punggungku kesemutan.

"Lebih cepat, sayang." katanya.

Aku mempercepat kocokanku dan dia meremas pantatku begitu keras sehingga membuatku mendesah juga.

Dia menyeringai melihat reaksiku, dia memasukan dua jarinya ke dalam intiku lagi. Membuat aku mengerang keras dan memainkan penisnya lebih cepat saat dia memompa jari-jarinya keluar masuk di intiku.

Kita berdua terbakar oleh nafsu dan terangsang satu sama lain sehingga erangan kita memenuhi kamar ini.

Dia membuatku larut dalam sesi make-out kita lagi. Kita berdua merintih di mulut masing-masing karena kesenangan yang kita rasakan saat kita berdua orgasme. Aku keluar membasahi jarinya dan dia mengeluarkan cairannya di dadaku.

Dia menarik jari-jarinya keluar lalu dia menjilati jari-jarinya dan vaginaku.

"Mmmm..."

Vaginaku sangat sensitif dengan sentuhan lidahnya. Begitu kita selesai, dia berbaring di atasku, kita berdua kehabisan nafas.

"Kau sangat cantik. Sangat hebat untuk ukuran perawan. Cairanmu juga terasa enak."

"Wow, terima kasih, aku tidak tahu akan sehebat itu."

Tidak tahu apakah itu pujian atau penghinaan.

"Tunggu bukankah kita belum secara resmi berkenalan."

"Aku tahu, tapi aku akan menyimpannya untuk lain kali. Aku lelah dan aku yakin kau juga lelah." Dia berkata sambil berguling dan memejamkan matanya.

Lain kali? Apa maksudnya lain kali?













*********


MR. LEE! 《 LJN x JHJ 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang