Kenyataan

478 47 3
                                    

Buat yang mau baca sambil dengerin lagu, boleh play lagunya.

Try - Park Won

.....

Happy Reading

🦊🐻

Klekkk.

Lee Haechan berjalan membuka pintu masuk Restoran di depannya dengan membawa sebuah mawar di tangan kanannya, dan bingkisan sebagai kado kejutan di tangan kirinya.

Haechan bergerak memasuki restoran memakai pakaian serba tertutup, ia mengenakan jaket Hoodie dengan penutup kepala dan masker bewarna hitam di area wajahnya.

Saat ini Haechan, lelaki yang berprofesi sebagai aktor berusia 22 tahun itu sedang menggunakan waktu istirahatnya untuk bertemu bersama sahabat, sekaligus lelaki impiannya.

Huang Renjun, itu adalah nama lelaki berusia 22 tahun yang berprofesi sebagai seorang model ternama di kotanya. Mereka berdua memang sudah sangat lama bersahabat, sehingga tanpa Haechan sadari ia pun memiliki perasaan lebih dari sekadar pertemanan ataupun persahabatan kepada sosok itu.

Jadi setelah memikirkannya secara matang. Hari ini tanggal 06 di hari ulang tahunnya, Haechan sengaja mengundang Renjun datang ke restoran ini dengan alasan berkumpul merayakan ulang tahunnya.

Padahal, nyatanya Haechan sudah menyewa dan menyuruh pemilik Restoran ini mendekorasi satu ruangan khusus demi ia gunakan untuk menyatakan perasaannya kepada Huang Renjun.

Indah.

Dekorasi yang diatur oleh pemilik restoran sudah sesuai dengan keinginan Haechan. Meja bulat yang di hiasi oleh lilin, mawar dan anggur pesanannya juga telah tersusun rapi.

Ditambah lampu ruangan yang sedikit redup, juga menambah kesan romantis tempat ini. Bahkan ada beberapa  boneka Moomin kesukaan Renjun yang sengaja diletakkan di sudut ruangan. Juga tak kalah menambah kesan istimewanya acara malam ini.

"Sangat sempurna." Haechan memuji dekorasi ini sembari menarik bangku di depannya.

Sementara pelayanan yang mengantar Haechan langsung kembali melanjutkan pekerjaannya.

Lima belas menit berlalu, Haechan pun tak sabar menunggu lagi. Sehingga ia memutuskan untuk menghubungi nomor Renjun.

Tut ...

"Halo,"

"Aku sudah di depan, kau bisa gak bersabar!" seru Renjun saat menjawab panggilan itu.

Mendengar jawaban Renjun membuat Hc langsung bergerak dari bangkunya untuk menyambut kedatangan Renjun.

Tapi saat pintu itu dibuka ... Renjun terlihat datang bergandengan tangan bersama Jeno, lelaki impian Renjun.

Apakah, aku terlambat? gumam Haechan di dalam hatinya.

"Maaf baru sampai sekarang,"sesak Renjun ketika sudah berdiri di depan Haechan.

"Tidak, masalah," ujar Haechan langsung mengurungkan niat awalnya untuk menyatakan perasaannya kepada Renjun. Setelah melihat Renjun datang bersama Jeno di hadapannya.

Bahkan ia sampai rela menarik mawar, dan bingkisan yang ia bawa ke dekatnya. Demi menyembunyikan kenyataan yang hanya dirinya ketahui.

"Apa aku datang terlambat?" tanya Renjun ketika tak melihat kehadiran siapapun di dalam ruangan ini. Bahkan hanya tersedia dua bangku di meja Haechan.

Padahal Haechan yang bilang kalau malam ini ia akan mengadakan acara, tapi kenapa?? hanya ada dua bangku dan dekorasi aneh ini di sini.

"Hmm, kau datang agak terlambat." Haechan berbohong sambil menatap tangan Jeno yang berada di pinggang Renjun.

"Jangan bohong! kau yang mengundang aku di jam ini," ujar Renjun sembari melihat sekelilingnya. Ada boneka kesukaannya moomin, dan lilin yang menyala menghiasi ruangan ini, seperti acara lamaran saja. Bukan ulang tahun.

"Iya, kau terlambat. Semua orang sudah pergi dan sekarang aku pindah ke ruangan ini, agar lebih privasi." Haechan terus mengucapkan kebohongan dengan wajah gugupnya.

Jeno yang menyadari keanehan dari sikap Haechan itu pun hanya memilih tersenyum penuh kemenangan ketika menyadari bahwa ia sudah berhasil melakukan tahap awal balas dendamnya kepada saudara tirinya.

"Kalau begitu suruh pelayanan mengambil bangku. Bagaimana pun aku dan kekasihku sudah datang. Jadi, ayo makan dan duduk merayakan hari ulang tahunmu. Dan, hari jadi kami berdua," kata Jeno sambil menarik tubuh Renjun lebih dekat kepadanya.

Renjun tersipu malu mendengar perkataan kekasihnya--- yang baru resmi menjadi miliknya seminggu ini. Haechan bahkan belum tahu bahwa saudara tirinya, telah menerima ajakan kencan Renjun.

Karena itu Renjun sengaja mengatur pertemuan ini untuk memberikan kabar bahagia kepada sahabat terbaiknya, Lee Haechan.

"Jeno benar. Ayo rayakan ultah tahunmu bersama dan habiskan waktu ini untuk bersenang-senang," kata Renjun sembari menyerahkan kado yang sudah ia siapkan kepada Haechan. "Ini hadiah dariku, dan juga Jeno."

Haechan menatap bingkisan yang Renjun berikan kepadanya dengan wajah terluka.

Namun, Haechan tetap meraih hadiah pemberian Renjun dengan wajah tersenyum. Setelah itu, ia memanggil pelayan untuk memberikan satu bangku lagi ke dalam ruangan ini.

Sungguh.

Haechan sangat tidak pernah berekspektasi kalau Jeno bakalan merespon perasaan Renjun, kepadanya. Soalnya selama ini Haechan melihat banyak wanita cantik yang ada di sekeliling saudara tirinya itu.

Namun, kenapa? kenapa di hari bahagianya ia malah mengetahui kenyataan yang benar-benar menggores hatinya begitu dalam.

"Sejak kapan kalian memiliki hubungan?" Haechan yang sudah tak bisa menahan rasa penasarannya memutuskan untuk bertanya, ketika mereka sudah duduk saling berhadapan.

"Beberapa minggu yang lalu," jawab Jeno sambil memandang wajah Haechan tak suka.

"Kenapa kau tidak memberitahukan hal ini kepadaku, Renjun?" tanya Haechan kepada lelaki manis yang sedang duduk memeriksa makanan di depannya penuh semangat.

"Aku sibuk. Tapi karena kau menghubungiku meminta bertemu, aku pun memutuskan untuk mengatakan bahwa Jeno sekarang adalah milikku," kata Renjun penuh rasa bahagia. Ia bahkan langsung memeluk lengan Jeno setelah mengatakan hal itu.

Sementara Haechan yang melihat semua adegan manis di depannya. Hanya bisa tersenyum pahit melewati hari bahagianya yang berubah menjadi begitu menyakitkan.

"Aku harap hubungkan kalian bertahan dengan baik." Hanya itu doa yang mampu Haechan ucapkan.

"Tentu saja. Aku dan Jeno pasti akan bahagia, dan mempertahankan hubungan ini sebaik mungkin. Jadi kau tidak perlu khawatir Haechan," sahut Renjun sambil meraih tangan Jeno.

"Tentu saja--- aku setuju dengan pendapatmu, sayang. Karena ... kita harus mempertahankan hubungan ini, agar orang-orang merasa iri melihat kebahagiaan kita!" seru Jeno dengan smirk kecil di sudut bibirnya.

Haechan ikut tersenyum mendengar perkataan kedua orang di depannya. Meskipun, ia menyukai Renjun.

Haechan tak pernah memaksakan rasa cintanya, karena ibunya pernah berkata.

Titik paling berat dari mencintai seseorang adalah melepaskannya dari hidupmu. Agar ia bisa menemukan kebahagiaannya, meskipun di dalam bahagianya. Tak ada dirimu.

TBC 🐻🦊

My Love Is worthy of youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang