04 | Will You Help Me?

85 0 0
                                    

Author POV

Hari yang semakin malam membuat angin mulai berhembus kencang melewati rooftop apartemen Laila. Menghabiskan waktu di akhir pekan merupakan agenda yang sulit untuk dilakukan sekarang. Mengingat bahwa Via, Chaca dan Laila yang sudah sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Laila kembali bergabung membawa beberapa selimut dan memberikan kepada dua sahabatnya yang kini sedang duduk bersila memandang langit. Ingin sekali rasanya mereka minum-minum malam ini, namun tidak bisa diwujudkan karena Via sedang menangani pasien yang mungkin saja akan membuatnya menerima panggilan darurat. Untuk berjaga-jaga, akhirnya mereka menghindari alkohol malam ini.

"Rasanya damai banget kalo udah ada di sini bareng kalian" Ujar Via yang masih menatap langit sambil tersenyum. Chaca mulai memperhatikan wajah Via yang kini terlihat damai.

"Coba aja elo ngga dapet pasien darurat itu, mungkin kita bisa minum malem ini" Kata Chaca yang kini ikut memandang ke arah langit.

"Padahal elo bisa beli dan minum sendiri, kenapa tadi ngga bawa saja?" Ujar Laila yang kini sedang mencoba tidur beralaskan bantal di paha Chaca. "Entar Via malah tergoda. Bahaya kalo dia mabok tau, bakal ngga waras ngasih diagnosisnya!" Jawab Chaca.

"Kenapa gue selalu dapet masalah terus ya? Punya pacar malah selingkuh, mau lepas dari dia aja susahnya minta ampun. Gue cuma ingin bisa hidup tenang" Via mulai mencurahkan isi hatinya "Gue ngga pantes buat bahagia ya Ca?" Kalimat Via diakhiri dengan senyuman getir.

Chaca merangkul dan mengusap pundak Via "Elo cuma belum ketemu sama orang yang tepat. Gue yakin lo nanti bisa dapetin seseorang yang bener-bener tulus dan bikin lo bahagia" Chaca mencoba menenangkan Via.

"Tapi kayanya bullshit Ca, Brian yang keliatanya sayang banget sama gue aja ternyata aslinya gini. Selingkuh, kasar, keras kepala. Emang bener ya cowo itu effort-nya di awal doang. Kalo udah dapetin apa yang dia mau malah ngelunjak" Ujar Via.

Chaca hanya bisa mendengarkan sambil mengelus-elus punggung Via mencoba untuk selalu menenangkan sahabatnya itu.

"Menurut lo Nicho bisa dipercaya ngga? Apa dia bener-bener serius buat ngelamar gue?" Via kembali teringat dengan Nicho yang akhir-akhir ini membuatnya galau.

"Nicho? Perasaan elo sendiri gimana sekarang ke dia?" Chaca balik bertanya.

"Ya jujur gue sedikit berdebar waktu ketemu dia, kangen... pastilah" Ujar Via sambil tertawa pelan.

"Gue yakin Nicho itu cowo yang baik, selama tiga tahun gue kenal dia di sekolah, dia orangnya ngga pernah macem-macem. Yang gue tahu dia cuma baru pacaran dua kali doang, sama elo dan sebelumnya sama Kak Jessica ketua OSIS"

"Kalo sama Kak Jess, putusnya kenapa?" Via penasaran, karena selama dia berpacaran dengan Nicho, mereka tidak pernah sedikit pun membicarakan soal mantan.

"Ya gue juga ngga begitu tahu ya, mungkin karena saat itu pemikiran mereka berbeda. Secara kan Nicho pas itu kelas 1 sedangkan Kak Jessnya kelas 3. Gila ya pacaran sama berondong dia" Chaca tertawa pelan.

Via kembali menatap langit, memikirkan apa sebenarnya alasan Nicho memilih untuk menikahinya. Padahal tidak sulit baginya untuk mendapatkan perempuan yang setara dengannya. Wanita mana yang mau menolak pria tampan dengan karier yang mapan seperti Nicho?

"Apa lo udah bener-bener kehilangan kepercayaan dari cowo mana pun? Yang Nicho tawarin adalah pernikahan, tentunya buat gue itu hal yang sangat serius" Kata Chaca.

"Gue masih belum yakin"

Tiba-tiba ponsel Via berdering menunjukkan nama dokter intern yang menginfokan bahwa ada pasien darurat harus segera ditangani secepatnya.

My You [On Going]Where stories live. Discover now