I miss you_-

37.2K 1.9K 36
                                    

Albi pov~

Semenjak kejadian ditaman waktu itu, gua udah jarang komunikasi lagi dengan dia, memang kejadin itu adalah suatu kesalahan, tapi gua menganggap itu semua bukan suatu kesalahan, melainkan suatu titik terang gua untuk menjadi pria sesungguhnya, walaupun alat peraganya adalah seorang pria sama kaya gua.

Itu bukan hal yang harus dipermasalahkan jika terdapat suatu perubahan yang pesat dalam diri gua iya kan??

Tapi sepertinya dio menganggap ini hal yang benar-benar menyimpang dan bertolak belakang dengan dirinya, sampai-sampai dia enggan untuk ngobrol atau sekedar menyapa, menatap gua juga dia ngga mau.

Hal itu membuat perasaan gua aga kosong, seperti ada sesuatu yang hilang, tapi apa???

.
..

Hari-hari gua lalui dengan rasa yang teramat berat, gua merindukan sesuatu yang tak seharusnya gua rindukan, memang aneh jika seorang pria rindu kepada pria lagi.
Argghhh... gua acak-acak rambut gua frustasi.

Memang benar yang dikatakan orang 'jika dia sudah tidak bersama kita, barulah kita sadar betapa berharganya dia di hidup kita'

Setidaknya itu yang gua rasain, memang pertemuan gua sama dio belum terlalu lama, dan itu pun berawal dari suatu kesalahan, tapi kenapa gua ngerasa dia itu....

"Eh.. yo, selamat pagi" gua tersenyum saat melihat dio masuk kedalam kelas dan menyapanya seperti biasa.
'Jlebbb' hati gua seperti tertusuk pedang, dia sama sekali tidak menengok sedikit pun, selalu saja setiap hari dia seperti itu, sakit rasanya jika ada orang yang terus mengabaikan kita, tapi masalah ini harus secepatnya di selesaikan karna gua ga bisa terus-terusan di abaikan seperti ini olehnya.

Huh... pelajaran mau di mulai, gua jadi ngga mood buat belajar.
Sejak tadi pandangan gua terfokus pada satu titik yaitu dio.

"Yo...dio, ntar balik gua nebeng lo yah?" Gua coba ajak dia bicara walaupun guru sedang menjelaskan didepan.

Dia ngga bergeming masih fokus ke papan tulis dan buku catetannya
"Dio... heh..Gua mau ngomong sesuatu sama elu" gua coba panggil dengan volume nada yang sedikit di naikan, dia masih menganggap seolah-olah panggilan gua cuma bisikan-bisikan ilusi.

Kesal dengan keadaan ini, gua merobek kertas dan melemparkan kepadanya, arghh... si dio benar-benar yah.. gua pun tetus menghujaninnya dengan bola-bola kertas.

Gua lempar bola kertas yang lumayan besar dengan sekuat tenaga, dan akhirnya bola kertas itu mendarat sempurna di kepalanya.

Akhirnya dia melirik dengan tatapannya yang mengintimidasi gua, 'Degg' seketika gua langsung membeku melihat tatapan yang sama sekali ga gua kenal, setelah melirik gua sekilas dia kembali melanjutkan aktivitasnnya, gua memilih untuk berdiam diri tidak melakukan apa-apa hingga pelajaran berakhir.

"Ikut gua..." tiba-tiba ada yang menarik tangan gua dengan kuatnnya, ternyata dia dio, gua pasrah dengan apa yang dilakukannya.

Setelah berjalan beberapa lama akhirnya dia terhenti dan ngelepasin tangan gua.

"Mulai sekarang gua harap elo jangan ganggu gua lagi"
"Tapi kenapa?"
"Mungkin pertemanan kita hanya sebuah kesalahan, jadi maaf, lebih baik kita tidak saling kenal"

Hati gua langsung mencleos begitu mendengar kata-kata dio, dengan nada yang sedatar itu malah bikin gua sakit, mata gua mulai memanas, 'tesss' satu butir air mata gua lolos dengan mudahnya, gua hanya bisa menunduk.

"Sekarang gua bakal anterin elu balik, sebagai tanda maaf gua sama lo"
Gua masih terdiam seakan nyawa gua melayang entah kemana dan dunia tiba-tiba serasa runtuh, dio kembali menarik tangan gua dan menyuruh gua untuk naik, kata-katanya sekarang ini seperti hipnotis yang udah ga bisa gua cerna lagi.

Didalam perjalan gua tersadar, perasaan yang salah ini telah tumbuh dengan subur walaupun tidak diberi air dan pupuk seperti rumput liar yang tidak diinginkan oleh orang.

"Yo.. berenti, gua mau turun disini aja...
dio.. gua bilang berenti"

'Cittt..." akhirnya dia memberentikan motornya di pinggir jalan yang lumayan sepi, gua pun turun, saat gua berbalik badan tiba-tiba dio meraih tangan gua.
"Naik gua bakal nganterin elu sampe rumah"
"Ngga perlu, gua naik angkutan umum aja" gua menepis tangannya
"Ini jalanan sepi albi, mana ada kendaraan umum"

Gua udah ga perduli dengan apa yang dikatakan dio, gua pun bergegas pergi, tanpa disangka dio turun dari motornya dan narik gua lagi dan lagi..

"Lepasin gua dio, lu ga usah anterin gua balik, elo bilang pertemanan kita suatu kesalahan jadi gua ga mau bikin kesalahan lagi"

"iya tapi elo mau pulang pake apa? "

"Mending elo pulang sekarang, jangan peduliin gua lagi, elo bikin gua semakin berharap, gua ga mau perasaan suk..." anjrittt anjritt anjritt hampir aja gua keceplosan, albi albi.. lo bego apa tolol sih.

"Maksud lo?" Tuh kan muka dia betubah aneh gitu
"Emm..mmm.. yang gua maksud.." Aduh mampus gua..

Gua ga tau harus nyari alesan apa.
tiba-tiba ada mobil berenti tepat di samping gua

"Albi ngapain elo disini?" Tanya-nya
"Adam..."

Tbc

Jangan lupa vote dan follow gua yah... bling bling.. (*_<*)

Tell me! how to be a good kisser [boyxboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang