Prolog

14 3 6
                                    

Sebelum membaca follow akun author ya,dan jika selesai bisa diberikan vote dan komen kalian tentang cerita ini.

Terimakasih atas perhatiannya.

Selamat membaca.

.

.

.

Di sebuah taman yang penuh dengan bunga. Angin dengan lembut menerpa bunga bunga hingga membuatnya bergoyang kesana kemari. Langit biru dengan berbagai bentuk awan yang unik membuat suasana menjadi indah.

Berdiri seorang gadis sedang mematung di tengah tengah taman. Rambut hitamnya terbang kala angin melewatinya.

Tes...tes..tes..

Perlahan satu demi satu butir air mata keluar membasahi pipi gadis itu. Membuat kacamata yang ia pakai terasa licin. Mata coklatnya terlihat bergetar, mulutnya menahan agar tak mengeluarkan isak tangis.

Perlahan ia tersenyum. "Gue baru kali ini liat pemandangan seindah ini." Ucapnya dengan haru.

Ia pun berlutut dan menangis sejadi jadinya. "Hiks..hiks..."

Seketika ketakutan menyelimutinya. Sekelebat ingatan muncul dikepalanya. Dari dulu ia sudah melihat semuanya tapi kenapa baru sekarang merasa bahwa itu indah.

Oh ya..karena dia tak melihat dunia dengan benar. Banyak hal yang memenuhi kepalanya hingga membuat dirinya tak fokus dengan jalannya sendiri.

Apa yang membuatnya seperti itu?

Seseorang menepuk pundak gadis itu. Membantu gadis itu kembali berdiri dan memeluknya sangat erat.

"Mita...selama ini apa yang lo alami?.. kenapa lo nggak cerita?.." Tanyanya dengan khawatir.

"Bukan urusan lo!." Jawab gadis yang dipanggil Mita itu.

"Jangan merasa sendirian, masih banyak orang yang mau mengenal lo, jangan akhiri hidup sekarang, itu terlalu cepat!."

"Kenapa?...kenapa nggak gue aja yang mati pas itu?..kenapa harus dia?.." Mita meneteskan air mata kesekian kalinya.

.

.

.

.

.

Crismita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang