BAB 1

249 18 3
                                    

Riki Arshaka Daren, seorang atlet sepatu roda sejak ia menginjak usia 10 tahun. Semangatnya dalam dunia olahraga sepatu roda membuatnya meraih banyak prestasi yang tidak bisa diragukan, diantaranya ia pernah meraih 3 medali emas, 2 medali perak, dan 2 medali perunggu dalam kurun waktu 4 tahun. Tidak ada kata kalah dalam kamus kehidupannya, itulah yang menjadikan Riki selalu memforsir tubuhnya dalam berlatih setiap hari, khususnya ketika akan berkompetisi.

  " Gue balik duluan," pamit Riki pada teman satu komunitasnya.

    Riki menarik gas motor ninja merahnya hingga menyentuh kecepatan 90km/jam. Tanpa terduga, di tengah perjalanan seekor kucing berlari menyebrang jalan. Rasa kaget menyergap diri Riki, secepat kilat lelaki itu menarik kedua remnya dan membanting stir ke kiri.

          ciiitttt sreeeeet........

    "Aarggghhhh...." Riki mengerang tertahan, mukanya berubah menjadi merah. Kaki kirinya tertindih oleh motor. "To... Tolong,"

    Beberapa warga yang mendengar suara Riki segera mengangkat motor itu dan memilih untuk menelfon ambulance. Mereka tidak langsung menolong Riki karna khawatir kondisi Riki semakin parah jika mereka salah melakukan penanganan.

     Suara khas sirine ambulance pembawa pasien menerobos keramaian kota Jakarta kala itu. Di sepanjang perjalanan, Riki tidak berhenti teriak kesakitan. Bukan hanya kakinya saja yang sakit namun beberapa anggota tubuhnya juga mengalami lecet.

    "Saya nggk mau, dok. Kalo saya pake gips dan tongkat, gimana cara saya latihan sepatu roda? Nggk, saya nggk mau," tolak Riki setelah melihat hasil Rontgen kakiknya dan mendengar penjelasan dari dokter UGD yang bertugas.






  segitu dulu ya gaes, ntar aku lanjut lgiiiii

Support systemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang