BAB 2

143 18 4
                                    

   Mood Riki pagi ini semakin kacau setelah kedatangan orang yang selalu mencari masalah dengannya.

     "Lihat keadaan Lo sekarang. Jalan aja harus dibantu pakai tongkat, terus gimana caranya lo bisa ngelawan gue di kompetisi sepatu roda akhir tahun? Lo mau kompetisi sepatu roda atau mau apa? Pakai tongkat segala," ujar seorang lelaki dengan nada mengejek.

       "REHAN STOP!" seorang gadis ber - name tag Kemilau Vimala berjalan mendekat ke arah mereka.

      "Kenapa? Bener kan gue? Lihat tuh kondisi sahabat lo, mana mungkin dia bisa ngalahin gue,"

     Rahang Riki mengeras, mukanya memerah, aura yang terpancar pun juga terlihat mengerikan. Ekspresi Riki sudah persis seperti harimau yang akan menerkam mangsanya. Beruntung Mila datang di waktu yang tepat. Ya, Mila merupakan support system yang mampu menenangkannya ketika ia sedang emosi.

      Mila duduk di sebelah Riki setelah berhasil mengusir Rehan, rival Riki dalam dunia sepatu roda. Sebenarnya Riki juga tidak ingin memiliki rival, namun apa yang diperbuat Rehan padanya sudah keterlaluan. Berulang kali rivalnya itu berusaha mencelakainya sebelum kompetisi dimulai. Hal itulah yang menjadikan Riki kesal pada Rehan dan tidak memberikan celah sedikitpun bagi Rehan untuk menang.

     "Lo tenang aja. Gue bakal bantuin lo biar bisa cepet sembuh,"

     Riki melirik sekilas ke arah Mila dan meninggalkan gadis itu sendirian. Bagaimana bisa Mila berkata seperti itu sedangkan kondisi Riki seperti ini? Apakah gadis itu hanya ingin menenangkannya?

     Sepulang sekolah Riki langsung kembali ke rumah, tidak ada acara nongkrong seperti biasanya.

     "Aarggghhhh. Sial," Riki meninju samsak. Saat ini ia sedang berdiri dengan bantuan 1 tongkat yang terhimpit di ketiak sebelah kiri.

    "Eh, Lo ngapain?" Nada khawatir Mila terdengar dari balik tubuh Riki. "Nggk usah main samsak dulu deh. Kondisi kaki lo masih kaya gitu, ntar klo lo jatoh trs makin parah gimana? "Omel Mila sambil menahan tangan Riki.

     "Biarin aja, mau jatuh atau ngga juga sama aja. Sama sama gue nggk bisa ikutan kompetisi tahun ini. Percuma,"

     Mila menatap Riki heran. "Sejak kapan lo jadi orang yang pesimis? Ini bukan Riki yg gue kenal. Lo harus bangkit, Ki. Lo bisa kok. Gue bakal bantuin lo," ujar Mila meyakinkan.



       
segitu dulu ya, maaf klo ada yang typo
see you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Support systemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang