Bab 2. Bangkit

67 0 0
                                    


Seorang perawat berdiri di sampingku dengan senyuman cerah.

"Ksatria, selamat datang kembali," sambutnya.

Dia memberitahuku tentang situasi setelah pertempuran. Ternyata aku telah koma selama empat hari, dan selama itu pasukan inti kerajaan berhasil mengalahkan para naga.

Aku duduk dengan perasaan sedih, teringat teman-temanku yang telah gugur. "Jangan khawatir, mereka telah mendapatkan damai di alam baka," kata perawat dengan penuh keyakinan.

Aku penasaran, "Bagaimana kamu tahu?"

Perawat itu tersenyum. "Percayalah, mereka beristirahat dengan tenang saat ini," katanya meyakinkanku.

Aku merasa ingin berterima kasih kepada Sir Lancelot karena telah menyelamatkan hidupku. "Apakah Sir Lancelot masih hidup? Di mana dia berada?" tanyaku.

Perawat itu membungkuk. "Ya, dia berada di kamarnya. Dia akan sangat senang bertemu denganmu lagi. Silakan saja," katanya sambil berdiri dan memberiku ucapan terima kasih. Aku pun menuju ke kamar Sir Lancelot.

Di kamar yang luas itu, terdapat tempat tidur, meja, kursi, dan rak buku. Sir Lancelot duduk di sana, mengasah pedangnya dengan aura yang tegar. Aku mendekatinya, dan dia menatapku sejenak.

"Ada apa, Ksatria?" tanyanya.

"Aku ingin berterima kasih karena kau telah membantuku saat itu," kataku.

"Mohon maaf, aku tidak mengantisipasi serangan mereka menjadi sebrutal ini. Aku harap kau dapat memaafkanku," jawabnya dengan penyesalan.

"Jangan khawatir; kau tidak bersalah. Yang terpenting, aku berterima kasih karena kau telah menyelamatkanku," ucapku dengan tulus.

Sir Lancelot tersenyum dengan sukacita. "Terima kasih. Aku senang mendengar bahwa kau selamat. Katakan, apa nama mu?"

"Aku Lissie."

"Senang bertemu denganmu, Lissie. Namaku Sir Lancelot, putra ketiga Raja Arthur."

"Saya Lissie, seorang penyembuh, dan senang sekali bertemu denganmu, Sir Lancelot," sambutku. Aku terkejut mengetahui bahwa dia adalah seorang jenderal yang juga seorang pangeran.

Kemudian aku bertanya, "Mengapa kamu menyelamatkanku? Bukankah kamu sendiri terluka?"

Dia tersenyum lembut sambil menjawab, "Tidak, aku tidak terluka."

Rasa terkejut masih memenuhi diriku. Aku tidak bisa berkata apa-apa.

Sir Lancelot bangkit dari duduknya dan memelukku dengan penuh kasih.

"Sangat menyenangkan melihatmu baik-baik saja, Ksatria. Jangan menangis," ucapnya sambil mencoba menghiburku.

Air mataku diusap oleh Sir Lancelot. Aku memohon kepadanya, "Tolong jangan marah padaku karena aku telah menyakitimu. Aku takut kau akan marah."

Dia menggelengkan kepala. "Karena kita berdua adalah yang terakhir selamat dari serangan naga, aku sangat khawatir tentangmu. Aku ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja," jelasnya.

"Lissie, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" tanyanya.

Aku menjawab dengan mantap, "Aku akan terus melayani kerajaan; aku ingin melayani semua orang."

Sir Lancelot merespons, "Itu sangat baik. Kamu terlihat pucat, jadi aku sarankan kamu untuk meluangkan waktu untuk bersantai terlebih dahulu."

"Sangat kuhargai perhatianmu dan perawatanmu, Tuan Lancelot. Aku akan baik-baik saja sekarang, aku berjanji," ucapku dengan tulus.

"Sentuhan Kesembuhan: Ikatan Pangeran, Jenderal Perang, dan Sang Healer"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang