Selamat membaca cerita pertmaku🥳
Suara bising terdengar dari arah dapur di kediaman keluarga Refan Sander.
Terlihat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik di usianya yang sudah menginjak kepala 5 itu, dengan senyuman manisnya ia dengan cekatan memasak banyak makanan untuk mempersiapkan acara makan malam, yang sudah ia atur untuk perkenalan putranya dengan seorang gadis yang telah ia pilihkan.
Sebenarnya bukan hanya kali ini saja ia mencarikan putranya calon istri, sudah sering bahkan ia sudah lupa berapa banyak gadis yang ditawarkan pada putranya itu. namun jawaban putranya tetaplah sama. Wanita itu sudah bertekat bahwa ini adalah yang terakhir. dan, "semoga saja kali ini putranya tidak menolak lagi." doanya dalam hati.
Setelah beberapa kali selalu menolak permintaan sang ibu, kini ia kembali mengikuti permintaan beliau, karena tidak tega lagi. sejujurnya ia benar benar tidak menginginkan sebuah pernikahan lagi setelah penghianatan yang dilakukan oleh mantan istrinya dimasa lalu. kejadian lima tahun lalu rupanya tak juga dapat mengembalikan kepercayaannya pada wanita.
Iya, dia adalah Revano Sander, seorang duda anak satu, yang cukup muda. seorang pengusaha tampan yang penuh wibawa serta jangan lupakan pesonanya yang luar biasa, ia tidak percaya dengan wanita lagi, baginya semua wanita sama saja, mendekatinya karena harta, dan akan meninggalkannya jika ia tidak punya.melangkahkan kakinya menuruni tangga, menuju ruang makan yang terlihat sudah tersaji dengan berbagai makanan yang telah Mamanya hidangkan. melihat antusias Mamanya, Revan hanya mampu bersabar kali ini. dan entah kenapa, kali ini ia berfikir ingin menemui gadis yang sekilas Ibunya ceritakan dua hari lalu. ia merasa tertarik dengan gadis itu hanya dengan mendengar namanya saja.
"Rinjani Asraf" gumamnya, mencoba mengingat nama gadis yang di ceritakan ibunya.
Hingga di ujung tangga Revan terhenti melihat seorang gadis berambut sebahu yang sedang membelakanginya.
"Sudah datang rupanya," gumamnya pelan,ia masih terus memperhatikan gadis itu dari belakang hingga sang Ibu yang tersadar bahwa sang putra telah turun dari kamarnya.
"Eh Revan, sini nak." paggil sang Ibu
dengan semangatmendengar ucapakan bu Emil gadis itu menoleh sekilas untuk memperhatikan seseorang yang ada di belakangnya. terlihat seorang pria tampan dengan pakaian kemeja lengan pendek dan celana selutut dan rambutnya yang terlihat sedikit basah, mungkin ia baru saja selesai mandi, di biarkan acak acakkan, dengan santai melangkahkan kakinya menuju meja makan.
tatapan mereka bertemu, hingga sang gadis tersadar dan buru buru mengalihkan pandangannya karn malu,Sampai di meja makan Revan menarik kursi yang menghadap gadis itu dan mendudukinya, setelah sebelumnya menyapa sang mama.
"Ani, kenalin ini Revan, yang tante ceritakan kemarin," Ani mendengarkan ucapan Bu emil yang memperkenalkan anaknya, dan kembali menunduk. Perlahan ia mencoba melihat pria di hadapannya dengan malu malu, ia bingung dan tak enak hati karena tak kunjung menerima uluran tangan Revan dan akhirnva la menyatukan kedua tangannya di depan dada, mencoba tersenyum minta maaf, lalu menyebutkan namanya.
"Rinjani Asraf," tuturnya dengan suara lemah lembut. Revan yang mengerti, menarik uluran tangannya karena malu. Dengan exspresi tenang ia mennyebutkan nama.
"Revan Sander" sahutnya dan menoleh pada sang Ibu karena heran dengan gadis yang beliau bawa kali ini berbeda dengan gadis yang biasa Mamanya bawa. beliau hanya terkekeh melihat putranya malu dengan Rinjani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu tiri rasa Ibu kandung
Random"Sudahlah Bu, saya tidak berniat menikah lagi." Jawaban dari seorang pria pada sang ibu yang selalu memintanya menikah lagi. "Nak, Ibu hanya ingin ada yang menemanimu, dan juga ada yang memperhatikan cucu ku." bujuk sang ibu, masih berusaha meluluhk...