Chap 8

262 42 4
                                    

Benar seperti yang Mok bilang, ketika Perth datang ia melihat Saint sedang duduk melamun di sofa. Tatapan nya tertuju ke arah televisi, tapi Perth tau kalau pikiran pemuda itu tidak di sana. Bahkan Perth datang saja dia tidak tau, mungkin raga nya memang berada di sini akan tetapi entah di mana pikiran nya mengembara.


" Aku bawa makan malam." Ucap Perth, yang memang tertuju kepada Saint tapi pemuda itu tak bergeming dari tempatnya duduk.


Perth mendekat, lalu duduk di samping Saint." Saint..." panggilnya, membuat pemuda itu terkesiap mendengar nya.

Ia langsung menoleh, dan sadar kalau Perth kini ada di sebelahnya." Kau_kapan kau datang ?" Tanya nya, dengan raut wajah terkejut.


" Baru saja, tapi cukup tau jika kau sedang melamun." Cetus Perth.


" Tidak, aku tidak melamun...lihatlah, aku sedang nonton televisi." Tepis Saint, ia pikir Perth akan percaya dengan ucapan nya.


Perth tak menanggapi ucapan nya, memilih beranjak dari sofa dan berjalan ke meja makan. Kemudian ia duduk di kursi nya, dan menatap Saint." Ayo makan..."



Saint hanya mengangguk, lalu menghampiri Perth dan duduk di depan nya. Keduanya mulai makan, dan saling diam. Hingga makanan mereka habis tak bersisa.


" Soal kemarin malam_" Perth menjeda ucapan nya, dan melihat wajah merah merona Saint.


Mungkin pemuda itu malu, itu pikir Perth.

" Ehem !" Perth sengaja berdeham, dan membuat Saint menoleh dan menatap nya.

" Aku tidak menyesal melakukan itu..." ucap Perth.

Saint ternganga mendengar nya, yang benar saja dia bilang begitu. Ya memang sih sudah bisa di tebak dia tidak akan menyesal, karena di sini yang merasakan sakit kan dirinya...itu pikir Saint.


" Tapi aku menyesal !" Cetus Saint, dengan tatapan nyalang nya.

Perth diam tanpa ekspresi sama sekali, justru itulah yang membuat Saint merasa kesal kepada pria itu. Sudah tau dia yang salah, tapi tidak merasa menyesal...sangat menyebalkan.


" Apa kau bosan ?" Tanya Perth, berusaha mengalihkan pembicaraan.

" Menurut mu ?" Tanya balik Saint, dengan suara ketus seakan ingin mengajak perang.


Perth mengulum senyum nya, Saint melihat nya dan merasa semakin meradang.

" Di sini kau bebas melakukan apa pun...bahkan aku memberi mu makan tiga kali dalam sehari, lalu apa yang membuat mu bosan ?"


Saint mendengus kesal, lalu beranjak dari kursi dan kembali ke sofa tempat semula ia duduk. Kembali ia menatap ke arah televisi, dan mengacuhkan Perth begitu saja.


Perth memilih masuk ke kamar mandi, untuk membersihkan dirinya karena merasa gerah sekali. Urusan Saint biar nanti saja, yang penting sekarang mandi dulu.


Selesai mandi ia langsung berpakaian, menggunakan kaos singlet dan celana boxer nya. Di lihatnya Saint masih duduk dengan posisi yang sama seperti semula, lalu ia menghampiri Saint.

" Kau tidak mandi ?" Tanya Perth.

" Malas." Sahut Saint, tanpa menoleh sama sekali.

Perth menghela nafas nya perlahan, ia tau kalau pemuda itu sedang merasa marah kepada nya. Dan mungkin juga kebosanan yang ia rasakan membuat hati nya merasa kesal seperti ini.


Double Savage UltimateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang