six (epilog)

42 2 0
                                    

Mark terbangun dan mendapati dirinya yang tertidur dalam keadaan duduk, juga masih memakai seragam sekolah. Ia mengucek matanya dan melirik ke arah arloji yang menunjukkan jam 12 malam.

"Ya ampun, ketiduran. Kan kata dokter, ada batas waktunya." Mark pun segera mencopot baju khususnya dan meninggalkan ruang IGD.

Saat dirinya sudah menutup pintu, Mark melihat Karina dan Jeno yang tertidur di kursi ruang tunggu. Karina menyandarkan kepalanya ke bahu Jeno. Mark hanya menghela napasnya dan membangunkan Jeno.

"Jen, bangun." Mark menggoyangkan tubuh Jeno.

"Enghh," Jeno membuka matanya.

"Jen, asli gue ketiduran tadi di dalem. Kenapa lo gak bangunin?" tanyanya.

"Kata suster, lo tidurnya nyenyak banget kayak orang mati. Jadi kagak tega mau bangunin." balas Jeno jengah.

"Kata dokter kan ada waktunya," cicit Mark.

"Yodah sih, orang udah kejadian juga," ketusnya.

Mark berkacak pinggang. "Lo mau pulang, Jen? Rencana, gue mau nginep di hotel sebelah rumah sakit. Biar, gue bisa langsung gas ke sini."

"Ikut dah. Tapi, gue anter Karina dulu ya?"

"Ga usah lah. Udah malem. Mending, Karina nginep dulu di hotel. Ntar gue pesen 2 kamar. Satu buat Karina, terus satunya lagi kita berdua." sanggahnya.

"Ya udah. Gue bangunin anaknya dulu."

"Rin, bangun." Jeno menepuk pipi Karina pelan.

Karina pun terbangun. "Kenapa, No?"

"Malam ini, kamu nginep di hotel ya? Tapi, kamu sendirian. Aku sama Mark satu kamar." ucapnya.

"Iya, mau. Ntar aku ijin sama Bunda." jawab Karina.

"Ya udah, ayo jalan!"

♡♡♡

Dua hari kemudian ...

Putih. Itulah yang Yeri lihat pertama kalinya setelah melewati masa kritisnya. Yeri mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan ia baru sadar kalau dirinya tengah berada di IGD.

"Hai, sayang." Yeri menoleh ke arah suara yang cukup berat tadi dan melihat Mark yang tengah tersenyum manis.

"Gimana bobonya? Nyenyak gak??"

"Kepala aku agak sakit." Yeri memegangi kepalanya.

"Ya udah, nanti juga sakitnya reda. Sekarang, coba kasih tau aku, apa yang kamu ingat pas kamu kecelakaan?" tanyanya.

Yeri pun berusaha untuk mengingat kembali kejadian paling menyakitkan yang baru ia alami, dua hari yang lalu.

Yeri mendengar mobil yang akan melaju pun menoleh ke arah kanan. Mobil itu sangat kencang. Lalu, Yeri membulatkan matanya. "AAAA!!"

BRAKK...

Yeri terpental cukup jauh dan kepalanya terbentur dengan jalanan cukup kencang. Juga, tubuhnya terguling beberapa meter. Tapi, sialnya terdapat sebuah kaca dalam keadaan pecah terdampar di sana. Hingga akhirnya, pecahan kaca itu mengenai kening Yeri hingga robek dan mengeluarkan darah segar.

Di waktu kesadarannya yang hampir menipis, Yeri sempat melihat sebuah mobil sedan berwarna putih yang melaju dan membaca plat nomornya. Yeri pun menitikkan air matanya.

mafia boyfriend ✔Where stories live. Discover now