satu

3 1 0
                                    


Pagi ini cerah sama seperti pagi-pagi sebelumnya, seperti biasa akumenenteng tas kebesaranku untuk pergi ke sekolah. Kata orang, masa SMA adalah masa-masa yang menyenangkan untuk di jalani. Namun aku malah sebalinya, sebenarnya apa masalahku, apa kesalahan yg ku buat di masa lalu sampai-sampai orang sangat membenci kehadiranku.

Apasih cupu

Dasar dekil

Ngemis aja sana, lebih cocok

Perkatan-perkataan nan indah itu sudah menjadi makanan sehari-hariku, dan itu sama sekali tidak membuatku gentar sekalipun. Aku menjalani sekolah ku sama seperti biasa hari ini. Pelajaran sejarah adalah favoritku, tak salah lagi kalau bukan gurunya yang tampan . sudah menjadi hal lumrah bagi seorang siswi yang menyukai salahsatu mata pelajaran, kalau bukan karena gurunya yang baik. Ya, mungkin karena ke perfect an tampangnya.

"ZE!!" aku terperanjat saat seorang gadis datang sambil meneriaki namaku.

Aku berhenti berjalan menanti dia untuk dapat menyusulku. Lalu memberikan isyarat kenapa dengam menaikkan satu alisku.

Dengan nafas terengah ia berkata "katanya perpustakaan lama masukin buku-buku baru, kesana yuk!" ajaknya sambil merangkul tanganku. Dengan cepat aku menggeleng

"enggak dulu ya sar, aku mau langsung pulang" tolakku lembut. aku tau dia pasti kecewa, terlihat dari raut mukanya yang merengut. "yauda deh, tapi besok harus mau ya. Takut bukunya dipinjam duluan sama orang." Pasrahnya. Sambil mengangguk aku langsung melambaikan tangan singkat dengannya karena harus berbelok untuk menuju rumah. Lalu di balas lambaian tangannya sambil mengangguk membalas anggukanku.

Sesampainya di rumah kegiatanku sehari-hari adalah menyiapkan makan pagi,siang, dan malam untuk bibi dan dua sepupuku. Dan juga membereskan segala jenis pekerjaan rumah.

Makanan siang kali ini, aku memasak ikan goreng dengan tumis bayam. Makanan sederhana namun menguras banyak energiku.

"BII! MAKANANNYA ZE TARUH DI ATAS MEJA YA!" aku sedikit berteriak memberi tahu bibi yang berada di kebun belakang rumah. Selesai memberi tahu bibi, aku langung ke kamar dan langsung membaringkan badanku di Kasur.

"uuhh, dadaku selalu saja tambah sesak. sebenarnya aku mengidap penyakit apa ya?" tanyaku pada diri sendiri, dadaku selalu tambah sesak setiap harinya, namun aku takut untuk pergi cek ke dokter.

"bahkan kamu selalu cantik walaupun tertidur"

"aku tau, jangan memujiku seperti itu Daniel"

"belum, aku belum siap"

"baiklah, aku akan menunggumu sampai kamu siap zena"

"Aku cukup pandai memasak tumis bayam, kamu mau coba?"

Deg

Deg

Deg

"sepertinya aku tak akan lama bersamamu, Daniel."

Dengan nafas terengah aku langsung mendudukkan badanku sambil mengatur nafasku kembali normal. Aku mengalaminya lagi, ini mimpi yang sama selama aku mengalami gangguan bernafas. Aku selalu bangun dengan kondisi yang sama, yaitu dengan nafas yang terengah. Sebenarnya ada apa dengan diriku, apakah ini akibat terlalu stres, atau terlalu kelelahan?. Ini selalu menjadi pertanyan bagiku. Siapa Daniel?, kenapa dia memanggilku zena, sedangkan namaku adalah zea?. Apakah aku masuk ke dalam mimpi seseorang?. tapi tidak mungkin, mana ada yang seperti itu. Baiklah. untuk sekarang, aku menepis semua pertanyaan-pertanyaanku yang tak kunjung mendapat jawaban. Karena sekarang sudah menunjukkan pukul 17:15, yang mengharuskan aku untuk mandi dan menyiapkan makanan untuk bibi dan kedua sepupuku.

#######

Pagi ini guru olahraga tidak masuk, di karenakan istrinya melahirkan. Karena aku kurang berminat dengan pelajaran olahraga, jadi aku merasa lega pagi ini. Sekarang gadis bernama sarah baru saja duduk di sampingku, dan memberikan sebotol teh dingin di atas mejaku. "aku muak ze" mulainya sambil menaruh kepalanya di atas lipatan tangannya di atas meja. Aku menoleh sambil menunggu lanjutan katanya. "ayah ku selalu saja menekanku, apa dia tidak tahu kalau otakku sama seperti otak udang?." Aku hampir terkekeh mendengar pernyataannya. "kalau boleh jujur ya sar, kamu ga sebodoh itu. Mungkin ayahmu menekanmu karena kamu anak tunggal.otomatis Kamu itu harapan orang tua yang paling besar." Sarah mendongakkan kepalanya sambil memanyunkan bibirnya. "aku baru ingat, tadi aku menemukan ini di lokermu" sarah memberikan secarik kertas kecil. aku sedikit bingung, selama 2 tahun aku bersekolah di sini, baru kali ini aku di berikan secarik kertas.

Hai zena, gimana kabarmu? Harus sehat yaa

Saat aku membaca kalimat itu, perasaanku jadi tidak enak. Kenapa semua jadi terlihat nyata?, ku kira seseorang yang bernama zena ini hanya muncul di mimpiku. Namun sekarang nama itu malah muncul di kehidupan nyata ku.

"apa isinya?" pertanyaan sarah membuat lamunanku buyar, dan kembali aku menatapnya. "ini tentang mimpiku" sarah tampak bingung dengan perkataan ku "mimpimu?" tanpa berkata-kata lagi aku langsung beranjak dan segera menuju ruang sekret.

"ada keperluan apa nak?" sambut pak ferno. "pak, kalau boleh. Bisa gak saya lihat daftar nama siswa-siswi di sini?" pak ferno memandangku bingung. "buat apa ya?" Tanya pak ferno bingung.

"buat nyari nama yang namanya zena pak" jawabku dengan penuh harap, dengan cepat pak ferno menganggukkan kepalanya dan mengajakku ke ruang kerjanya.

Pak ferno duduk di depan komputernya sambil mengetikkan sesuatu. "tadi siapa namanya?" dengan cepat aku menjawab "zena, pak" langsung pak ferno mengetikkan nama zena di komputernya. Namun, tidak tertera nama zena di daftar nama siswa. Aku mulai pasrah dan mengucapkan terimakasih ke pak ferno sebelum pergi dari ruang sekret.

######

Sekarang aku sudah ada di rumah, keadaan rumah sekarang sedang sepi. Karena bibi pergi ke bandara, mengantar kedua anaknya untuk berkuliah. Tak lama aku langsung mengganti baju sekolah dan lanjut memasak, takut kalau-kalau bibi pulang cepat dari bandara.

Selesai memasak, akusegera mandi. dan entah kenapa, aku berinisiatif untuk membaca novel. Akuberbaring di Kasur sambil membaca halaman demi halaman novel yang kubaca. Taklama, entah kenapa nafasku sesak, dadaku seperti ada yang menekan kuat, sangatkuat. Novel terjatuh ke lantai, aku memegangi dadaku sambil mengatur nafas, namun semua itu sia-sia dadaku semakin lama, semakin sakit dan nafasku tersendat-sendat. Mataku semakin lama semakin buram, aku tak tau apakah ini akhir dari hidupku atau awal dari masalahku. Dan, sekarang aku tak bisa menahannya lagi. Mataku mulai tertutup, dan aku terkulai lemas di lantai kamarku.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THIS IS NOT A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang