[PERHATIAN]
Apa yang tertulis di sini adalah fiksi dan hanya karangan penulis. Penulis hanya berhak atas karakter fiksi dan alur cerita. Kebijakan pembaca sangat diharapkan.—
—————
"Harsa! Ayo cepet kita ke lapangan!"Harsa masih menguap di kursinya, sesaat sebelum tubuhnya ikut terseret dengan tangannya yang berada di genggaman sang kawan. "Kenapa sih kita harus upacara hari ini? Harus banget gitu? Gak bisa nanti-nanti aja?"
"Mana gue mampu anjir, udahlah nurut aja dulu." ujar gadis yang berambut cokelat pirang.
"Itung-itung menghargai yayasan sekolah kita gak sih?" celetuk seorang pemuda yang masih menggenggam lengan Harsa.
"Guys ayo lebih cepet!" seru gadis lain yang sedari tadi sibuk menyibak jalan.
Hari Senin ini memang hari dimana para guru dan murid di tempat Harsa bersekolah melaksanakan upacara. Hanya saja, agenda hari ini ditambah dengan hari jadi yayasan sekolah swasta nasional plus itu.
"Lu tidur jam berapa semalem?" sebuah pertanyaan dibisikkan oleh si pemuda yang jadi kawan Harsa. Pasalnya, Harsa tampak jelas sangat mengantuk.
"Jam 2? Lupa cok, tadi malem gue kejar lukisan gue yang retro itu. Nanggung tinggal dikit." tukas Harsa.
"Anjir, ya pantes lu kayak gak bernyawa. Good luck deh, semoga gak ketangkep lagi ketiduran." si pemuda merapikan rambut cokelat gelapnya sebelum kembali fokus dalam upacara.
Upacara berjalan lancar. Tim petugas beraksi seperti yang sudah dilatihkan, semua guru dan siswa mengikuti dengan khidmat; kecuali Harsa. Pemuda Han itu dengan setengah sadar mengikuti upacara. Bahkan ia baru sadar kembali ketika sudah boleh duduk di lapangan.
Kedua mata Harsa kembali terpejam dengan dagu yang bertumpu di atas tangan. Ia kembali terlelap dan tak menyadari bahwa di tengah lapangan sana, Mr. Aziz, guru PJOK mereka sedang memberi pengumuman.
"Untuk Jovanik Ardiwilaga kelas X-4! Selamat sudah meraih 2 medali emas di Rindam Jaya Swimming Sprint Challenge 2023 di Jakarta Timur pada hari Sabtu lalu, dan akan turun berlaga di O2SN tingkat Kota Jakarta Selatan bulan Juli nanti." gemuruh tepuk tangan mengiringi langkah kaki Jovan menuju tengah lapangan.
Setelah menerima medali dan foto bersama, mata Jovan sibuk mencari seseorang di barisan X-1. 'Ketemu.' desis batin Jovan, 'Yah, dia lagi tidur.'
'I wish, I could make you personally proud of me someday.'
Karena Jovan merupakan orang yang sabar. Ia dapat menunggu hari-hari esok untuk memberikan halaman baru untuknya. Untuk cintanya.
Dan aku juga akan memberi tahu kalian semua. Kalian yang akan membaca kisah ini. Bahwasannya apa yang dipikirkan Jovan itu benar. Karena hanya sebentar lagi saja, akan ada kisah baru yang akan terbuka.
Tenang saja, Kawan. Ini kisah tentang berenang dan melukis, kolam dan kanvas. Kisah ini sedikit lucu, akan ada banyak warna baru bercampur wangi petrichor dengan sedikit kaporit. Dan jangan lupa segenggam rasa yang terselip dalam konversasi sehari-hari, hampir di setiap malamnya.
Karena ini adalah kisah tentang dua pemuda, di ujung selatan Jakarta.
— happy reading!
Mal, 9/3/2023
00:01 AM
KAMU SEDANG MEMBACA
Art Pool | JoRua
FanfictionSejak disuruh Papa berjaga di kolam renang malam itu, Harsa mulai menyadari kehadiran Jovan di sekitarnya. Percakapan singkat mereka tiap harinya, menyiratkan romansa yang tak terucap. Dan mereka tetap menghiasi hari dengan akrilik dan air, dengan k...