XIX. Lacrimae Rerum

5.5K 764 141
                                    

⠀⠀Makanan di hadapan Lyra masih tak tersentuh, meski Blade sudah mengiriskan makarel mentah yang ia suka. Gadis itu hanya menatap piringnya sepanjang waktu makan, lalu beranjak pergi saat yang lain juga sudah selesai.

⠀⠀Hawk mengumumkan bahwa mereka akan mencapai beberapa pulau di perbatasan Mare Affinis dan Mare Nostrum nanti siang, demi mencari mermaid yang tahu keberadaan rumah si Pembunuh. Mengingat betapa tololnya mereka, Lyra yakin para mermaid akan menunjukkan guanya pada para pemburu dengan senang hati. Yang artinya, waktu Lyra untuk berlayar bersama Windrider tinggal sebentar lagi.

⠀⠀Karena itu, Lyra menuju kabinnya sendiri dan memutuskan untuk tidak melakukan apapun hari ini. Suasana hatinya tak mengizinkan.

⠀⠀Namun, langkah Lyra terhenti oleh satu sosok yang menghalangi pintu kabin.

⠀⠀"Kau kelihatan muram seharian ini."

⠀⠀Tentu saja Caspian akan menyadari semua ekspresi gadis itu. Lyra tahu sang kapten memperhatikan dengan khawatir sejak pagi, dan karena itu jugalah Lyra berusaha menghindarinya.

⠀⠀"Ada apa? Masih merasa tidak enak badan?" Tangan Caspian meraih lengan Lyra.

⠀⠀Yang ditanya menggeleng. "Baik-baik saja."

⠀⠀Pria itu sedikit membungkuk, mensejajarkan wajah mereka. "Lyr, apapun yang kau pikirkan, kau bisa menceritakannya padaku. Bagaimanapun, kau awak Windrider, yang artinya kau adalah tanggung jawabku."

⠀⠀Lyra memaksakan sebuah senyum. "Terima kasih."

⠀⠀Pembicaraan singkat itu disela oleh Gunnar, yang muncul tiba-tiba dari balik pintu geladak.

⠀⠀"Kapten, pulau-pulaunya sudah terlihat. Nigel di kemudi dan Hawk sedang menggunakan radar untuk mencari keberadaan para mermaid, tapi ternyata banyak karang di bawah permukaan."

⠀⠀"Berarti kita harus menggunakan sekoci," gumam Caspian.

⠀⠀"Tapi keberadaan mereka pun belum pasti. Mungkin saja tidak ada mermaid di sekitar sini." Gunnar mengangkat bahu.

⠀⠀"Tidak apa-apa. Kau beristirahatlah, aku akan ke ruang navigasi."

⠀⠀Gunnar memberi hormat, lalu cepat-cepat kabur ke tangga. Caspian menghembus pelan, menawarkan telapak pada Lyra yang menunggu dalam diam.

⠀⠀"Mau ikut?"

⠀⠀Gadis itu menimbang sejenak, kemudian mengangguk dan meraih tangan laki-laki itu. Mereka menuju geladak, dan beberapa pulau-pulau kecil memang sudah terlihat, bahkan dengan mata telanjang. Nigel bersiul-siul di atas jejuri, memegang roda kemudi santai.

⠀⠀Masuk ke ruang navigasi, Hawk sedang memperhatikan benda persegi dengan penutup kaca bundar di atasnya.

⠀⠀"Apa yang kau dapatkan?" tanya Caspian, mendekat bersama Lyra.

⠀⠀"Batu karang, karang, karang… dan karang lagi." Hawk menunjuk beberapa titik hitam yang berkumpul. "Tidak ada pergerakan hewan atau makhluk besar sama sekali sejauh ini."

⠀⠀Caspian mencebik, menyugar rambut ke belakang dengan kening berkerut. Ia memperhatikan kaca, lalu beralih ke peta di atas meja. Lalu ke kaca lagi, dan mengambil teropong panjang. "Aku akan memberitahu Nigel untuk mengitari perimeter."

⠀⠀Begitu Caspian tak terlihat, Lyra menyikut pinggang Hawk dan menunjuk satu titik pada peta. "Di sini. Mermaid bodoh."

⠀⠀"Kau ini dendam sekali dengan mermaid," decak Hawk, memeriksa titik itu, "benar kan ini tempat mereka? Bukan jebakan menuju monster laut?"

Of Sea and FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang