02-Meet Again

14 2 0
                                    

"Lo?!" ucap Alphares melihat siapa yang akan menjadi calon istrinya. Ternyata si cewek yang baru dia bully tadi di sekolah, cewek pendek yang membuat onar kepada Brigitta, cewek yang baru pertama kali Alpha lihat dan sekarang sudah menggunakan gaun putih yang mewah, berdiri di hadapannya.

"Jadi kak Alpha yang mau menikahi aku?" tanya Sheila merasa tidak terima. Di depannya, Alphares berdiri dengan tuxedo yang senada dengan jas putihnya, cowok itu terlihat tampan, dan dari penampilannya dia bisa digambarkan bagaikan malaikat tapi, semua itu hanya formalitas karena banyak orang yang tau bagaimana seorang Alphares bersikap di luaran sana.

Sheila ingin menolak dan membatalkan pernikahan ini, tapi apa dia bisa menolak kalau dia sudah terlanjur mengatakan 'iya' kepada Miranda. Apa dia bisa menolak, melihat semua persiapan dari gaunnya yang dibanderol dengan harga tinggi, dekorasi gereja yang tidak bisa dibilang biasa saja, dan kamera di setiap sudut ruangan.

"Cepat Ares, semua kamera sudah di susun di setiap sudut gereja!" Seorang pria muncul di antara perbincangan mereka berdua. Kamera yang dimaksud adalah kamera yang akan menyorot setiap acara yang akan dilewatkan dan disiarkan langsung kepada Nadia yang saat ini berada di rumah sakit.

Ares melangkah dengan acuh memasuki gereja, dan diikuti Sheila setelah pria itu yang bernotabe sebagai pamannya Ares, mengajaknya juga untuk masuk.

Setelah sepersekian detik dan menit waktu untuk persiapan, sekarang lah waktunya Alpha dan Sheila berdiri di depan altar, di depan pendeta yang memegang buku suci, di depan dua temannya Ares dan jauh di depan Nadia.

"Silahkan mempelai pria mengucapkan janji!"

"Saya hamba Tuhan, Alphares Wirasana, mengambil engkau Sheila Atmajaya sebagai istri saya untuk tinggal bersama saya di sisa umur yang saya punya. Dalam suka maupun duka, dalam sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin, berjanji di hadapan Sang Pencipta untuk mencintaimu."

Sheila menundukkan kepala. Air matanya tertumpah begitu saja. Padahal belum sempat juga dia mengucapkan janji sakralnya, dan air matanya juga tidak bisa diajak bekerja sama. Melihat hal itu, Alphares mengeram marah.

Sial, membuang waktu gue aja!

"Sekarang calon mempelai wanita yang mengucapkan Janji!" ujar pak pendeta.

"S-saya hamba Tuhan Sheila Atmajaya, menerima engkau Alphares Wirasana sebagai suami saya dalam suka maupun duka, dalam sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin dan berjanji di hadapan Sang Maha Pengasih untuk mencintaimu." Setelah mengatakan kata yang paling akhir, kini tangisan Sheila semakin pecah.

Pendeta tersenyum. "Baiklah, sekarang kalian sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Dan disaksikan langsung oleh saksi yang hadir dan Tuhan. Sekarang, mempelai pria dipersilahkan mencium kening sang istri!"

Shit, kenapa harus ada acara beginian.

Cepat-cepat Alphares mencium kening Sheila dan bibirnya dengan kening Sheila hanya sekedar bersentuhan, dan tidak bisa dibilang lama.

Setelah pendeta keluar meninggalkan gereja, Alphares juga ikut dengan cepat meninggalkan gereja dan Sheila.

Gadis itu langsung menjatuhkan dirinya di atas lantai dengan air mata yang menderas.

Kenapa secepat ini Tuhan? Kenapa harus dia? Kenapa harus aku yang ada di posisi ini?

Rion dan Danil-- temannya Alphares -- merasa nyesek melihat gadis itu menangis sesugukan. Bahkan dengan tidak punya perasaan, Alphares malah meninggalkan Sheila sendiri di sana.

"TIDAK!!!" Itu suara Alphares dari luar.

Mendengar suara itu, Rion berlari ke arah luar dan Danil mendekat kepada Sheila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alphares dan SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang