"Pokok nya kita harus pulang bareng bareng, jangan sampai gue sendiri yang pulang." Ucap Tari menatap satu persatu teman teman nya itu.
Berawal dari mimpi dan berujung sebuah kesialan
- Semua nama tokoh dan tempat di cerita ini di samarkan. Terimka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Batari Ambar Suryamono, yang biasa di panggil Tari adalah seorang siswi Sekolah Menengah Atas yang mengalami kejadian horor. Yang awal nya hanya sebuah mimpi dan berujung kesialan.
Bermimpi horor saja sudah seram, apalagi menjadi mimpi itu menjadi kenyataan. Hal itu membuat Tari menjadi trauma. Hampir seluruh kejadian nya sama persis seperti yang ada di mimpi nya. Tari hampir kehilangan semua teman dekat nya dan juga nyawa nya.
Sungguh, Tari tak pernah membayangkan ini. Sangking tak percaya nya, ia hampir trauma 2 tahun lama nya.
Setelah kejadian itu, ia selalu menangis dan mengurung diri di kamar. Tari hampir menjadi gila. Ayah dan Ibu nya susah payah menyembuhkan trauma Tari selama 2 tahun itu.
"Tari, sudah dong.. jangan menangis terus.." Ucap Layli -Ibu Tari- sembari menenangkan Tari yang sedang menangis meringkuk di kasur seraya menarik narik rambut nya sendiri.
"Tari sayang.. jangan di tarik tarik rambut nya Nak.. sudah cukup, nanti sakit kepala nya Nak.." Retno -Ayah Tari- berusaha melepaskan tangan Tari dari kepala nya. Retno hampir menangis melihat anak perempuan satu satu nya seperti ini. Sudah berbagai cara ia berikan untuk membantu menyembuhkan Tari. Mulai dari di bawa ke dokter Psikolog terdekat, terapi kesehatan mental, dan cara lainnya.
"Tari mau apa sayang? Bilang ke Ayah, nanti Ayah belikan. Tapi jangan kayak gini ya Nak.. berhenti, Ayah mohon.." Retno berucap bergetar, tangan nya memegang tangan kecil Tari yang masih menarik narik rambut nya. Tari mendongak menatap sang Ayah dengan mata sembab dan air mata yang memenuhi mata nya serta membasahi pipi nya.
"T- tari, mau, hiks, mau, kumpul, hiks, sama, teman Tari, hiks." Tari berucap dengan suara bergetar dan mulai menetes kan air mata nya lagi. Layli langsung memeluk tubuh Tari yang bergetar dan mengelus pundak dan puncuk kepala Tari dengan lembut.
"Iya sayang, besok Ibu bakal bilang ke teman teman kamu ya, buat ke rumah, nanti mereka main ke sini ya? Sudah ya? Cukup ya Nak.." Layli mencium kening Tari dan menghapus air mata putri satu satu nya itu. Lalu melepaskan perlahan pelukannya.
"Iya Nak, boleh, besok Ayah dan Ibu suruh teman teman mu main ke rumah ya.. Sudah cukup ya Nak, jangan nangis lagi.." Retno mengelus rambut Tari dan merapihkan rambut Tari lalu setelah nya mencium puncuk rambut Tari. Tangan Tari terulur untuk memeluk sang Ayah yang tengah mencium puncuk rambut nya itu. Retno segera membalas pelukan itu sembari tangan kanan nya mengelus surai rambut panjang Tari.
Layli ikut bergabung dalam pelukan itu dengan tangan kiri Retno yang merangkul punggung sang Istri untuk ikut ke dalam pelukan hangat itu.
***
Untuk prolog segini dulu ya, Terimakasih sudah membaca dan jangan lupa untuk vote cerita ini ya.. Salam manis.
