"Hari ini gue harus ke sekolah buat serahin tugas, habis itu gue harus ke toko buku buat beli novel Nebula, beli makanan juga buat cemilan nanti terus apa lagi ya?" tanya Alexa pada dirinya sendiri.
Gadis yang sedang memakai sepatu itu sepertinya melupakan sesuatu. Selalu menjadi kebiasaan kalau ia hendak keluar rumah. Sekali ke luar semua langsung dikerjakan. Sebenarnya dari minggu kemarin ia sudah ingin ke toko buku tetapi karena cuaca yang panas dan pandemi ini niatnya ia urungkan. Bahkan ia hampir lupa bahwa ia ingin membeli buku jika gurunya tidak menyuruhnya mengumpulkan tugas. Hitung-hitung sekalian ke luar lah. Sekali mendayuh dua tiga pulau terlewati, begitu prinsipnya. Jadi jangan heran jika to do list nya akan panjang hari ini.
Sepertinya Alexa sudah mengingatnya. Ia harus pergi ke cafe dekat toko buku untuk bertemu dengan teman barunya, teman online selama pandemi. Yahh sekarang ia ingat lagi kalo ia harus pergi ke toko kue. Tadi mama nya menyuruhnya sekalian membeli beberapa bahan kue. Oke sepertinya semua rencana keluar hari ini sudah diingatnya.
"Oke, nanti gue harus ke sekolah, terus ke toko buku, cafe, ke Alfamart, terus yang terakhir ke toko kue. Ada 5 tempat gue harus inget, apa perlu gue catet ya, gak usah lah gue inget kok. Oke sekarang tinggal pesen ojek online nya," ulang Alexa kepada dirinya sendiri.
"Loh jam berapa ini kok belum berangkat?" tanya mama Alexa ketika Alexa baru turun. "Tadi jam nya diubah jadi jam 9, Mah," jelas Alexa.
"Oo gitu. Jangan lupa pesenan mama ya!" ingat mama alexa. Sifat pelupa Alexa itu memang sudah dihapal di luar kepala oleh anggota keluarganya. Pernah suatu hari saat mama nya titip membeli beberapa kebutuhan dapur saat Alexa keluar tetapi setelah sampai rumah ia hanya menenteng novel dan minuman yang dibelinya di cafe dekat toko buku. Alhasil ia harus kembali keluar rumah untuk membeli pesanan mamanya. Sebenarnya ia sudah malas kembali lagi tapi berkat ancaman mamanya lah ia harus pasrah kembali lagi. Daripada tidak bisa makan siang nanti ia lebih memilih untuk berpanas-panasan kembali. Sungguh melelahkan.
Perlu kalian tahu, itu bukan pertama kalinya Alexa melupakan titipan mamanya. Mungkin jika dihitung dengan jari sudah tidak bisa. "Tenang Ma, kali ini Alexa inget kok. Sekolah, toko buku, cafe, alfamart, terus toko kue. Ingetkan," ucap Alexa berbangga diri.
"Hmm iya inget. Awas nanti sampe jalan lupa," ingat mama Alexa kembali. "Tenang Ma. Alexa gak akan lupa. Eh ojol nya dah sampe aku berangkat dulu ya Ma. Assalamualaikum." Setelah mengucapkan salam dan mencium tangan mamanya, Alexa segera berlari keluar rumah. Ojolnya sudah datang. "Ayo pak berangkat," ucap Alexa setelah berhasil memakai helm yang diberikan bapak ojolnya.
Tujuan pertamanya hari ini adalah sekolah. Ini kali pertama Alexa mengunjungi sekolahnya setelah lama melakukan sekolah daring. Sepertinya sekolahnya sedikit berubah, yah catnya sekarang telah berganti warna, lebih cerah. Ini baru jam 9.10 dan sepertinya teman sekelasnya belum ada yang datang. Mengingat temannya membuat janji untuk ke sekolah jam 09.30 dan masih sekitar 20 menit lagi. Sepertinya kali ini Alexa tidak bisa bertemu dengan temannya. Ia sudah ada janji jam 10 nanti dengan teman barunya dan belum lagi ia harus ke toko buku. Ia tak yakin bisa cepat keluar jika sudah di toko buku. "Ya udahlah, lain kali aja ketemunya. Sekarang gue harus ke ruang guru dulu," ucap Alexa menenangkan dirinya.
Setelah urusan di sekolahnya selesai, Alexa segera memesan ojol kembali untuk pergi ke toko buku. Dia beruntung kali ini ojolnya cepat sekali sampai. Tanpa menunggu waktu lama Alexa segera naik dan melesat menuju toko buku. Semangatnya kembali membara jika sudah mengingat akan melihat banyak buku nanti.
"Terima kasih pak," ucap alexa setelah membayar ojolnya. Ia sudah tidak sabar lagi dengan segera ia menuju rak yang ditujunya dan mencari buku incarannya. "Eh maaf kak," karena terlalu bersemangat hendak membayar buku incarannya, ia sampai menabrak bahu salah satu pengunjung toko itu. "Iya gak masalah," balas laki-laki yang tadi ditabraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Cerpen
Short StorySemua bisa menjadi media. Semua tergantung kita. Jika kita mau kenapa tidak diwujudkan saja. Ini adalah media menulisku. Tempat dimana hanya karyaku dibaca oleh khalayak ramai tanpa melihat siapa penulisnya. Aku akan sangat senang dengan segara apr...