Hari pertama pembacaan naskah serta pendekatan agar pemain lebih masuk ke dalam karakter telah tiba, peat datang paling akhir dengan pakaian yang sama pada saat audisi.
Kulit putihnya semakin tercetak jelas dan kali ini penampilan peat tampak lebih segar juga imut. Peat memberi wai dan meminta maaf pada sutradara kemudian berjalan ke arah boss yang sudah menunggunya.
"Boss." Bisik peat di telinga pria itu saat merasakan ketegangan.
"P'peat akan mengetahuinya sebentar." Jawab boss sedikit berbisik membuat peat bibir peat mengerucut dan menjauhkan tubuhnya beberapa centi dari boss.
Boss yang tau kalau kakaknya itu sedang kesal hanya menggeleng pelan, menarik tubuh peat agar lebih dekat dengannya dan meminta pria yang lebih tua untung diam begitu melihat sutradara menatap ke arah mereka.
"Boss, peat! Tampil ke depan." Suruh sang sutradara yang langsung diikuti keduanya.
Selama pembacaan naskah dan pembangunan karakter, sang sutradara beberapa kali menghela napasnya dan menggeleng pelan melihat keempat aktornya.
Bagi sang sutradara, entah mengapa chemistry keempatnya terlihat tidak cocok meskipun boss dan peat selalu menjadi partner.
Cut
"Beristirahatlah, aku akan memulainya lagi setelah itu dan kalian berempat! Berlatihlah lebih baik lagi," ujar sutradara
Selepas kepergian sutradara, keempat pria itu berkumpul bersama membuat lingkaran dan berdiskusi terkait karakter masing-masing.
"P'peat! Apa aku membuat kesalahan?," tanya noeul menunduk. Ia merasa kalau kemarahan sutradara itu karena dirinya yang sering melakukan kesalahan.
"Berhenti menyalahkan diri sendiri nong, phi juga melakukan kesalahan saat pembangunan karakternya. Sutradara hanya ingin yang terbaik jadi sikapnya memang seperti itu," bujuk peat
Mata peat melirik ke arah pria yang berada di samping noeul, mengerutkan dahinya karena pria itu sangat pendiam hari ini namun peat tidak ingin ikut campur dan hanya membiarkannya.
"P'peat!." Peat yang dipanggil membuka matanya dan mendapati boss serta noeul di sana.
"Pergilah, aku sangat mengantuk boss," usir peat halus
Boss dan noeul mengangguk dan pergi dari sana. Namun, sebelum itu boss menanyakan makanan apa yang peat inginkan biar boss membelinya.
Fort membawa bekal jadi ia tidak ikut bersama mereka, lalu matanya terpaku pada pria yang tertidur di sudut ruangan dengan damai. Fort mendekat, memperhatikan wajah peat dengan dalam.
"Cantik," Gumam fort
Seperti tertarik oleh sesuatu, tubuh fort bergerak dengan sendiri mendekat ke tubuh peat. Keduanya tidur bersama dimana fort memeluk peat dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Life
JugendliteraturKisah tentang perjalanan hidup dalam mengejar karir dan cinta. Takdir yang mempertemukan 2 orang sampai saat ini melalui film.