CUT....
Suara sutradara terdengar begitu lantang hingga membuat sebagian kru langsung mencari tempat berteduh, begitu juga dengan para aktornya.
"Fort, mengapa kamu tidak mengikuti adegan yang ada di naskah?." Tanya mame selaku penulis naskah setelah berada di sebelah kedua aktornya.
"Apa ada yang salah phi? Tapi, sutradara tidak memotongnya jadi aku dan fort terus melanjutkannya." Sahut peat mendekat karena tak ingin nong-nya itu dimarahi.
"Apa kamu tidak tau peat? Adegan dimana fort menciummu itu tidak ada dinaskah," balas phi mame
Peat menaikkan sebelah alisnya setelah mendengar ucapan phi mame. Tapi menurutnya hal ini bukanlah masalah yang besar.
"Tentu saja aku tau, aku yang meminta fort melakukannya untuk lebih menghidupkan suasananya. Aktor lain banyak yang melakukan hal yang sama bahkan kadang sangat berbeda dari yang ada didalam naskah," tutur peat membela fort
"Tentu saja boleh! Sutradara juga tidak mempermasalahkannya, hanya saja fort sudah beberapa kali melakukan adegan diluar naskah," ujar phi mame pada peat
"Phi tidak perlu khawatir, fort tidak akan melakukan kesalahan terlebih lagi ia sudah pernah memainkan peran yang sama sebelum ini," peat mengatakan dengan tenang agar tak menyulutkan emosi kedua pihak.
"Baiklah, phi akan mengambil makanan kalian berdua. Kalian latihan saja untuk adegan selanjutnya." Fort dan peat memberi wai serta berterima kasih pada phi mame sebelum wanita itu meninggalkan mereka.
Fort tak menyangka kalau pria yang sering menunjukkan sikap dingin padanya kini membela dirinya. Hanya saja, kesenangan fort tidak berlangsung lama karena peat pergi meninggalkannya setelah mengatakan hal itu.
Tak akan memberi kesempatan untuk peat menghindar atau menjauh darinya, fort berlari menyusul peat yang wujudnya masih nampak sedikit di matanya.
Peat berjalan menuju parkiran, menemui boss yang saat ini mengantarkan makanan untuknya.
"Maaf ya, tadi ada masalah sedikit. Kamu udah lama nunggunya?." Tanya peat mengambil bungkusan dari tangan boss
"Tidak apa-apa phi, kebetulan hari ini aku ingin menjemput noeul juga jadi sekalian mengantarkan makanan untuk phi ." Dengan mata sedikit menyipit dan dahi mengkerut, peat menatap boss.
Peat tidak menyadari jika ekspresi yang ia tampilkan bukan seperti orang yang kebingungan, melainkan ekspresi sedang mengejek atau menggoda yang membuat boss sedikit kesal.
"Phi jangan berpikir aneh-aneh, malam ini aku juga punya jadwal syuting jadi sekalian mengajak noeul pergi bersama," sungutnya
"Aku tidak mengatakan apapun, lagipula itu bagus untuk kalian lebih meningkatkan chemistry. Sudahlah, phi kembali dulu nanti phi mame mencariku." Boss mengangguk, melambaikan tangan sebelum kembali mengemudikan mobilnya.
Peat tersenyum senang melihat isi plastik yang boss bawa untuknya. Ia mengambil sebuah puding berukuran sedang lalu memakannya sambil berjalan kembali ke lokasi syuting.
Seseorang berdiri 10 langkah dari posisi peat, menatapnya dalam diam menikmati senyuman yang indah dihadapannya.
"Aw nong fort, apa yang kamu lakukan disini?," tanya peat
Pemuda itu bukannya menjawab pertanyaan peat malah melangkah mendekati peat yang membuat pria cantik itu perlahan berjalan mundur.
"Apa yang kamu-"
"Ai fort !!!! Kembalikan es pudingku." Teriak peat saat fort merebut puding miliknya lalu berlari begitu saja.
Peat mengejar fort sambil misuh-misuh karena makanannya direbut, semua kru yang melihat mereka hanya menggeleng -geleng kecil seperti pemandangan itu sudah biasa.
Peat menambah kecepatan larinya, menarik tangan fort dan ingin mengambil kembali pudingnya. Sayangnya, kecepatan tangan fort lebih cepat dan langsung memasukkan puding itu kedalam mulutnya dalam 1 kalo suapan.
Sebenarnya peat tidak marah, ia hanya kesal pada fort. Saat melihat pudingnya lenyap dalam mulut pemuda itu, peat langsung ngambek dan hendak meninggalkan pemuda itu lagi namun fort dengan cepat menahannya.
"A a a, baiklah! Aku minta maaf karena membuat phi marah." Dengan kelopak mata mengecil serta bibir yang melengkung kebawah, fort membujuk pria cantik itu dan berhasil.
Manajer fort menghampiri mereka berdua dan memberikan sebungkus keripik pada fort, peat menatap keripik itu dengan tatapan berbinar.
Senyum tipis terkesan licik muncul di wajah fort, ia membuka dan mengambil satu buah keripik kemudian berpura-pura menyuapi pria cantik di hadapannya.
Mulut kecil peat terbuka dan siap untuk menikmatinya tapi fort sangat jahil, keripik itu baru masuk setengahnya lalu dia langsung menariknya kembali, memasukkan keripik yang sudah terkena air liurnya ke dalam mulutnya.
Dalam hati peat masih kesal, namun kekesalannya tidak lebih dari rasa terkejutnya melihat fort tersenyum senang menguyah keripik bekas mulutnya.
Tidak berhenti disitu, fort terus menggoda peat dengan memanggilnya 'baby' setiap kali ada kru yang lewat atau setiap kali melihatnya.
............
Disisi lain, ada boss yang masih menunggu noeul bersiap. Ia memainkan ponselnya sambil mendengarkan lagu dari band favoritnya.
Fokusnya sedikit terganggu ketika jendela mobilnya diketuk dari luar.
"Maaf membuatmu menunggu lama," ucap noeul merasa tidak enak hati
"Tidak apa-apa, kita juga tidak sedang buru-buru," jawab boss santai.
Rencananya, mereka berdua akan makan bersama dulu sebelum menuju lokasi syuting (rumah boss).
Rasa nyaman dikeduanya sudah mulai muncul karena terus menghabiskan dan menghafalkan naskah bersama. Kadang, beberapa adegan mereka lakukan diluar skrip, saking dekatnya.
Hal itu bukan mereka saja yang melakukannya, melainkan fort dan juga peat. Seperti saat ini, dimana adegan selanjutnya adalah adegan ranjang.
"Jangan kaku phi, lakukan sesuai apa yang aku katakan." Peat menatap ragu pada fort, pasalnya mereka sudah beberapa kali mendapat adengan ciuman dan fort akan sangat agresif padanya.
"Bisakah kamu menciumku dengan lembut?," tanya peat namun fort tak menjawabnya.
Sutradara sudah meminta mereka untuk take adegan dan mereka beberapa kali juga mengulang adegan itu, yang membuat salah satu staf dan phi mame mendekati fort.
"Fort! Lakukan dengan lembut dan pelan, oke na?" Ucap staf dan fort mengangguk
Ibarat tikus yang diberi peringatan namun tak menghiraukan peringatan tersebut, fort juga seperti itu. Saat take adegan dimulai, ia terus saja melakukan kesalahan dengan mencium peat kasar.
Jujur saja peat jengah dan juga capek, ini adalah adegan terakhir mereka tapi fort terus saja melakukan kesalahan yang membuatnya pulang sedikit lambat.
"Oke! Ini adalah adegan terakhir, fort lakukan seperti apa yang telah mame ajarkan padamu." Teriak sutradara yang cukup jauh dari para aktor.
Sebenarnya fort bisa saja mengikuti arahan kru untuk mencium peat lembut. Hanya saja bibir peat yang kecil namun berisi itu membuatnya candu dan ingin melahap habis benda kenyal itu.
Suara perseteruan mulut bercampur dengan sedikit air liur dari keduanya terdengar nyaring dikamar itu, sutradara tak memotong adegannya dan membiarkan fort melakukan apapun yang diinginkannya.
Lelah juga jika harus menegur fort berulangkali jadi sutradara membiarkannya, apalagi ciuman mereka terlihat cukup alami meskipun fort beberapa kali menekan peat untuk memperdalam ciumannya.
.
.
.
.
.T. B. C
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Life
Novela JuvenilKisah tentang perjalanan hidup dalam mengejar karir dan cinta. Takdir yang mempertemukan 2 orang sampai saat ini melalui film.