#3

1.5K 113 34
                                    


━⁠☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

Cuaca di pagi ini benar benar cerah, namun tak secerah wajah lelaki yang masih nyaman bergelung dengan selimut tebalnya.

Hari ini ia memiliki jadwal ospek sebagai maba di Universitas Knights Of Knowledge yg ada dipusat kota.

Suara gedoran pintu yg berkali kali ibunya kumandangkan itu mengganggu mimpi indah sang adam.

"Iya, Bun, Ava bangun!" Telinganya hampir pecah, ibunya mengganggu tidurnya namun ia juga harus segera bersiap dan berangkat untuk ospek.

"Damnit!" Jam dinding mewah yang terpampang jelas dari kasur besar miliknya itu menampilkan pukul setengah delapan padahal ospeknya akan dimulai setengah jam lagi.

Lelaki itu melompat turun dari kasurnya dan segera berlari kearah kamar mandinya.

Menggosok gigi secara terburu-buru dan mencuci mukanya secara kasar.

Persetan dengan mandi, ia akan mengganti dalamannya saja dan segera berangkat.

______

"AVA! SARAPAN DULU!" Lelaki yg dipanggil ibundanya Ava itu berlari terbirit-birit setelah turun dari tangga. Ia mengambil roti selai yg sudah disiapkan ibundanya dan segera berlari keluar.

"AVA TELAT BUN!" Masuk kedalam mobil yg sudah siap dengan supirnya dan mengabaikan semua telepon dari temannya, Haris.

Rambut yg tidak tertata rapi, kemeja yang lecak, celana jeans yg tergulung sedikit keatas, dan tas yang ia bawa di bahu sebelah kirinya.

Perempuan cantik yg menjadi panitia ospek itu berdiri tepat didepannya dengan kedua tangan yang ada didalam saku almamater berwarna biru tua.

"Kenapa bisa telat?" Suara dalam dan berat dikeluarkan kearah Marva.

Marva menatap name tag yg terkalung rapih di leher sang perempuan, Kalea Stallone.

Wah, suaranya saja sudah membuatnya bergidik, tubuh yang tegap, tinggi yang setara dengannya, rambut yang diikat dengan low bun style, dia sangat menarik.

Perempuan itu cantik.

Haris, teman Marva yg menatap sahabatnya melamun tepat dihadapan seniornya itu hanya menggelengkan kepala dari jauh.

"Si goblok malah ngalamun." Ucapnya.

Jentikan jari yang ada didepan wajah Marva berbunyi cukup keras hingga menyadarkan Marva dari daydreaming.

"Saya bertanya, kenapa bisa telat?" Tanya Kalea dengan suara lebih berat dan itu membuat Marva tersenyum kearah seniornya.

"Kesiangan, Kak." Jawabnya dengan mata yg menatap lurus kearah Kalea.

Kalea mendengus dan segera menunjuk kearah sekelompok orang yang sedang berjalan bebek memutari seluruh barisan maba yg sudah tertata.

"Puterin barisannya sampai 15 kali. Kamu baru hari pertama aja udah telat, gimana kalo ada mapel pagi? Mau absent mulu kamu?" Pertanyaan yg sederhana namun nada suara yang Kalea gunakan sangat mengintimidasi.

Little Space - Mark [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang