#4

1.5K 122 22
                                    


━⁠☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

Suara cabul yang dihasilkan oleh kegiatan kedua mahasiswa yang saling mencumbu itu mengudara diruangan kecil tersebut.

Usapan sensual di pinggul lelaki itu membuat sang submisif mengeluarkan lenguhan geli dari sela-sela kegiatan cabul mereka berdua.

Sang dominan menarik terlebih dahulu kepalanya untuk memutuskan cumbuan yang mereka perbuat.

Satu benang saliva tersambung dari bibirnya dan bibir milik lelaki cantik dihadapannya. Ibu jari Kalea bergerak untuk mengusap bibir bengkak milik Haris secara perlahan.

Mata yang sayu, wajah yang memerah, bibir yang sedikit terbuka, itu semua bagian indah dari tubuh Haris. Kalea menyukainya, sangat.

"Kamu cantik. Cantik banget." Puji Kalea yang ditujukan untuk lelaki yang bergerak melingkarkan kedua kakinya dipinggang dan melingkarkan kedua lengannya dileher sang dominan.

"Im hhh.. yours, Kak." Ucapan Haris sempat terpotong karena kontol miliknya mulai mengeluarkan precum dan tubuhnya bergetar hanya karena ciuman intens yang diberikan oleh Kalea.

Perempuan itu tersenyum puas dan kembali mendekatkan wajahnya kewajah Haris yang ikut mendongak untuk menerima ciuman dari Kalea, namun hampir saja bibir mereka menempel, suara dering telepon dari handphone Kalea terdengar menggema.

Tertulis nama "M. Dominic" di layar teleponnya.

"Siapa, Kak?" Tanya Haris dengan suara manja dan berat, ia kepalang sange malah ada aja gangguannya.

"Temen. Wait." Kalea berjalan menjauh dari Haris dan mengangkat telepon yang berasal dari Marva.

"Ken-" Belum sempat Kalea menanyakan kenapa, suara tangisan dari laki laki yang semalaman ada di apartnya itulah yang terdengar dari seberang sana.

Kalea menjauhkan telepon dari telinganya dan menatap kearah layar teleponnya untuk memastikan apakah itu benar-benar Marva yang menghubunginya.

Kembali menempelkan telepon ke telinganya dan mendengar panggilan aneh dari Marva.

"Bubun.. Ava takut.. kenapa ava sendiri bubun?". Alis perempuan itu semakin menukik dan menoleh kearah Haris yg sibuk dengan tubuh lacurnya sendiri. Ia benar benar sange, ia hanya bisa berharap jika Kalea akan membantunya sembari memainkan puting keras miliknya.

Kalea menggeleng kan kepalanya karna Haris benar benar terlihat seksi saat ini. Astaga haruskah dia membuat lelaki itu mendesah keenakan dikungkungannya sekarang juga?

"Who is bubun?" Tanya Kalea dengan suara yang halus.

"Huks.. Bunda..." Kalea tidak tahu harus apa, ia hanya menitipkan pesan pada Marva untuk menunggunya sekitar 20 menit.

Mematikan sambungan telepon itu dan segera berbalik menuju kearah Haris.

"Sayang, aku dapet kabar kalo ada hal yang mendesak sekarang, can i go now?" Tanya Kalea dengan berat hati kepada Haris yang sempat tersenyum lebar saat menatap Kalea yang berjalan kearahnya namun senyuman itu menghilang seketika.

"Uhh! Tega banget? Kamu mau biarin aku sange sendirian disini?" Dengusan dan omelan Haris ia keluarkan bersama. Kalea mengusap lembut bahu dan punggung milik sang submisif lalu mengecup lembut pipi, hidung, dan bibir milik Haris.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Space - Mark [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang